"Ia mengutus Aku untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang" (1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30) "Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi."(Luk 4:16-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: Rahmat Tuhan kepada kita antara lain adalah keselamatan jiwa dan raga kita. Selamat jiwa dan raga berarti menjadi orang yang bebas merdeka, sehat wal'afiat dan kehadiran serta sepak terjang dimanapun dan kapanpun senantiasa juga menyelamatkan jiwa dan raga sesamanya, lebih-lebih atau terutama mereka yang hidup dan bekerja bersama dan dekat dengan kita, sebagaimana terjadi dalam Diri Yesus :"Pada saat ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya". Maka kita saling menyelamatkan satu sama lain, terutama terhadap saudara-saudari yang dekat dengan kita: suami, isteri, anak, rekan sekomunitas atau sekantor/tempat kerja, dst.. Tentu saja masing-masing dari kita juga harus berani mengakui dan menghayati keutamaan-keutamaan, kebaikan-kebaikan atau `mujizat-mujizat' dari sesama yang dekat dengan kita sebagai wujud pembaharuan hidup pribadi maupun bersama. Dengan kata lain hendaknya kita terampil dalam mengasihi mereka yang dekat dengan kita; jika kita dapat mengasihi mereka yang dekat dengan kita dengan baik, maka kita akan dengan mudah mengasihi siapapun, sebaliknya jika kita tidak dapat mengasihi yang dekat dengan kita maka mengasihi yang lain berarti melarikan diri dari tanggungjawab, menjadi manusia yang tak bermutu. Marilah kita lihat, akui dan hayati karya Tuhan dalam diri sesama yang hidup dan bekerja dekat dengan kita atau bersama dengan kita, sehingga terwujudlah sabda Yesus: "Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Luk 18:20) "Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah" (1Kor 2:4-5), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua orang beriman. Kita semua dipanggil untuk meneladan Paulus, yang berkata-kata dengan keyakinan akan kekuatan Roh, sehingga yang kita katakan atau beritakan adalah buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."(Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh itulah yang kiranya harus kita hayati dan sebarluskan dalam hidup dan kerja kita setiap hari dimanapun dan kapanpun, terutama dan pertama-tama di dalam keluarga, komunitas atau tempat kerja kita masing-masing. Rasanya cara menyampaikan atau memberitakan kepada sesama tidak dengan kata-kata berhikmat, yang tinggi atau muluk-muluk serta berbelit-belit, melainkan dengan dan melalui kata-kata sederhana, sehingga mudah dipahami, dimengerti dan diterima oleh siapapun. Ingatlah dan sadarilah bahwa yang kita butuhkan dalam hidup sehar-hari bukan yang tinggi-tinggi atau muluk-muluk dan berbelit-belit, melainkan yang sederhana atau biasa-biasa saja.
"Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku " (Mzm 119:97-102) Jakarta, 1 September 2008