http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda yang direkam 
pada 14 Okt 2007 22:55:59 GMT.

Sumpah Pemuda

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa 
Indonesia.


Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan 
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, 
dibacakan 
pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah 
Pemuda".






Daftar isi 

1 Isi 
2 
Kongres Pemuda II 
3 Peserta 
4 Museum 
5 
Pranala luar 

//<![CDATA[
 if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "tampilkan"; var tocHideText = 
"sembunyikan"; showTocToggle(); } 
//]]>




 Isi
PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang 
Satoe, Tanah Indonesia. 
KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, 
Bangsa Indonesia. 
KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa 
Persatoean, Bahasa Indonesia. 


 Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan 
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota 
pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di 
tiga gedung yang berbeda 
dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 
Oktober 1928, di Gedung Katholieke 
Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. 
Dalam sambutannya, ketua PPI Soegondo 
Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam 
sanubari para pemuda. 
Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan 
persatuan dengan pemuda. 
Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu 
sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 
Oktober 1928, di Gedung Oost-Java 
Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan 
Sarmidi 
Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, 
harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak 
juga 
harus dididik secara demokratis.

Pada sesi berikutnya, Soenario 
menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. 
Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari 
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin 
dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf 
Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. 
Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang 
hadir, rumusan 
itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.



Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari 
berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu 
itu, seperti Jong Java, Jong 
Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen 
Bond, Jong Islamieten 
Bond, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai 
pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John 
Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong 
sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond.



 Museum
Di Gedung Sekretariat 
PPI di Jalan Kramat Raya 106, tempat diputuskannya rencana Kongres Pemuda Kedua 
saat ini 
dijadikan Museum Sumpah Pemuda.



Pranala luar
(id) situs resmi Museum Sumpah Pemuda 
(id) Museum Sumpah Pemuda - Bekas Kos, 
Pemersatu Bangsa 
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda";


Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan 

(Annemarie Schimmel)








__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke