Fanatisme
[2004-07-14 05:32:59]

Ketika pikiran-pikiran seseorang sangat terpaku sehingga mereka tidak akan 
menanggapi diskusi atau argumen apapun, ini disebut fanatisme. Dikatakan bahwa 
agama adalah masalah iman dan bukan logika. Di India, ada banyak fanatisme 
keagamaan. Karena fanatism edan kekeraskepalaan agama, telah ada bentrokan 
kejam yang tidak terhitung banyaknya di masa lalu. Betapa menyedihkan bahwa 
ribuan orang terbunuh hanya karena dalih sehelai rambut. Fanatisme-fanatisme 
ini tidak pernah peduli untuk mendengarkan kepercayaan-kepercayaan orang lain, 
dan lebih lagi, bagi mereka adalah dosa untuk mendengarkan orang lain. Di satu 
sisi mereka adalah lebih jelek dibandingkan binatang karena binatang tidak 
menyembunyikan perasaan komunal. Sentimen-sentimen fisik adalah predominan di 
dalam ekspresi-ekspresi keagamaan seperti itu. Orang harus menjauhkan diri dari 
keterikatan agama. Dibalik semua dogma keagamaan, pertimbangan-pertimbangan 
fisik adalah dominan. Satu masyarakat menganggap bahwa adalah dosa untuk
 memakan daging sapi teta pi tidak untuk kambing atau kijang. Adat memakai 
tanda merah di kepala dan di dahi oleh wanita india adalah ekspresi sentimen 
keterikatan) keagamaan. Wanita dari negara lain tidak mengikuti praktek seperti 
ini. Sama sekali tidak menjadi masalah jika semua wanita india berhenti memakai 
tanda merah tersebut. Semua agama mengeksploitasi masyarakat dengan menariknya 
kepada keterikatan-keterikatan keagamaan. Ada banyak orang yang menyembah 
kepada kitab suci tertentu. Kitab-kitab suci ini besar kemungkinan disusun, 
dicetak dan dijilid oleh pengikut-pengikut dari agama-agama lain. Segera 
setelah sebuah kitab suci diterbitkan, Orang-orang hindu menganggapnya sebagai 
dewi Saraswati. Banyak orang membuang uang secara boros untuk membuat 
berhala-berhala, kemudian setelah sehari atau dua hari, sebuah prosesi yang 
lama dan banyak pawai, berhala tersebut ditenggelamkan di sebuah sungai. Jika 
ada anggota dari agama lain secara tidak sengaja merusak bagian manapun dari
 berhala tersebut, bentrokan yang tidak diinginkan dengan skala yang tidak 
diperkirakan dapat terjadi. 

Fanatisme terjadi ketika pertimbangan-pertimbangan fisik mengalahkan 
rasionalitas. Fanatisme keagamaan timbul ketika fanatisme menjadi pusat dari 
sebuah agama. Lebih diperlukan sebuah persuasi intelektual yang kuat daripada 
penerapan kekuatan fisik diperlukan untuk membawa para fanatis agama menuju 
jalan yang benar, karene kekuatan fisik hanya akan menyebabkan sebuah reaksi 
yang akan mempertebal fanatisme keagamaan. Praktek-praktek tertentu sedianya 
bukan ritual-ritual keagamaan tetapi merupakan tradisi-tradisi atau adat 
istiadat. Jaman dahulu orang yahudi mulai mempraktekkan sunatan. Ketika Musa 
mengubah beberapa pengikutnya menjadi Yudaisme, dan akhirnya Muhammad mengubah 
beberapa orang lokal menjadi islam, tidak satu dari nabi-nabi tersebut berani 
untuk memerintahkan pengikut barunya untuk membuang adat-adat yang lama yang 
mereka ikuti, konsekwensinya adat-adat lama tersebut berlanjut setelah 
perpindahan agama mereka di masa silam, Bangsa Austrik biasa memu ja dewi 
matahari karena
 mereka percaya bahwa jika dewi tersebut disenangkan maka ia akan mengirimkan 
sinar yang berkelimpahan dan menciptakan panen yang kaya. Di masyarakat 
austrik, wanita mempunyai peranan yang penting, konsekwensinya peranan dari 
para pemimpin agama tidak terlalu penting. Orang-orang Austrik percaya bahwa 
matahari adalah dewa wanita dan bahwa bulan adalah dewa laki-laki sehingga 
mereka menyebut matahari sebagai ibu. Mereka memperkenalkan Chat Puja, pemujaan 
terhadap dewi matahari. Di masa lalu, orang biasa memuja dewi matahari hanya 
sekali setahun, tetapi di Magadh dewi ini dipuja dua kali selama dua panen 
besar. Tradisi Chat Puja benjadi sangat kuat diantara para penduduk Magadh 
sehingga walaupun ada pengaruh yang sangat besar dari para bangsa Arya, 
Buddhis, Muslim, adat Chat Puja berlanjut tidak berubah. Bahkan saat ini, 
Muslim di beberapa area di Magadh memuja dewi matahari. Di beberapa tempat 
mereka melakukan pemujaan sendiri dan ditempat lain mereka dibantu oleh orang 
hindu. Sama
 juga, di Bengal para muslim memuja dewa Satya Narayana dan Olabibi. Hal-hal 
ini adalah Ekspresi-ekspresi kepercayaan tradisional yang telah diturunkan dari 
generasi ke generasi.

Satu-satunya jalan untuk memerangi fanatisme keagamaan adalah dengan memperkuat 
gelombang logikal. Melalui studi sains, kita tahu bahwa gerhana adalah fenomena 
fisik. Dewa Ra'hu dan Ketu tidak ada urusannya dengan ini. Walaupun kepercayaan 
tahyul semacam ini sudah pasti akan memudar, ada beberapa orang yang masih 
memuja dewa-dewa mitologis ini karena mereka percaya bahwa dewa-dewa ini dapat 
dibahagiakan untuk melepaskan matahari dari gerhana. Sebabnya adalah sikosis 
rasa takut di dalam mahluk manusia lebih kuat dari logika. Ketika rasionalitas 
manusia diperkuat, ide-ide irrasional akan menghilang dari masyarakat. 

Banyak orang sekarang menganjurkan pembentukan teori-teori theokratik. Tetapi 
ketika mereka memakai istilah teori-teori teokratik, yang merea maksudkan 
adalah teori-teori keagamaan, bukan teori-teori yang menjunjung tingga seb ab 
dari kebenaran. Kita harus berusaha mendirikan teori-teori yang menjunjung 
tinggi kebenaran (dharma), dan untuk hal ini sentimen-sentimen (keterikatan) 
fisik yang merupakan basis dari agama harus diabaikan. Orang harus tetap 
menjauhkan diri dari ide-ide religius. Bebarapa orang melakukan 
kegiatan-kegiatan religius yang berhubungan dengan bulan -- setelah melihat 
bulan, mereka memulai puasa religiusnya. Tetapi apa yang terjadi bagi mereka 
yang akan tinggal di bulan itu sendiri. Berfikir rasional akan membuang 
psikosis ketakutan dari pikiran seseorang rasionalitas akan mengalahkan 
fanatisme. 

Di India, bangsa Arya berusaha untuk mendirikan agama Vedik dengan 
menghancurkan agama Austrik. Di masa Buddhist, khususnya selama pemerintahan 
Bimbisar Raja Magadh, Buddhisme diterapkan secara paksa kepada non-Buddhis. 
Kemudian, orang-orang Hindu dengan paksa mengubah Buddhis dan Jains kedalam 
Hinduisme. Selama periode Muslim, penguasa Islam dengan paksa menerapkan Islam 
di India, Iran dan Mesir. Di jaman yang lampau, Mesir adalah percampuran antara 
peradaban Arab dan agama Islam. Tidak terhitung orang Yahudi dengan paksa masuk 
ke dalam Kristen. Pada masa pemerintahan Ingris di India, Orang kristen 
mempropagandakan Kristen dengan cara yang sangat psikologis, sehingga ribuan 
orang Hindu menjadi kristen. Sebelum orang Inggris datang ke India, sedikit 
sekali orang kristen di wilayah tersebut. Di masa Muslim, banyak orang Hindu 
diubah menjadi Islam baik dengan tekanan psikologis maupun dengan kekuatan 
fisik. Disamping itu, banyak orang Hindu memeluk Islam karena mereka tidak suka 
dengan
 kejelekan-kejelekan di dalam Hinduisme. Pada saat itu, bersamaan dengan 
pergolakan keagaman yang parah, ada juga ketidakadilan sosial yang ekstrim, dan 
sebagai hasilnya banyak orang pindah ke Islam. Bahkan saat ini, beberapa 
missionaris mengubah orang kedalam agama-agama mereka yang bersangkutan dengan 
memanfaatkan keterbelakangan pendidikan masyarakat, tahayul-tahayul dan 
kemiskinan. Perang salib di abad pertengahan adalah contoh yang nyata dari 
penindasan dari satu agama terhadap agama yang lain. 



God is a comic playing to an audience that's afraid to laugh

 











                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 

[Non-text portions of this message have been removed]



Have constructive thoughts, consoling words, compassionate acts.
Peace & enlightenment be yours!

- from guys at Mayapada Prana 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 


Kirim email ke