Eksekusi Makam Mbah Priok
Makam Mbah Priok & Cerita Mistis Satpol PP
Makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad itu kemudian dikenal sebagai Makam 
Mbah Priok.

VIVAnews â€" Makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad atau yang dikenal sebagai 
Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, menyimpan cerita sejarah sehingga sangat 
dihormati warga. Bahkan, ketika pendopo makam akan dibongkar pemerintah, 
pengikut rela mati mempertahankannya.

Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan Habib Hasan merupakan salah 
satu tokoh yang dikenal sebagai penyiar agama Islam. Dia berasal dari Pulau 
Sumatera.

Habib bisa sampai di tanah Batavia (Jakarta) awalnya karena perahu yang 
ditumpanginya dihajar badai ketika hendak melintas di dekat Batavia.

Tetapi, pada waktu itu habib selamat dari amukan badai. Konon, dia selamat 
karena menemukan periuk. Dengan periuk itulah habib berhasil menepi ke Batavia.

Sejak itu, Habib Hasan tinggal di Batavia dan menyiarkan agama Islam di sana. 
Tidak lama kemudian, kawasan tempat di mana habib pernah selamat dari badai itu 
dinamai Tanjung Priok.

Habib Hasan meninggal di Batavia. Untuk mengenang perjuangan habib, pengikutnya 
membangun makam sekaligus masjid untuk mengadakan majelis taklim. Makam di Koja 
ini kemudian dikenal sebagai makam Mbah Priok.

Tempat itu kemudian dikenal luas. Tiap akhir pekan, sampai sekarang, sedikitnya 
1.500 orang mengikuti pengajian di sana.

Sampai akhirnya timbul kasus. Bangunan pendopo makam Mbah Priok dinyatakan 
berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II sehingga menyalahi aturan dan harus 
ditertibkan.

Sebenarnya sudah beberapa tahun lalu, upaya penertiban pendopo akan 
direalisasikan. Tetapi, ahli waris makam Mbah Priok menolak keras. Sampai 
akhirnya, Rabu 14 April 2010, pemerintah mengerahkan petugas untuk mengeksekusi.

Pengikut Habib Ali Zaenal Abidin bin Abdulrahman Al Idrus dan Habib Abdullah 
Sting, ahli waris makam Mbah Priok, tidak tinggal diam. Mereka menghadang laju 
petugas hingga akhirnya bentrok fisik pecah dan korban berjatuhan.

Usai bentrok  sengit dengan pengikut habib, petugas Satpol PP mendapat 
pengalaman berbau mistis.

Salah seorang petugas Satpol PP yang dari awal mengamati proses bentrokan fisik 
mengatakan kendati jumlah pengikut habib tidak ada setengahnya dari Satpol PP, 
mereka tidak ada yang takut terluka parah sama sekali.

“Sepertinya mereka punya ilmu ghaib. Tidak ada yang terluka berat, saat 
terkena lemparan benda keras, bahkan maju terus,” kata petugas yang tidak mau 
disebut namanya itu.

Sebaliknya, justru petugas yang banyak menderita luka. Padahal, petugas sudah 
mengenakan pakaian anti huru-hara.

Petugas Satpol PP yang bernama Slamet menambahkan malahan ada helm petugas yang 
sampai pecah karena terkena lemparan dari salah satu pengikut habib.

Tetapi sebaliknya, ketika petugas melempar batu ke arah massa, seolah-olah bagi 
massa, batu itu tidak berarti apa-apa.

Slamet sangat heran dengan pengalamannya. Dia mengaku merasakan ada kekuatan di 
luar akal sehatnya yang ikut membentengi lokasi sehingga petugas sangat sulit 
melaksanakan eksekusi.

Bentrokan fisik yang memakan banyak korban luka di pihak Satpol PP itu akhirnya 
reda setelah pemerintah dan pengelola makam sepakat berunding.

Mengenai kebijakan eksekusi, dalam berbagai kesempatan Wakil Walikota Atma 
Senjaya mengatakan bahwa penertiban gapura dan pendopo di makam Mbah Priok ini 
sudah sesuai dengan instruksi gubernur DKI nomor 132/2009 tentang penertiban 
bangunan.

Sebab, kata dia, bangunan itu berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II, sesuai 
dengan hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dengan luas 1.452.270 meter 
persegi.

Sebaliknya, bagi ahli waris makam Mbah Priok rencana pembongkaran justru 
menyalahi aturan. Sebab, areal pemakaman dan masjid ini telah memiliki 
sertifikat resmi yang dikeluarkan pada jaman pendudukan Belanda dulu.

http://metro.vivanews.com/news/read/143894-makam_mbah_priok___cerita_mistis_satpol_pp

Kirim email ke