MAHA KARUNA DHARANI
Dengan ulasan dari
YANG MULIA TRIPITAKA ACARYA HSUAN HUA

-------------------------------------

17. Mwo Fa Te Dou

MWO FA TE DOU menyatakan „kerabat surgawi, sahabat duniawi". Ini 
maknanya, „Semua Bodhisattva, tolonglah saya; jadilah kerabat 
surgawi dan sahabat duniawi saya, agar semua Dharma yang baik dapat 
dicapai."

Kalimat di dalam mantra ini merupakan permohonan untuk meminta 
bantuan kepada semua Buddha dan Bodhisattva.


18. Da Jr Two

Sutra Hati juga menyatakan, "Karena alasan itu, mantra Prajna 
Paramita diucapkan; mantra itu berlangsung seperti ini."

DA JR TWO artinya „mantra itu berlangsung seperti ini". DA JR TWO 
dengan demikian berarti „yaitu untuk mengatakan". Bodhisattva Yang 
Mendengarkan Suara Dunia menggunakan Hati Welas Asih Agung untuk 
mengucapkan Kata-kata Sejati – berbagai suku kata dalam bahasa 
Sansekerta. DA JR TWO juga adalah „simbol tangan (mudra)". Orang 
membuat simbol dengan tangan. Ia juga mempunyai arti "mata 
kebijaksanaan", dan yang dimaksud di sini adalah mata kebijaksanaan 
dari makhluk hidup. DA JR TWO, dengan demikian, menyatakan berbagai 
pintu Dharma dan mata kebijaksanaan, sehingga dapat diterjemahkan 
sebagai "yang dibabarkan".


19. Nan E Pu Lu Syi

Kata NAN telah dijelaskan sebelumnya. Pada saat NAN diucapkan, semua 
hantu dan makhluk halus mengatupkan telapak tangan mereka, dan 
dengan penuh hormat mendengarkan perintah orang yang mengucapkannya. 
NAN juga menghasilkan pintu-pintu Dharma yang mengikutinya.

E PU LU SYI adalah Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara 
Dunia „Avaloki". Ini artinya „memperhatikan", menggunakan 
kebijaksanaan untuk mendengarkan suara dunia. Di dalam dunia banyak 
terdapat berbagai suara. Bodhisattva merenungkan suara-suara 
penderitaan, suara-suara iba yang berasal dari orang-orang yang 
mengalami kesengsaraan.


20. Lu Jya Di

LU JYA DI artinya „kebahagiaan duniawi", atau „dihormati dunia". 
Kalimat 19 dan 20, Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara dari Dunia 
dengan penuh Kebahagiaan, adalah nama dari Sang Bodhisattva 
Avalokitesvara.


21. Jya La Di

JYA LA DI bermakna „yang simpatik", ia yang penuh kasih sayang 
agung, yang menyelamatkan makhluk hidup – semua makhluk hidup – dari 
penderitaan dan tekanan. Ia yang menyembuhkan makhluk hidup dari 
penderitaan adalah „seorang yang agung simpatinya". JYA LA DI juga 
berarti „pelaku", ia yang membuat karma di dalam Jalan, yang membuat 
semua makhluk hidup mengembangkan hati Bodhi, yang melaksanakan 
pekerjaan agung Bodhisattva, dan menyelesaikan karma di dalam Jalan.


22. Yi Syi Li

YI SYI LI maksudnya „selaras dengan ajaran". Pada waktu orang 
mengucapkan baris ini, sesungguhnya ia berkata, „Saya pasti akan 
melaksanakan ajaran Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia, serta 
akan menuntun dan mengadakan peralihan bagi makhluk hidup. Saya akan 
mempersembahkan semua perbuatan saya agar selaras dengan ajaran."

YI SYI LI artinya „mempersembahkan perbuatan selaras dengan ajaran", 
berpaling kepada ajaran Bodhisattva dan dengan sepenuh hati 
mempraktekkannya.


23. Mwo He Pu Ti Sa Two

MWO HE mempunyai arti "agung". PU TI artinya "cerah di dalam Jalan".

SA TWO bermakna "ia yang luar biasa beraninya". Dalam kalimat ini, 
Bodhisattva yang cerah agung, dan maha berani, mengembangkan hati 
Bodhi dan menumbuhkan perilaku agung Bodhi. Mengembangkan hati Bodhi 
artinya menanam benih pencerahan. Menumbuhkan perilaku agung Bodhi 
berarti merawat dan memupuk tunas Bodhi sehingga nantinya dapat 
memanen buah Bodhi, dan mencapai Jalan Bodhi agung. Inilah yang 
dimaksud dengan MWO HE PU TI SA TWO.

Bagian dari mantra ini menghadirkan kesempurnaan Bodhisattva di 
dalam samadhi maupun kebijaksanaan, dan menghiasi tubuhnya dengan 
bermilyar kebajikan. Ketika samadhi disempurnakan, kebijaksanaan 
disempurnakan; ketika kebijaksanaan disempurnakan, samadhi 
disempurnakan. Karena Sang Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia 
memiliki samadhi, ia mengembangkan kebijaksanaan; karena ia memiliki 
kebijaksanaan, ia dapat menumbuhkan samadhi. Tanpa samadhi tidak ada 
kebijaksanaan. Dan tanpa kebijaksanaan tidak dapat muncul samadhi. 
Mereka tidak bersifat mendua.

Bermilyar kebajikan menghiasi tubuh Bodhisattva, karena tidak ada 
satu Dharma pun yang ia abaikan. Perbuatan baik, kecil ataupun 
besar, Sang Bodhisattva melakukannya. Dan karenanya dikatakan:

„Ia tidak mengabaikan perbuatan bajik yang paling kecil sekalipun.
Tidak juga ia berbuat jahat yang paling kecil sekalipun."

Dengan tidak melakukan perbuatan jahat, dan melakukan semua 
perbuatan bajik, Bodhisattva melahirkan hati Bodhi dan memetik buah 
Bodhi. Ia menghiasi tubuh Dharmanya sendiri dengan bermilyar 
kebajikan. Dengan melahirkan hati yang penuh welas asih agung, ia 
mempraktekkan Dharma yang tidak berkondisi, dan menjadi selaras 
dengan batin semua makhluk hidup; ia menjalankan pekerjaan Buddha.

Namun Bodhisattva sendiri, dalam hakikat asalnya dan dalam inti 
aslinya, tidak memiliki ciri makhluk hidup. Bodhisattva 
memperlakukan dirinya sendiri dan semua makhluk hidup sebagai satu 
keutuhan, tanpa pembedaan dan tanpa sikap memihak. Tidak berharap 
untuk menyakiti dirinya sendiri, ia berharap untuk memusnahkan 
penderitaan semua makhluk hidup. Meskipun ia menyelamatkan mereka 
dari penderitaan, ia tidak mengingat telah menyelamatkan mereka. Ia 
tidak pernah mengatakan, „Karena saya telah menyelamatkan kalian, 
kalian seharusnya berterima kasih padaku. Saya telah mengangkat 
kalian dari kesulitan. Kalian benar-benar harus berterima kasih."

Karena tidak memiliki pikiran seperti itu, Bodhisattva mampu 
mengujudkan tiga puluh dua tubuh untuk memenuhi kebutuhan makhluk 
hidup. Misalnya, jika tubuh seorang Buddha diperlukan untuk 
menyelamatkan makhluk hidup, Bodhisattva muncul di dalam tubuh 
seorang Buddha untuk membabarkan Dharma pada makhluk hidup tersebut. 
Jika tubuh seorang Pratyeka Buddha yang dibutuhkan, ia muncul 
sebagai seorang Pratyeka Buddha untuk membabarkan Dharma. Demikian 
juga, untuk mereka yang perlu diajar oleh seorang Arhat, atau raja, 
dan sebagainya.

Untuk menyelamatkan makhluk hidup, Bodhisattva memiliki kemampuan 
untuk mengujud dalam ketiga puluh dua tubuh fisik. Ia juga memiliki 
empat belas macam ketidaktakutan dan empat kemuliaan yang tak 
tertandingi – yaitu, empat macam penembusan spiritual dan kemampuan 
ajaib yang tak tertandingi. Ia telah meraih perpaduan sempurna, dan 
telah mencapai buah Bodhi agung. Itulah semua pencapaian Bodhisattva 
Yang Mendengarkan Suara Dunia.

(bersambung)






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** MABINDO - Forum Diskusi Masyarakat Buddhis Indonesia **

** Kunjungi juga website global Mabindo di http://www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to