>> ASAS KEBANGKITAN DUNIA ISLAM  << 

Dibimbing Oleh :
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (Muhaddistin Abad 20)
sumber http://www.almanhaj.or.id ~> assunnah@yahoogroups.com

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Asas-asas apakah yang dapat

menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .?

Jawaban.
Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih. Ia merupakan 
jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di lontarkan 
pada masa sekarang ini. Hadits itu adalah sabda Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam.

"Artinya : Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang 
menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi 
sebelum si pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan 
harga murah -red), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha 
dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan 
kamu dikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari 
dirimu sebelum kamu rujuk (kembali) kepada dien kamu". [Hadist Shahih 
riwayat Abu Dawud].

Jadi Asasnya ialah Rujuk (Kembali) Kepada Islam.

Persoalan ini, telah diisyaratkan oleh Imam Malik rahimahullah dalam sebuah 
kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta emas : "Barangsiapa mengada-adakan

bid'ah di dalam Islam kemudian menganggap bid'ah itu baik, berarti ia telah 
menganggap Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam menghianati risalah". 
Bacalah firman Allah Tabaraka wa Ta'ala.

"Artinya : Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah 
Ku-sempurnakan buatmu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama

bagimu". [Al-Maaidah : 3].

"Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari ini-pun bukan 
agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah

baik pada awal umat ini"

Kalimat terakhir (Imam Malik) di atas itulah yang berkaitan dengan jawaban 
dari pertanyaan ini, yaitu pernyataannya :

"Dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik 
pada awal umat ini".

Oleh sebab itu, sebagaimana halnya orang Arab Jahiliyah dahulu tidak menjadi

baik keadaannya kecuali setelah datangnya Nabi mereka, Muhammad Shallallahu 
'alaihi wa sallam dengan membawa wahyu dari langit, yang telah menyebabkan 
kehidupan mereka di dunia berbahagia dan selamat dalam kehidupan akhirat. 
Demikian pula seyogyanya asas yang mesti dijadikan pijakan bagi kehidupan 
Islami nan membahagiakan di masa kini, yakni tiada lain hanyalah rujuk 
(kembali) kepada Al-Kitab wa Sunnah.

Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan, sebab betapa banyak 
jama'ah serta golongan-golongan di "lapangan" mengaku bahwa mereka telah 
meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya terwujud masyarakat 
Islam dan terwujud pelaksanaan hukum berdasarkan Islam.

Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa jalan bagi terwujudnya itu semua hanya 
ada satu jalan, yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam 
firmannya.

"Artinya : Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang

lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang 
lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya". 
[Al-An'am : 153].

Dan sungguh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, telah menjelaskan 
makna ayat ini kepada para shahabatnya. Beliau pada suatu hari menggambarkan

kepada para shahabat sebuah garis lurus di atas tanah, disusul dengan 
menggambar garis-garis pendek yang banyak di sisi-sisi garis lurus tadi.

Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan ayat di atas ketika

menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas garis yang lurus dan kemudian 
menunjuk garis-garis yang terdapat pada sisi-sisinya, beliau bersabda:

"Artinya : Ini adalah jalan Allah, sedangkan jalan-jalan ini, pada setiap 
muara jalan-jalan tersebut ada syaithan yang menyeru kepadanya". [Shahih 
sebagaimana terdapat di dalam "Zhilalul Jannah fi takhrij As-Sunnah : 
16-17].

Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat beserta penjelasannya dari 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits di atas, dengan ayat 
lain, yaitu firman-Nya.

"Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk 
(kebenaran) baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang 
mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya 
itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-seburuk 
tempat kembali". [An-Nisaa : 115]

Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang tegas, yakni bahwa Allah 
Subhanahu wa Ta'ala mengikatkan "jalannya orang-orang mukmin" kepada apa 
yang telah di bawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal inilah

yang telah diisyaratkan oleh Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam 
hadits iftiraq (perpecahan) ketika beliau ditanya tentang Al-Firqah An 
Najiyah (golongan yang selamat), saat itu beliau menjawab :

"Artinya : (Yaitu) apa yang aku dan shahabatku hari ini ada di atasnya" 
[lihat As-Silsilah Ash-Shahihah : 203]

Apakah gerangan hikmah yang di maksud ketika Allah menyebutkan "Jalannya 
orang-orang mukmin (Sabiilul mukminim)" dalam ayat tersebut .? Dan apakah 
kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalam hadits di muka

.? Jawabannya, bahwa para shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang

yang telah menerima pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) langsung 
dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau telah menjelaskannya 
langsung kepada mereka tanpa perantara, tidak sebagaimana keadaan 
orang-orang yang sesudahnya.

Tentu saja hasilnya adalah seperti yang pernah dikatakan oleh Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :

"Artinya : Sesungguhnya orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang 
tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak hadir" [Lihat Shahih Al-Jami' : 
1641].

Oleh sebab itulah, iman para shahabat terdahulu lebih kuat daripada 
orang-orang yang datang sesudahnya. Ini pula telah diisyaratkan oleh 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits mutawatir :

"Artinya : Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang 
sesudahnya, kemudian orang-orang yang sesudahnya lagi " [Muttafaq 'alaihi].

Berdasarkan hal ini, seorang muslim tidak bisa berdiri sendiri dalam 
memahami Al-Kitab dan As-Sunnah, tetapi ia harus meminta bantuan dalam 
memahami keduanya dengan kembali kepada para shahabat Nabi yang Mulia, 
orang-orang yang telah menerima pelajaran tentang keduanya langsung dari 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang terkadang menjelaskannya 
dengan perkataan, terkadang dengan perbuatan dan terkadang dengan taqrir 
(persetujuan) beliau.

Jika demikian, adalah mendesak sekali dalam "mengajak orang kembali kepada 
Al-qur'an dan As-Sunnah" untuk menambahkan prinsip "berjalan di atas apa 
yang ditempuh oleh As-Salafu As-Shalih" dalam rangka mengamalkan ayat-ayat 
serta hadits-hadits yang telah disebutkan di muka, manakala Allah 
menyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (sabilul mu'minin)", dan 
menyebutkan Nabi-Nya yang mulia serta para shahabatnya dengan maksud supaya 
memahami Al-Kitab was Sunnah sesuai dengan apa yang dipahami oleh kaum salaf

generasi pertama dari kalangan shahabat radliyallahu anhum dan orang-orang 
yang mengikuti mereka secara ihsan.

Kemudian, dalam hal ini ada satu persoalan yang teramat penting namun 
dilupakan oleh banyak kalangan jama'ah serta hizb-hizb Islam. Persoalan itu 
ialah : "Jalan mana gerangan yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang 
ditempuh oleh para shahabat dalam memahami dan melaksanakan sunnah ini ..?".

Jawabannya : "Tiada jalan lain untuk menuju pemahaman itu kecuali harus 
rujuk (kembali) kepada Ilmu Hadits, Ilmu Mushtalah Hadits, Ilmu Al-Jarh wa 
At-Ta'dil dan mengamalkan kaidah-kaidah serta musthalah-musthalah-nya 
tersebut, sehingga para ulama dapat dengan mantap mengetahui mana yang 
shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mana yang tidak shahih".

Sebagai penutup jawaban, kami bisa mengatakan dengan bahasa yang lebih jelas

kepada kaum muslimin yang betul-betul ingin kembali mendapatkan 'izzah 
(kehormatan), kejayaan dan hukum bagi Islam, yaitu anda harus bisa 
merealisasikan dua perkara :

Pertama :
Anda harus mengembalikan syari'at Islam ke dalam benak-benak kaum muslimin 
dalam keadaan bersih dari segenap unsur yang menyusup ke dalammnya, apa yang

sebenarnya bukan berasal daripadanya, ketika Allah Tabaraka wa Ta'ala 
menurunkan firmannya :

"Artinya : Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah 
Ku-sempurnakan ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama 
bagimu" [Al-Maaidah : 3].

Mengembalikan persoalan hari ini menjadi seperti persoalan zaman pertama 
dahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin di

pelbagai penjuru dunia.

Kedua :
Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu 
yang telah terbersihkan itu.

Pada hari kaum muslimin telah kembali memahami dien mereka sebagai mana yang

dipahami para shahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian 
melaksanakan pengamalan ajaran Islam yang telah terbersihkan ini secara 
benar dalam semua segi kehidupan, maka pada hari itulah kaum mu'minin dapat 
bergembira merasakan kemenangan yang datangnya dari Allah.

Inilah yang bisa saya katakan dalam ketergesa-gesaan ini, dengan memohon 
kepada Allah agar Dia memberikan pemahaman Islam secara benar kepada kita 
dan seluruh kaum muslimin, sesuai dengan tuntunan kitab-Nya dan Sunnah 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang shahih sebagaimana yang telah 
ditempuh oleh Salafuna Ash-Shalih.

Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq kepada kita supaya 
dapat mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia As-Sami' (Maha
Mendengar) 
lagi Al-Mujib (Maha Mengabulkan Do'a).

Wallahu 'alam.

[Disalin dari Majalah Al-Ashalah, edisi 11, tgl. 15 Dzulhijjah 1414H, dan 
dimuat di majalah As-Sunnah edisi 13/II/1416 H]







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke