Saran Terakhir

Sehabis sholat maghrib, seorang teman bertanya kepada saya bagaimana cara agar 
kita senantiasa terjaga dari perbuatan dosa dan selalu bisa berbuat kebaikan. 
Saya menyarankan agar dia bertanya langsung kepada orang yang berkompetent di 
bidangnya yaitu Ustad Farid yang biasa jadi imam di masjid atau Ustad Abbas 
yang biasa mengajar tadabbur Al Qur'an, tapi teman tersebut menolak dengan 
alasan bahwa jawaban yang di berikan terlalu bersifat idealis dan susah untuk 
dilaksanakan apalagi harus merombak berbagai kebiasaanya seperti mengusahakan 
sholat malam , banyak-banyak berpuasa, bergaul dengan orang baik-baik saja 
(sholeh ) sedangkan yang kurang apalagi yang tidak baik, ditinggalkan saja  
katanya kepada saya dan jelas saya mendukung seratus persen usulan para Ustad 
tersebut,  tetapi dia ingin saran dari saya sebagai sesama orang yang banyak 
dosa kilahnya. Niatnya sih baik yaitu minta saran, tapi alasannya cukup 
menyakitkan, tapi ya sudah lah memang kenyataanya banyak dosa kok mau 
menyangkal.

Menjadi orang baik memerlukan sebuah proses panjang yang berakhir pada nama, 
karena apa yang kita nilai baik hari ini belum tentu bisa bertahan sampai esok 
hari seperti yang di isyaratkan oleh Rasulullah bawa kalo mau lihat amal yang 
sesungguhnya lihatlah di penghujungnya (saat ajal mendekat) , sebaliknya apa 
yang kita lecehkan atau kita anggap kurang baik saat ini mungkin suatu hari 
jika Allah mengijinkan bisa lebih baik dari diri kita sendiri. Ada sebuah 
perbandingan yang cukup miris yang sering di lontarkan orang banyak yaitu lebih 
baik dianggap bekas orang jahat dari pada dianggap bekas orang baik. 

Mungkin inilah saran pamungkas untuk orang paling malas ( mungkin seperti saya 
juga ). Saran tersebut cukup singkat kepadanya yaitu " awali dengan keyakinan 
dan ahiri dengan pelaksanaan " , maksudnya perbanyaklah berdoa kepada Allah 
dengan penuh keyakinan agar di tunjuki jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang 
yang di ridhoi olehNYa dan kemampuan untuk menapaki jalan tersebut dan berdoa 
agar Allah juga memberikan kita kemampuan untuk menjauhi perbuatan yang di 
murkaiNya karena pada dasarnya tidak ada satupun yang bisa melampaui 
kehendakNya termasuk ikhtiar kita dan ada saat dimana Allah berkehendak atas 
doa hambanya, "...Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan 
Kuperkenankan bagimu...." (QS 40:60)

Jika kita merasa berat melaksanakan ibadah  atas anjuran ustadz teruslah berdoa 
agar Allah sendiri yang menetapkan keinginan dihati kita , " Fa alhamaha 
fujuraha wa taqwaha " ( QS 91:8)  tetapi ketika keinginan itu sudah terbersit, 
maka tolong jangan sanggah, laksanakanlah karena bersitan dihati itu tidak 
sering muncul , dan ketika kita sudah melaksanakan tinggal melakukan proses 
pembiasaan Insya Allah Jauh lebih mudah dari pada proses pemaksaan diri , 
permasalahannya proses ini memakan waktu dan pertanyaannya apakah umur kita 
masih mau berkompromi kata saya kepada teman tadi yang hanya melongo entah 
mengerti entah tidak

Salam


David

Kirim email ke