"Assalamu'laikum pak, terima kasih sudah dikirimi email2 tentang ngaji. kami tidak bisa membalas, tapi kami berdo'a semoga bapak mendapat balasan yang tinggi dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala..."
itulah kalimat yang menyapa saya pagi ini. disampaikan oleh seorang teman kantor yang beberapa hari kemarin saya kirimi email2 pengajian dari mas Her, dari cak Hut, dari sumber2 lainnya. dia bilang, memang sengaja tidak mengucapkan hal terima kasih ini lewat email atau telepon, karena ingin menyampaikan langsung ke saya sambil bersalaman. (untuk diketahui, teman saya ini supervisor Warehouse yang tempat tugasnya di Warehouse sana yang letaknya jauh dari ruangan saya. Pagi ini dia menyempatkan bertemu sambil mengirimkan supplies keperluan IT yang biasanya supplies ini dikirimkan oleh staffnya). begitulah... hal yang saya rasakan dan saya anggap hal yang biasa (mengirimkan email2 pengajian dari berbagai sumber ke beberapa pihak yang saya lihat memerlukannya), ternyata merupakan hal yang luar biasa bagi orang lain. ng... saya hanya ingin menyampaikan, teman saya ini sangat santun dan rendah hati. dan memang begitulah sikap kesehariannya yang saya dengar dari teman2 yang lain. maka sangat wajar jika dia pagi ini menyempatkan diri menemui saya. tetapi jika mengingat alasannya yang ingin menyampaikan ucapan terima kasih sambil bersalaman, ini hal yang luar biasa buat saya... :-) hm.. saya jadi ingat tentang sikap kanjeng nabi Muhammad, sholullohu alaihi wasallam, yang selalu menghadapkan tubuhnya kepada lawan bicaranya. apakah teman saya ini memang sudah biasa mengaplikasikan sikap nabi dalam kesehariannya? lalu ketika saya menilai diri saya sendiri; bagaimana jika posisinya dibalik..? he he he... belum tentu saya akan bersikap seperti dia. mungkin saya akan mengucapkan terima kasih lewat email juga, dan tidak punya niyatan untuk menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung... ah, jadi malu sendiri... :-( semarang, 24 RabiulAwal 1428 H. / 01 April 2008. salam, ramdan :-)