Bismilaahirrohmaanirrohiim ...

============================================
Dinukil dari Tadzkiratul 'Auliya karya Syaikh Fariduddin Attar
============================================
*** 4 ***

Suatu hari Rabi'atul-Adawiyyah sedang duduk di rumahnya menunggu kedatangan seorang darwisy untuk makan bersamanya.  Dengan maksud untuk menjamu darwisy itu, Rabi'ah meletakkan dua buku roti yang telah dibuatnya di hadapan darwisy tersebut. Darwisy itu terkejut, karena tidak ada lagi makanan untuk Rabi'ah. Tidak lama kemudian, dilihatnya seorang perempuan membawa senampan roti dan memberikannya kepada Rabi'ah.  Perempuan tersebut  menyatakan, bahwa tuannya telah menyuruhnya untuk membawa roti itu kepada Rabi'ah. Rabi'atul-Adawiyyah bertanya berapa potong roti yang dibawanya itu.  Perempuan itu menjawab, "Delapan belas." Rabi'ah tidak mau menerima roti tersebut, bahkan disuruhnya perempuan itu untuk mengembalikan kepada tuannya. Perempuan itu pun pergi.
 
Kemudian perempuan itu datang kembali. Rabi'ah mau menerima roti tersebut setelah diberitahu bahwa roti yang dibawanya berjumlah dua puluh potong. Darwisy itu bertanya kenapa Rabi'ah menolak tetapi kemudian mau menerimanya. Rabi'ah menjawab, "Allah berfirman dalam Al-Quran; 'Orang yang memberi dengan nama Allah maka Dia akan menerima ganjaran sepuluh kali lipat. Oleh karena itu, saya mau merima hadiah apabila perintah dalam Al-Quran itu dilaksanakan."
-----

Pada suatu hari, Rabi'atul-Adawiyyah sedang menyiapkan makanan. Beliau tiba-tiba teringat bahwa tidak ada sayur di sana. Sekonyong-konyong, dari atap rumah terjatuhlah bawang.  Disepaknya bawang itu sambil berkata, "Syaitan! Pergilah jahannam dengan tipu muslihatmu!  Apakah Allah mempunyai toko bawang?" Selanjutnya Rabi'ah berkata, "Aku tidak pernah meminta dari siapapun kecuali dari Allah, dan aku juga tidak akan menerima sesuatupun kecuali dari Allah."
-----

Suatu hari, Hassan Al-Basri melihat Rabi'atul-Adawiyyah dikelilingi oleh binatang liar yang memandangnya dengan kasih sayang. Bila Hassan Al-Basri pergi menghampirinya, binatang itu lari. Hassan bertanya, "Kenapa binatang itu lari?" Sebagai jawaban, Rabi'ah bertanya, "Apa yang kamu makan hari ini?" Hassan menjawab, "Daging." Rabi'ah berkata, "Karena kamu makan daging, mereka pun lari, sedangkan aku hanya memakan roti kering."
-----

Suatu hari Rabi'ah pergi menemui Hassan Al-Basri.  Beliau sedang menangis terisak-isak karena lupa kepada Allah. Oleh karena tangisan yang amat sangat, hingga air matanya mengalir di selokan rumahnya. Melihatkan itu, Rabi'ah berkata, "Janganlah tunjukkan perasaan yang sedemikian ini supaya batinmu penuh dengan cinta Allah dan hatimu tenggelam dalamnya dan kamu tidak akan mendapati di mana tempatnya."
-----

Pada suatu hari, Hassan yang sedang melihat Rabi'atul-Adawiyyah dalam satu majelis Wali-Wali' Allah, pergi menemui Rabi'ah dan berkata, "Rabi'ah, mari kita tinggalkan majelis ini dan kita duduk di atas danau sana dan membicarakan hal-hal kerohanian."  Hassan berkata dengan niat hendak menunjukkan keramatnya kepada orang lain, di mana ia dapat menundukkan air (sebagaimana Nabi Isa AS bisa berjalan di atas air). Rabi'ah berkata, "Hassan, tinggalkanlah perkara yang sia-sia itu. Jika kamu benar-benar ingin memisahkan diri dari majelis Wali-Wali Allah, maka kenapa kita tidak terbang saja dan berbincang di udara?" Rabi'ah berkata seperti itu, karena beliau mempunyai kemampuan untuk berbuat seperti itu, sedangkan Hassan tidak.  Karenanya, Hassan pun meminta maaf. Kemudian Rabi'atul-Adawiyyah berkata, "Ketahuilah bahwa apa yang bisa kamu lakukan itu, ikan pun bisa, dan jika aku bisa terbang, lalat pun bisa. Lakukanlah sesuatu hal yang lebih dari sekadar hal itu.  Carilah itu dalam ketaatan dan sopan-santun terhadap Allah."
-----
 
Seorang hamba Allah bertanya kepada Rabi'atul-Adawiyyah tentang masalah pernikahan. Beliau menjawab, "Orang yang menikah itu ialah orang yang ada dirinya. Tetapi aku bukan menguasai badan dan nyawaku sendiri. Aku ini kepunyaan Tuhanku. Pintalah kepada Allah jika mahu menikahiku aku."

-bersambung-



Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke