Fadli Zon: Wiranto Jadikan DKP Alat Politik
Oleh: Ajat M Fajar
nasional - Selasa, 24 Juni 2014 | 13:45 WIB 

http://nasional.inilah.com/read/detail/2112801/fadli-zon-wiranto-jadikan-dkp-alat-politik#.U6kkZ_JSRQU


INILAHCOM, Jakarta - Wakil Ketua Tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta, Fadli 
Zon menilai Dewan Kehormatan Perwiran (DKP) 
merupakan alat politik Wiranto saat masih menjadi Panglima ABRI 
(Pangab).

"Makanya DKP itu kemudian menjadi alat politik
 Pak Wiranto. Karena Pak Wiranto memang ingin menyingkirkan Pak Prabowo,
 sehingga dipakailah alat ini dan dia berhasil menyingkirkan ketika 
itu," ujar Fadli di Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Menurut dia, 
jika saat ini Wiranto tak membentuk DKP dan menyeret Prabowo dalam kasus
 pelanggaran HAM dan penculikan aktivis mahasiswa 1998, maka karier 
militer Prabowo akan tetap bersinar.

"Sebenarnya kalau tidak ada 
DKP, Pak Prabowo saya kira akan lanjut pangkatnya sebagai jenderal penuh
 yah. Dan ya karena ini dianggap suatu saingan, ya dia (Wiranto) jadikan
 itu alat politik," tandasnya lagi.

Fadli mengatakan, keputusan 
Wiranto untuk menjadikan DKP sebagai alat politiknya kembali terulang di
 2014. Sebab Wiranto menyampaikan pernyataan yang berbeda dengan fakta 
yang sebenarnya terjadi. Hal ini dimaksudkan untuk kembali menjegal 
Prabowo yang saat ini maju sebagai capres 2014.

"Dan sekarang setelah 16 tahun dijadikan lagi alat politik lagi," tegasnya.

Dia mengungkapkan, satu hal yang perlu diingatkan ke publik jika Prabowo tidak 
terbukti menjadi dalang dalam kerusuhan 1998.

"100%
 sudah ada kepastian hukum. Tidak ada sedikitpun keraguan soal itu. Jadi
 Pak Prabowo tidak terlibat dalam hal apapun seperti yang dituduhkan. 
Kalau penanggung jawab yang paling atas, ya namanya Pak Wiranto sebagai 
Panglima ABRI. Kemudian juga untuk kerusuhan Mei orang yang paling 
bertanggung jawab, ya namanya Wiranto," tambah Sekjen Partai Gerindra 
tersebut, mempertegas.
Terkait dengan kasus pelanggaran HAM ini, 
sebelumnya Wiranto menggelar jumpa pers. Dia menuduh Prabowo sebagai 
dalang penculikan aktivis 1998. [yeh]

Kirim email ke