ANGGOTA AHWA

Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik


Rabu, 05/08/2015 17:53






[image: Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik]






Kiai Haji Maimun Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik
(penggerak). Selama ini, Kiai Maimun merupakan rujukan ulama Indonesia,
dalam bidang fiqh. Hal ini, karena Kiai Maimun menguasai secara mendalam
ilmu fiqh dan ushul fiqh. Kiai Maimun merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal
Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa,

sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.


Kiai Maimun lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Kiai sepuh ini,
mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Maimun
merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai
Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan
al-Yamani al-Makky.


Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Kiai
Maimun Zubair sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren
Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di
Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.


Pada umur 21 tahun, Maimun Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah.
Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin
Syuáib. Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas
al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh
Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama
lainnya.


Kiai Maimun juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di
Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa
(Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai
Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan
beberapa kiai lain. Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi
rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.


Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai
Maimun kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah
kelahirannya. Pada 1965, Kiai Maimun kemudian istiqomah mengembangkan
Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri
untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.


Selama hidupnya, Kiai Maimun memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia peranh
menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah
menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan
kharismanya, Kiai Maimun Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai
Persatuan Pembangunan (PPP).


Politik dalam diri Kiai Maimun bukan tentang kepentingan sesaat, akan
tetapi sebagai kontribusi untuk mendialoggkan Islam dan kebangsaan.
Demikianlah, Kiai Maimun merupakan seorang faqih sekaligus muharrik, pakar
fiqh sekaligus penggerak. *(Munawir Aziz)*






Sumber:


http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,61427-lang,id-c,nasional-t,Profil+Ahwa++KH+Maimun+Zubair++Figur+Faqih+dan+Muharrik-.phpx






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke