"Barangsiapa kehilangan nyawanya ia akan menyelamatkannya"
(Keb 13:1-9; Luk 17:26-37)

"Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan 
diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas 
rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun 
untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, 
janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha 
memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa 
kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: 
Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang 
akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan 
bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan 
ditinggalkan." [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan 
dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.] Kata mereka kepada 
Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, 
di situ berkerumun burung nasar."(Luk 17:30-37), demikian kutipan 
Warta Gembira hari ini.  

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Rochus 
Gonzales dkk , para imam dan martir Yesuit, hari ini saya sampaikan 
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•       Nyawa atau roh adalah yang menghidupkan dan menggairahkan, 
tubuh tanpa nyawa berarti menjadi mayat atau `barang yang tak dapat 
bergerak lagi'. Maka orang yang `bernyawa' alias hidup pada umumnya 
bergerak secara dinamis untuk melakukan sesuatu bagi yang lain atau 
sesamanya, dan dengan demikian orang yang bersangkutan semakin 
hidup, tumbuh dan berkembang sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. 
Kita semua yang masih dianugerahi dan menikmati hidup dari Allah 
sampai saat ini dipanggil untuk `menyerahkan nyawa, gairah atau 
semangat hidup'  kita bagi kebahagiaan atau kesejahteraan sesama 
sebagaimana dihayati oleh Rochus Gonzales dkk , yang  peduli 
terhadap penduduk pribumi, suku Indian, yang tersisih dan 
tersingkir. Memang, hemat saya bentuk usaha membahagiakan atau 
mensejahterakan sesama yang sungguh nyata adalah terarah kepada 
mereka yang tersisih dan tersingkir dalam kehidupan bersama pada 
saat ini, itulah rasanya salah satu bentuk penghayatan kemartiran 
masa kini. Siapa saja yang tersisih dan tersingkir atau kurang 
memperoleh perhatian dalam kehidupan bersama kita? Marilah mereka 
kita sapa, perhatikan dan kasihi seperti yang lain. Ingat dan 
renungkan sabda Yesus ini : "Jikalau kamu mengasihi orang yang 
mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun 
mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu 
berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah 
jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Tetapi kamu, 
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan 
dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu 
akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap 
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang 
jahat" (Luk 6:32-33.35) 
•       "Jika mereka sampai dipesonakan oleh kuasa dan daya, maka 
seharusnya mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya 
Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat mengenal Khalik dengan 
membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya" 
(Keb 13:4-5). Kutipan ini selayaknya menjadi permenungan atau 
refleksi kita. Marilah kita lihat dan imani kehadiran dan karya 
Allah dalam `kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaanNya' di dunia 
ini, dalam flora dan fauna maupun dalam diri kita , manusia yang 
hina dina. Orang yang merasa diri `besar dan berkuasa' hendaknya 
menyadari dan menghayati bahwa kebesaran dan kuasa tersebut 
merupakan anugerah Allah, maka juga akan menghayatinya sesuai dengan 
kehendak Allah, yaitu demi kebahagiaan dan kesejahteraan umum. 
Sebaliknya kita  yang merasa kecil dan tak berdaya marilah melihat 
dan mengimani karya Allah dalam diri orang `besar dan kuasa', antara 
lain dengan melihat dan mengakui kehendak baik mereka dan kemudian 
berusaha untuk mewujudkan atau menghayatinya. Ingatlah dan imanilah 
babwa ciptaan-ciptaan Allah masih tetap tumbuh berkembang dengan 
segar dan bergairah seperti saat ini karena karya Allah, perbuatan 
agung Sang Pencipta. Tanpa Allah kita tidak dapat hidup, tumbuh 
berkembang seperti saat ini. Baiklah saya ingatkan juga bahwa ketika 
kita sendirian di tempat/ruang yang sepi, jangan merasa sendirian 
lalu bertindak seenaknya, tetapi sadari dan hayati bahwa Allah hadir 
dan berkarya di dalam diri kita maupun lingkungan hidup kita. 
Marilah kita renungkan dan hayati kata pemazmur ini: "TUHAN, Engkau 
menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk 
atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa 
aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku 
Kaumaklumi.Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, 
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan 
dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke 
atasku." (Mzm 139:2-5)   


"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan 
pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan 
malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam" (Mzm 19:2-3)

Jakarta, 16 November 2007


Kirim email ke