KISAH ANAK ANAK PALESTINA ,Kisah Sedih dari Jabaliya
===========================================

http://pondokyatim.multiply.com/reviews/item/57
Klik  http://pondokyatim.net


''Oh, Tuhan! Saya tidak pernah melihat pemandangan mengerikan seperti ini,''
kata Abu Aukal, sambil menangis tersedu.

Abu Aukal adalah seorang dokter. Bertugas di bagian gawat darurat, dia telah
terbiasa menangani korban terluka maupun tewas akibat agresi Israel di Jalur
Gaza, dalam berbagai kondisi. Tapi, tidak untuk yang satu ini. Dia hampir
tak memercayai apa yang dilihatnya.

Beberapa hari lalu, di kamp pengungsi Jabaliya, yang terletak di bagian
utara Gaza City, tak jauh dari pintu perbatasan Erez, seorang bocah
perempuan, Shahd (4 tahun), sedang bermain di halaman belakang rumahnya.
Tiba-tiba, tentara Zionis Israel menyerang dan menembak membabi-buta. Bocah
gemuk yang lucu itu bersimbah darah.

Melihat anaknya tergeletak di lantai dengan kondisi mengenaskan, kedua orang
tuanya buru-buru mengulurkan tangan hendak meraihnya. Tapi, serdadu Israel
mengusirnya dengan hujan peluru. Kedua orang tua itu pun meninggalkan tempat
itu, sementara anaknya masih tertidur di sana: entah sedang sekarat, entah
sudah tewas.

Rupanya tentara Israel yang selalu membawa anjing pelacak saat melakukan
serangan darat ke Jalur Gaza, memang punya maksud tertentu dengan
tindakannya itu. Jenazah Shahd sengaja dibiarkan tergeletak di halaman
terbuka itu untuk (maaf) dijadikan santapan anjing.

''Anjing-anjing itu meninggalkan satu bagian utuh tubuh bayi malang itu,''
kata Abu Aukal, dengan air mata berderai, saat menuturkan cerita tragis itu,
seperti dikutip islamonline, kemarin.

''Kami melihat pemandangan memilukan selama 18 hari terakhir (agresi
Israel). Kami mengangkat mayat anak-anak yang tercabik atau terbakar. Tapi,
tak ada yang seperti ini,'' kata Abu Aukal.

Berhari-hari saudara Shahd, Matar, dan sepupunya, Muhammad, mencoba meraih
tubuh gadis itu, tapi sia-sia. Lagi-lagi, tentara pendudukan Israel
menggunakan bahasa tembakan untuk mengusir kedua bocah itu.

Tapi, melihat tubuh Shahd yang terus dicabik anjing dari hari ke hari, Matar
dan Muhammad tak tahan. Pada hari kelima, keduanya nekat mendekati tubuh
Shahd yang masih tersisa untuk membawanya pulang. Belum lagi keduanya meraih
tubuh Shahd, tentara Israel menghujani dengan tembakan. Keduanya tewas.

Omran Zayda, tetangga Shahd, menilai tentara Israel sangat mengetahui apa
yang mereka lakukan. ''Mereka (tentara Israel--Red) menghalau dan mencegah
keluarga yang ingin mengambil mayat (Shahd), karena mengetahui anjing-anjing
mereka akan memakannya,'' katanya.

Apa yang terjadi pada Shahd, kata Zayda, tak bisa digambarkan dengan
kata-kata, tidak pula rekayasa kamera. ''Anda tidak akan pernah membayangkan
apa yang telah dilakukan anjing-anjing itu kepada tubuh anak tak berdosa
itu,'' kata pria ini sambil menahan air matanya.

Zayda menambahkan, ''Mereka bukan hanya membunuh anak-anak kami. Mereka juga
melakukan tindakan yang sangat keji dan tak berperikemanusiaan.'' Sejumlah
orang Palestina meyakini apa yang terjadi pada Shahd bukanlah satu-satunya
kasus mengerikan yang dilakukan tentara Israel kepada warga Palestina di
Gaza.

Sebelumnya, menimpa keluarga Abu Rabu yang sedang mencoba menguburkan tiga
anggota keluarganya yang tewas, ketika tentara Israel secara tiba-tiba
mencegah acara penguburan itu dengan berondongan peluru. Saat keluarga yang
sedang berduka itu menjauh, tentara Israel melepaskan anjing-anjing
pelacaknya ke arah tubuh-tubuh itu. Peristiwa ini juga terjadi di Jabaliya.

''Apa yang terjadi ini sangat mengerikan dan tak terbayangkan,'' kata Saad
Abu Rabu, salah satu anggota keluarga itu. ''Anak-anak kami tewas di depan
mata kami, tapi kami bahkan dicegah untuk menguburkan mereka. Orang-orang
Israel melepaskan anjing-anjing ke arah tubuh-tubuh mereka, seakan yang
mereka lakukan belum cukup,'' katanya sambil menangis.

Masih di Jabaliya, harian terkemuka Israel, Haaretz, melaporkan seorang
dokter Palestina, dr Issa Salah (28), dibunuh tentara Israel, Senin (12/1),
ketika sedang menolong korban serangan Israel. Menurut Mizan--sebuah
organisasi kemanusiaan di Gaza--saat itu Issa dan timnya memasuki gedung
yang diserang misil Israel.

Issa dan timnya masuk ke gedung itu sambil meminta yang selamat untuk
meninggalkan gedung, sementara tim medis itu mencari mereka yang menjadi
korban. Tapi, beberapa menit kemudian, sebuah helikopter kembali menembakkan
misilnya ke gedung itu. Issa pun tewas. Serangan itu juga menewaskan
sejumlah wanita dan anak-anak.

Tewasnya dr Issa membuat jumlah petugas medis yang dibunuh selama agresi
Israel di Jalur Gaza menjadi tujuh orang. Selain itu, tiga rumah sakit dan
empat klinik kesehatan juga dihancurkan oleh mesin-mesin perang Zionis.

Peristiwa kelam yang terjadi di Gaza memang memilukan. Tak ada lagi
sejengkal pun tempat yang aman untuk berlindung dari kebuasan mesin-mesin
perang Israel. Bahkan, Israel pun seolah tak lagi mempunyai hati untuk
sekadar memberi perlakuan yang baik kepada orang-orang yang telah
dibunuhnya.

Apa yang terjadi di Gaza, menurut pejabat senior United Nation Relief and
Work Agency, John Ging, merupakan ''tes bagi kemanusiaan kita.''

------------------------------
 Menambah banyak teman sangatlah mudah dan
cepat.<http://sg.rd.yahoo.com/id/messenger/trueswitch/mailtagline/*http://id.messenger.yahoo.com/invite/>
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!

Kirim email ke