Dari Suci Pusfita.
Halo Suci, lain kali kirim email anda ke :mayapadaprana@yahoogroups.com bukan
ke moderators.
Note: forwarded message attached.
"Out beyond ideas of wrongdoing and rightdoing there is a field. I'll meet you
there.'"
~ Rumi
Eduard de Grave is a member of : The Mayapada Prana mailing list
Forum nge-Junkz dan OoT-nya si brewok!
---------------------------------
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.
--- Begin Message ---
AA ... SAYA KECEWA !
Kenapa harus menggunakan alasan agama jika ingin beristri lagi, yaitu
diperbolehkan berpoligami dengan dibatasi sampai 4 istri, itupun dengan syarat
apabila ia mampu untuk bertindak adil, dll.
Menurut saya tindakan kita beristri lagi, akan menyakiti perasaan istri
pertama kita. Apakah betul agama menghendaki poligami, ataukah kita yang
menghendaki poligami?
Menurut saya alasan tersebut adalah penafsiran (pendapat) Aa terhadap agama
islam. Tentu saja yang berbeda pendapat dalam hal itu pun banyak juga. Karena
perbedaan pendapat adalah hal yang biasa.
Aa Gym yang saya hormati, masyarakat kita masih sangat paternalistik. Artinya
baik langsung atau tidak langsung tindakan seorang pemimpin atau panutan akan
ditiru oleh masyarakat. Jika menurut Aa begitu ya masyarakat pun akan
mengikutinya juga. Tindakan Aa berpoligami akan memicu perilaku sebagian
masyarakat untuk berpoligami juga. Dari yang masih ragu-ragu sampai yang belum
terpikir untuk berpoligami, semuanya serasa mendapat pembenaran dari ulama
pujaannya untuk berpoligami. Sekali lagi ini adalah pendapat saya.
Menurut saya yang membedakan Baginda Rasulullah dengan orang-orang yang
sekarang memutuskan untuk berpoligami, adalah dengan alasan yang sangat
mendasar. Rasullulah tidak menikah dengan alasan syahwat, tetapi karena
terdorong ingin menolong dan menyelamatkan wanita-wanita tersebut, dan juga
rata-rata janda yang ditinggal mati dalam perang oleh suaminya. Selain itu
perintah Allah untuk membatasi sampai 4 istri belum turun pada waktu itu. Ayat
tersebut baru turun setelah Nabi telah mempunyai istri lebih dari 4. Lain
Nabi, lain juga kita. Mudah-mudahan kita bisa menilai dari panutan-panutan yang
sekarang, dorongan apa yang mendasari mereka berpoligami. Apa karena dorongan
syahwat? Atau karena hal lain. Silahkan jujur pada diri sendiri, tentu saja
jika ingin menolong para wanita tersebut bisa dengan cara disantuni, diberikan
pekerjaan, atau diangkat menjadi anak, saudara, dsb. Tidak perlu dikawini jika
kita sudah beristri.
Apakah menyakiti perasaan, hati seorang istri tidak termasuk
kekerasan dalam rumah tangga. Apakah kekerasan tersebut hanya kekerasan fisik
saja, menurut saya kekerasan psikis atau batin itu lebih parah dari pada
kekerasan fisik.
Mungkin dia tidak berkata sakit, tapi di lubuk hati seorang istri yang setia.
Rasa itu tetap ada dan tersimpan. Kecuali istri yang sudah dicuci otak alias
sakit jiwa. Tentu saja istri yang baik tidak akan berani untuk berbeda
pendapat, apalagi melawan suaminya. Ibu teman saya dikecewakan oleh suaminya,
dia setuju dengan poligami, tapi jika anak perempuannya dipoligami dia tidak
setuju..
Kita bisa saja mengajari istri bahwa itu adalah boleh menurut agama, dan
berbagai alasan lainnya. Seorang istri yang setia dengan perasaannya yang halus
dan penuh kasih sayang tidak akan bertindak egois, yang dia pikirkan hanyalah
kebahagiaan bagi suaminya. Apakah dengan berpoligami, kita sudah membahagiakan
istri pertama kita? mohon direnungkan. Diluaran mungkin dia bisa berwajah
manis, karena sering diceramahi atau karena disorot oleh Media, dll. Tapi jika
dia sedang sendiri, mungkin saja dia tengah menangis pilu dalam hati. Apakah Aa
Gym yang saya kagumi tidak peka terhadap hal tersebut.
Saya tidak setuju seorang istri dimadu, dan dikatakan itu diperbolehkan oleh
agama. Ada salah satu riwayat diceritakan kala itu di Arab sana, seorang lelaki
sudah biasa beristri sampai puluhan, bahkan ratusan. Wanita sudah menjadi
komoditas, seperti hewan saja. Siapa yang beristri banyak artinya menunjukkan
status dia lebih baik dari yang beristri sedikit. Islam dengan kasih sayangnya
berusaha menaikkan derajat kaum wanita, dengan membatasi kesukaan orang-orang
pada waktu itu untuk beristri banyak menjadi cukup paling banyak 4 saja.
Hitungan 4 istri masih terasa adil pada waktu itu daripada puluhan/ratusan
istri, Bukannya seperti yang ditafsirkan sekarang ini, yang sudah beristri satu
masih boleh beristri lagi, diberi jatah sampai 4 istri. Silahkan anda
renungkan.
Apakah mereka punya hati nurani? Bayangkan jika ada anak
perempuan kita, atau kakak/adik perempuan kita, atau bahkan ibu kita
dipoligami. Bagaimana rasanya? Saya setuju dengan islam, tapi saya menolak
budaya poligami. Budaya poligami adalah budaya arab, bukan budaya indonesia.
Dan islam bukanlah arab saja. Islam turun di tanah arab itu jelas. Tapi tidak
setiap budaya arab itu adalah islam serta bagus dan cocok di bumi Indonesia.
Tindakan Aa Gym jelas akan memicu perubahan budaya di Indonesia. Saya mohon
para ulama yang lain ikut berbicara untuk masalah ini. Tentunya para ulama yang
mendukung Poligami akan diam saja. Boleh donk saya berbeda pendapat soal ini.
Istri pun harus bisa menyadarkan suaminya dalam hal ini. Apakah anda disakiti
dengan pemahaman yang seperti ini. Jika anda disakiti, berterus teranglah. Jika
para istri tidak ridho, apakah Allah juga ridho. Jika anda diam saja berarti
anda setuju, ya saya hanya bisa berkata selamat untuk anda, mudah-mudahan Anda
mendapat kebahagiaan dan selalu dilindungi Allah yang Maha Kuasa.
Surga ada di telapak kaki ibu, itu memberikan pesan kepada saya
bahwa saya harus menghormati ibu saya, istri saya, kaum wanita pada umumnya.
Bukan dengan cara menyakitinya, tetapi dengan cara menghargainya. Jangan
membodoh-bodohi mereka dengan penafsiran anda terhadap agama, padahal yang anda
inginkan hanyalah beristri lagi, kemudian anda bilang itu adalah perintah
agama.
Pikiran tidak bisa dihukum, tetapi jika sudah menjadi tindakan tentu saja
dapat mengundang berbagai reaksi.. Mungkin Aa sedang meniru tindakan Nabi
Muhammad SAW. Tetapi saya merasa ada yang kurang sreg. Surat ini pun hanyalah
reaksi dari tindakan Aa Gym tersebut
Saya menyayangkan tindakan Aa Gym tersebut, meskipun Aa sudah 5 tahun
memikirkan hal tersebut. Perkembangan lebih lanjut ternyata diketahui Teh Ninih
sendiri selaku istri Aa Gym yang pertama yang memilihkan calon istri buat Aa.
Teh Ninih seperti yang tidak sakit hati, saya bingung, saya shock. Tentunya
saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Saya tidak tahu siapa yang saya bela.
Mungkin saya tidak sedang membela siapa-siapa. Mungkin saya sedang membela
diri-sendiri. Mungkin Aa memang lebih pinter, saya akui saya memang berotak
udang. Yang saya punya hanya rasa, bukanlah pikiran yang cerdas.
Akhir kata, tindakan yang cukup bijaksana dari Aa, ketika beliau mengatakan
bahwa beliau adalah orang yang baru belajar agama islam, dan mungkin saja tidak
bisa dijadikan panutan oleh orang lain. Kerendahan hati yang demikian ini
jarang mendapat perhatian dari masyarakat. Mungkin saja tindakan Aa tersebut
saat ini lebih tepat untuk dilakukan, serta lebih banyak manfaatnya daripada
mudharatnya, bagaimana pun Aa yang lebih tahu.
Aa berhak berkata begitu, karena itu adalah pendapat Aa. demikian juga dengan
saya. Saya berhak mengatakan :”Aa ... Saya Kecewa! Tentu saja ini keluar dari
emosi saya semata, yang lebih penting tentu saja itu adalah urusan pribadi Aa,
kita berbeda dalam pendapat karena pengetahuan dan pengalaman kita memang
berbeda. Tulisan ini pun saya harapkan dapat membuat masyarakat lebih sadar
bahwa masalah akhlaq dan moral adalah urusan pribadi masing-masing (individu).
Janganlah kita tergantung pada orang lain termasuk pada seorang panutan kita
secara berlebihan, karena bagaimanapun juga kita akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah secara sendiri-sendiri.
“Aa ... salam sayang dan sembah sujud dari pecintamu”.
Yoga Asmara
---------------------------------
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
http://id.mail.yahoo.com/
--- End Message ---