“Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
kepadaNya."

(Gal 3:1-5; Luk 11:5-13)

“ Lalu kata-Nya kepada mereka:
"Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang
sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,
sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku
dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di
dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan
aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya
kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan
memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena
sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa
yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan
diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang
yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan
memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan
memberikan kepadanya kalajengking?Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."(Luk 11:5-13), 
demikian kutipan Warta Gembira
hari ini.



Berrefleksi
atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

·   Anak adalah ‘buah kasih’ dari bapak-ibu  yang saling mengasihi dengan 
segenap hati,
segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga/tubuh, yang memuncak dalam
persetubuhan atau hubungan seksual. Karena anak adalah ‘buah kasih’ alias ‘yang
terkasih’ maka orangtua atau bapak-ibu sangat mengasihi anak-anaknya dalam
keadaan atau kondisi apapun serta memenuhi apa yang diminta oleh anak-anaknya
sampai ‘kebablasen’  atau keterlaluan alias memanjakan tanpa
aturan. Sabda atau warta gembira hari ini mengajak kita semua bahwa jika minta
sesuatu hendaknya apa yang menyelamatkan dan membahagiakan jiwa, yaitu
buah-buah Roh Kudus seperti “kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23) atau 
nilai-nilai/keutamaan-keutamaan kehidupan.
Maka baiklah, entah sebagai yang meminta atau memberi, marilah kita utamakan
nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan kehidupan, buah-buah Roh Kudus. Para
orangtua atau pendidik/guru yang pada umumnya sebagai pemberi hendaknya menjadi
teladan dalam penghayatan atau pelaksanaan nilai dan keutamaan-keutamaan
kehidupan tersebut, sebaliknya anak-anak atau peserta didik sebagai peminta
hendaknya minta untuk dididik dan dibina dalam keutamaan atau nilai kehidupan
tersebut, bukan harta benda atau uang dan kenikmatan-kenikmatan dunia lainnya. 
Kami
mengingatkan dan menghimbau kepada para orangtua yang memiliki kecenderungan
untuk memanjakan anak-anaknya agar bertobat dan memperbaharui diri: wariskan
kepada anak-anak anda nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup, bukan harta
benda atau uang. Cara untuk itu antara lain sedini mungkin anak-anak ‘diberi
fungsi’ atau difungsikan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari di dalam
keluarga alias anak-anak sungguh berpartisipasi dalam kehidupan berkeluarga.
Bentuk partisipasi antara lain: mematikan lampu jika tidak dibutuhkan, menutup
kran air yang mengocor terus, membersihkan kamar, dst.., pelan-pelan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya diberi tugas atau pekerjaan yang lebih
berat.

·   “Hai
orang-orang Galatia yang bodoh,
siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu
telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari
pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau
karena percaya kepada pemberitaan Injil?” (Gal 3:1-2), demikian pertanyaan 
Paulus kepada umat di Galatia, dan juga kepada kita semua yang beriman kepada 
Yesus
Kristus. Kita semua diharapkan hidup mempesona karena penghayatan atau
pelaksanaan iman, yang berarti membuka diri terhadap Penyelenggaraan Ilahi atau
kehendak Tuhan, yang antara lain menggema dan berkarya dalam ciptaan-ciptaanNya,
terutama dalam diri manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra
Allah, yang berkehendak baik. Masing-masing dari kita kiranya berkehendak baik,
namun sering terjadi perbedaan satu sama lain dalam hal kehendak tersebut, maka
baiklah kita saling membuka diri dan membagikan kehendak kepada sesama. Dalam
kebersamaan yang rendah hati dan terbuka terhadap kehendak sesama diharapkan
terjadi penjernihan kehendak kita masing-masing agar lebih sesuai dengan
kehendak Tuhan. Ingat dan hayati bahwa apa yang disebut ‘baik’ senantiasa
berlaku universal atau umum, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Apa yang baik
menurut saya juga baik bagi sesama, maka jika bagi sesama dirasa tidak atau
kurang baik, hendaknya saya membuka diri dan siap sedia untuk dijernihkan atau
dimurnikan kehendak saya. 

 

“Ia menumbuhkan sebuah tanduk
keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, -- seperti yang
telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus --
untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang
membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan
mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya
kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita,
terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam
kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita”(Luk 1:69-75)

Jakarta, 9 Oktober 2008




      
___________________________________________________________________________
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/

Kirim email ke