MasyaAllah.. Dari 123 Milyar dana pendidikan yang dikorupsi 70
 Milyar?????
Ini benar2 berniat menghancurkan bangsa & negara dan membodohkan generasi 
mendatang

=================================
Wednesday, 1 Februari, 2012, 1:56 AM Simpati
 
wrotehttp://www.gerbangnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=568:rp-70-miliar-dak-pendidikan-diduga-menguap&catid=48:malangnesia&Itemid=136

Rp 70 Miliar DAK Pendidikan Diduga Menguap
                
                        
                
                
MALANG | Dugaan kebocoran 
Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan di Kabupaten Malang sangat tinggi 
hingga mencapai 50% lebih sesuai temuan Komisi D di lapangan. Dugaan ini 
berdasarkan beberapa kali hasil sidak para anggota Komisi D ke berbagai sekolah 
penerima DAK Pendidikan.



Bahkan, ketentuan banyak yang dilanggar oleh rekanan yang mengerjakan proyek 
tersebut.
”Kondisi di lapangan pengerjaan proyek yang didanai oleh DAK 
Pendidikan sangat buruk sekali. Ini berdasarkan pengamatan kita, sangat 
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti bestek. Kita 
simpulkan, terjadi tingkat kebocoran hingga mencapai 50% lebih dari 
total dana DAK,” ujar Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Malang, Unggul 
Nugroho.
Dana DAK sendiri gabungan dua tahun anggaran 2010 dan 2011 
mencapai Rp123 Miliar. Anggaran ini ditambah lagi dana sharing 10% 
berasal dari APBD Kabupaten Malang. Sehingga, total dana di lapangan 
untuk berbagai proyek mulai rehab ruang kelas, pengadaan computer, serta
 pengadaan buku dan alat pembelajaran mencapai Rp123 Miliar ditambah 10%
 dari dana tersebut.
Bila ditotal, kuat dugaan dana yang bocor atau menguap bisa 
mencapai Rp70 Miliar lebih. Dugaan Komisi D DPRD Kabupaten Malang 
berdasarkan kondisi hasil pengadaan di lapangan yang dilihat dan 
ditinjau ke berbagai sekolah penerima di 33 kecamatan di Kabupaten 
Malang.
Sekretaris Komisi D ini mencontohkan, pihaknya menemukan biaya 
rehab ruang kelas dianggarkan Rp 55 juta, padahal bila dilihat fisik 
hasil pengerjaan rekanan paling banter menghabiskan biaya hanya Rp 25 
juta saja. Untuk pengadaan buku dianggarkan Rp 45.500.000 per paket, 
bila dilihat faktanya paling banter hanya menghabiskan Rp10 juta saja.
Tidak berhenti di situ saja, untuk pengadaan computer dan 
beberapa alat pembelajaran dianggarkan Rp31 juta. ”Tapi missal untul 
pengadaan CD pembelajaran, tertulis biayanya mencapai Rp15 juta per 7 
keping CD pembelajaran, kita lihat dan cek harga 
sesungguhnya di internet hanya Rp 70.000 saja per keping CD. Antara 
anggaran tertulis dengan yang sesungguhnya sangat jauh. Ini sangat 
buruk,” ungkap politisi Partai Gerindra ini.
Pihaknya berharap, pihak aparat penegak hukum melakukan 
penyelidikan terkait persoalan ini. Pasalnya, dugaan tingkat kebocoran 
dana untuk membangun dunia pendidikan tersebut sangat tinggi. Sehingga, 
bila kebocoran sangat tinggi maka percuma bidang pendidikan mendapatkan dana 
sangat besar dari APBN.
Sementara itu, senada dengan Unggul, Wakil Ketua Komisi D, 
Achmad Andi menyatakan, secara kasat mata proyek fisik di berbagai 
sekolah tidak sesuai ketentuan. Bahkan, kondisinya sangat parah sehingga
 perlu dilakukan audit fisik untuk memastikan berapa tingkat kebocoran yang 
terjadi.
”Dari berbagai sidak saya bersama anggota Komisi D yang lain, 
dari 10 sekolah yang kita datangi, paling banyak yang kondisinya cukup 
bagus dan sesuai hanya 2 sekolah saja. Yang lainnya tidak sesuai 
ketentuan bestek yang telah ditentukan,” tegasnya.
Pihaknya akan memanggil pihak Kepala Dindik Kabupaten Malang, 
Suwandi, untuk meminta klarifikasi persoalan ini. Bahkan, pihaknya akan 
meminta Dindik melakukan audit fisik semua proyek yang dibiayai oleh DAK 
Pendidikan.
Kepala Dindik sendiri, dimintakan klarifikasi terkait persoalan
 ini tidak merespon melalui ponselnya. Bahkan, dikirim pesan pendek juga
 tidak ada tanggapan dari Suwandi. Penanggung jawab penggunaan DAK 
Pendidikan tersebut lebih memilih diam dari pada merespon hasil sidak 
Komisi D yang menemukan dugaan dana pendidikan menguap sangat besar 
sekali.

Kirim email ke