Cara mencari nafkah Rasulullah sungguh sangat "Mulia" Hadis Sahih Bukhari, Vol. IV, bab 88: Dikisahkan oleh Ibn Umar bahwa sang Nabi berkata,Mata pencaharianku ada di bawah bayangan tombakku, (1) dan dia yang tidak menaati perintahku akan dihinakan dengan membayar Jizya.Catatan: (1) Di bawah bayangan tombakku berarti dari jarahan perang.
Yah, memang begitulah. Muhammad, sang Rasul Allah, menafkahi dirinya dengan cara merampok, dan Hadis di atas dengan jelas menyatakannya. Juga patut diperhatikan bahwa Hadis ini telah dihilangkan dalam versi Internet Sahih Bukhari. Hadis yang sukar dipercaya ini hanya dapat ditemukan di terjemahan cetak asli The Translation of Sahi Bukhari oleh Dr. Muhammad Muhsin Khan. [Ref: The Translation of the Meanings of Sahih Al-Bukhari, Arabic-English, Vol.IV (page 104) by Dr. Muhammad Muhsin Khan, Islamic UniversityAl-Medina Al-Munauwara]. Silakan periksa sendiri referensi itu kalau kau tak percaya. Menarik untuk diperhatikan catatan kaki oleh penerjemah yang menerangkan bahwa tombak adalah barang jarahan, sungguh pintar. Kalau kau pikir ini sukar dipercaya bahwa seorang utusan Allah, ciptaan Allah yang terbaik ternyata memakai pedangnya (baca: terorisme) untuk cari nafkah [se-level dengan preman pasar atau preman terminal J] maka teruslah baca karena banyak hal lain yang bahkan lebih mengejutkan. Di Hadis Sahih Muslim ditulis jelas tanpa ragu bahwa Muhammad dan pengikutnya memang menggunakan pedang untuk melakukan terorisme (komentar dalam kurung adalah dari penerjemah Hadis ini): Hadis Sahih Muslim, Book 004, Number 1066: Abu Huraira melaporkan: Rasul Allah berkata aku telah dibantu teror (dalam hati musuhnya); aku telah menerima firman2 yang pendek tapi jelas artinya, dan ketika aku tidur aku diberikan kunci-kunci harta benda dunia yang diletakkan di tanganku. Jika Hadis-hadis yang sangat jelas itu belum juga terasa cukup meyakinkan untuk membuktikan Muhammad menggunakan terorisme untuk memperkaya para pengikutnya, ini ada satu lagi: Hadith from Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 220: Dikisahkan oleh Abu Huraira: Rasul Allah berkata,Aku telah diberi perintah-perintah yang sangat pendek dengan arti yang sangat luas, dan aku telah dibuat menang melalui teror (yang ditaruh di hati musuh), dan ketika aku tidur, kunci-kunci harta benda dunia diberikan padaku dan diletakkan ke dalam tanganku. Abu Huraira menambahkan: Rasul Allah telah meninggalkan dunia dan sekarang kau, orang-orang, membawa ke luar harta benda itu (yang tidak dinikmati oleh Nabi). Untuk mewujudkan perkataannya, Muhammad bahkan mengumumkan bahwa barang jarahan atau hasil rampokan adalah halal baginya, dan ini ditegaskan di sini: Hadis Sahih Bukhari Volume 4, Book 53, Number 351: Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah: Rasul Allah berkata,Barang jarahan adalah halal bagiku. Hadis berikut menerangkan bahwa Muhammad mendirikan mesjid-mesjid dengan biaya dari hasil rampokan, jarahan dan pungutan pajak paksa Jizya terhadap non-Muslim. Bacalah Hadis ini dengan teliti dan kau akan mengerti mengapa banyak orang tertarik untuk bergabung dengan Muhammad dan Islamnya. Ya, alasannya hanyalah keserakahan dan nafsu akan uang dan kekayaan semata-mata. Muhammad melanggar semua hukum dan aturan masyarakat mapan yang beradab hanya untuk memuaskan keserakahan pengikut-pengikutnya. Ini hadisnya: Hadith Sahih Bukhari, Volume 4, Book 53, Number 390: Dikisahkan oleh Jabir bin 'Abdullah: Rasul Allah suatu saat berkata padaku,Jika uang masukan dari Bahrain tiba, aku akan beri kamu segini banyak dan segitu banyak. Ketika Rasul Allah telah mati, uang dari Bahrain tiba, dan Abu Bakr mengumumkan,Bagi yang telah dijanjikan oleh Rasul Allah, silakan datang padaku. Lalu aku menghadap Abu Bakr dan berkata,Rasul Allah berkata padaku,Jika uang masukan dari Bahrain tiba, aku akan beri kamu segini banyak dan segitu banyak. Setelah mendengar itu Abu Bakr berkata padaku, Ciduklah (uang) dengan kedua tanganmu. Aku ciduk uang dengan kedua tanganku dan Abu Bakr memintaku menghitungnya. Aku menghitung dan jumlahnya adalah lima ratus (keping emas). Jumlah seluruhnya yang dia berikan padaku adalah seribu lima ratus (keping emas). Dikisahkan oleh Anas: Uang dari Bahrain dibawa kepada Nabi. Dia berkata,Sebarkan uang itu di Mesjid. Inilah jumlah uang terbesar yang pernah diserahkan kepada Rasul Allah. Saat itu Al-Abbas datang padanya dan berkata,O Rasul Allah! Berilah aku uang karena aku memberikan uang tebusan diriku dan Aqil. Sang Nabi berkata padanya,Ambillah. Dia menciduk uang dengan kedua tangannya dan menuangkannya di atas bajunya dan mencoba mengangkatnya tapi tidak bisa dan dia minta pada sang Nabi, Maukah kau meminta seseorang untuk menolongku mengangkat ini? Nabi berkata, Tidak. Lalu Al-Abbas berkata,Kalau begitu, maukah kau membantuku mengangkatnya? Nabi berkata, Tidak. Lalu Al-Abbas membuang sebagian uang, tapi tetap saja dia tidak kuat mengangkutnya, dan dia sekali lagi meminta pada Nabi, Maukah kau meminta seseorang untuk menolongku mengangkat ini? Nabi berkata,Tidak. Lalu, Al-abbas membuang sebagian lagi uang dan memikulnya di pundaknya dan lalu pergi. Sang Nabi terus melihatnya terpesona akan keserakahannya sampai dia menghilang dari penglihatan. Rasul Allah tidak beranjak dari tempat itu sampai tidak ada satu Dirham pun tersisa dari uang itu. Sekarang mari kita lihat bagaimana Jihadis Muslim awal memilih korban teror mereka. Setelah cari-cari mangsa, Muhammad mengetahui bahwa dia hanya punya dua pilihn: merampok orang-orang Medina atau merampok kafilah-kafilah orang Mekah yang kaya raya di jalur dagang Mekah Medina. Tidak bisa merampok sekutunya sendiri orang Medina (orang Ansar) karena ini sama dengan bunuh diri. Pilihan lain yang sisa adalah merampok orang-orang Yahudi dan musuh bebuyutannya orang-orang Mekah Quraysh yang pada umumnya menolak ajaran agamanya. Dia tidak bisa mengganggu orang-orang Yahudi terlalu awal karena dia telah bikin perjanjian damai dengan mereka. Dia tidak punya alasan sah untuk menyerang dan merampas tanah dan harta benda mereka. Perlu diingat bahwa di kegiatan-kegiatan perampokan awal, Muhammad tidak mau orang-orang Ansar terlibat di dalamnya. Ini karena dia tidak mau mengecewakan orang-orang Medina dengan menampakkan belangnya yang asli. Dia juga takut jika usaha perampokannya gagal, maka kaum Ansar tidak lagi kagum dan hormat padanya. Karena itu, pada mulanya, dia tidak mengundang kaum Ansar untuk ikut bagian dalam kegiatan terornya. Dia perlu menunjukkan pada tuan tanah tempat tinggalnya bahwa terorisme memang adalah usaha yang menguntungkan! Karena tidak mungkin untuk menjarah orang-orang Yahudi, maka pilihan satu-satunya yang sisa adalah menyerang dan menjarah kafilah-kafilah Quraysh. Meskipun demikian, saat itu dia hanya punya segelintir prajurit. Dia tidak akan mampu melancarkan serangan telak terhadap tentara Quraysh yang perkasa, dan memang perkiraannya tepat. Sebenarnya karena alasan takut akan tentara Quraysh itulah dia meninggalkan Mekah. Dia lalu dapat gagasan cemerlang. Rencananya adalah untuk menyergap para pedagang Quraysh pada saat mereka sedang lengah, yakni pada saat mereka sedang sendirian, tidak banyak tentara, atau jauh dari tempat aman di Mekah. Ini berarti menyerang kafilah-kafilah pedagang Quraysh, meneror dan merampok mereka di perjalanan dagang dengan Syria atau saat mau balik ke Mekah. Tapi Muhammad juga penuh perhitungan dan tidak terburu-buru. Dia sabar menunggu kesempatan baik untuk menyerang kafilah-kafilah Quraysh yang sedang lengah. Rencana ini memang sangat cerdik dan licik. Tidak dapat disangkal bahwa dengan penjarahan ini Muhammad dapat mengompori pengikutnya, para Jihadis, untuk membalas dendam pada penyiksa mereka dan di waktu yang sama mereka juga dapat banyak harta jarahan yang sebelumnya tidak dapat disediakan Muhammad pada para Muhajir (pengikut Nabi yang setia yang pindah dari Mekah ke Medina) yang miskin, bodoh, terbelakang dan kelaparan ini. Dengan pemikiran ini, Muhammad mulai bergerak. Dia mengirim beberapa mata-mata untuk mencari tahu kegiatan-kegiatan kafilah Mekah. Akan tetapi, kafilah Quraysh selalu dilindungi dan dijaga baik-baik oleh para tentara penjaga keamanan untuk mencegah dirampok di jalan. Meskipun begitu, Muhammad tetap mencoba keberuntungannya karena para kafilah Mekah itu penuh dengan harta benda yang sangat berharga. Biografer (penulis kisah hidup) Nabi apologis (= berusaha menutupi kejelekan Islam) seperti Hussein Haykal,[v] tentu mencoba mencari pembenaran dengan mengatakan bahwa para Muhajir dari Mekah rindu pulang kampung dan sedang cari kesempatan untuk balas dendam. Memang merasa rindu kampung halaman sih wajar saja, tapi alasan yang sangat jelas untuk merampok kafilah Quraysh adalah karena ingin menjarah dan merampas harta benda. Sederhana saja dan sudah jelas. Alasan Haykal ini pupus karena setelah Muhammad menaklukkan Mekah, tidak ada satu pun Muhajir yang katanya tadi rindu kampung halaman yang mau balik pulang ke Mekah. Mari kita bahas secara singkat penyergapan atau serangan teror atas kafilah Quraysh. Ada pertentangan mana perampokan atas kafilah Quraysh yang pertama dilakukan Muhammad. Ibn Ishak menulis bahwa Muhammad sendiri melaksanakan serangan pertama, dan ini adalah terhadap kafilah di Waddan. Buku Ibn Ishak tidak cukup memberi keterangan kapan hal ini terjadi. Waqidi menulis bahwa serangan pertama dipimipin oleh Hamzah. Para penulis biografi lain setuju dengan versi Waqidi tentang tanggal-tanggal penyerangan-penyerangan Muhammad. Aku juga akan menggunakan keterangan Waqidi. --------------------------------- Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! Answers.