Pernyataan dan berita dibawah ini jelas fitnah, yang ingin mencemarkan
nama SBY, mungkin tujuannya ingin menjatuhkan nama SBY dalam pilpres
mendatang. Karena SBY pasti menang dalam pilpres, sebab hampir semua
rakyat senang kepada nada bicara beliau yang sangat pandai jika
berbicara didepan masyarakat.





Pada kasus yang disebut oleh media massa sebagai penyerbuan/pembantaian
27 Juli 2006, pak SBY sebenarnya hanya menjalankan perintah. Maka bisa
dilihat pada sebuah foto beliau yang sempat dimuat di sebuah media
massa, sedang memakai jaket hitam saat memberikan komando penyerbuan,
disana bisa dilihat wajah beliau yang tampak tegang, artinya beliau
saat itu tidak sedang pada kondisi hati yang senang.


 


Maka beberapa tahun kemudian beliau sudah memberikan penjelasan, bahwa
saat penyerbuan/pembantaian itu beliau sudah mengajukan keberatan, saat
diminta melakukan penyerbuan. Akan tetapi sebagai prajurit sejati,
apalagi kemungkinan akan mendapat sanksi jika tidak melaksanakan tugas
yang diberikan. Sebagai prajurit yang profesional, tentunya jika tidak
melaksanakan tugas negara, berarti karier bisa terhambat. Maka dengan
berat hati beliau terpaksa melakukan perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan penyerbuan tersebut. Apalagi berdasar info akurat, orang2
yang kemudian oleh media massa disebut sebagai "korban penyerbuan"
ternyata patut diduga disusupi atau minimal terpengaruh oleh paham
komunis/ ditunggangi oleh orang2 eks PKI.





Sebagai bangsa yang ingin maju, maka sebaiknya kita tidak menoleh
kepada masa lalu atau hal2 yang tidak penting seperti ini. Kita harus
dengan optimis menatap masa depan... kita harus terus melangkah ke
depan, bukan mundur ke belakang... itu jika kita ingin maju


_________________________________________      
       
Jenderal Saurip Kadi Singgung Peran SBY di Balik 27 Juli 1996
Rabu, 24 Juni 2009, 18:27:22 WIB

Laporan: Zul Sikumban
 
Jakarta, RMOL. Semua jenderal yang ikut dalam Pilpres 2009, Prabowo, SBY dan 
Wiranto, punya peranan dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM. 

“Ketiganya
terlibat pelanggaran HAM. Siapa yang tidak melanggar HAM?,” begitu kata
mantan asisten teritorial KSAD, Mayor Jenderal (pur) Saurip Kadi di
kantor Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (LBHI), Jalan Diponegoro,
Jakarta, sore ini (Rabu, 24/6). 

Saurip Kadi mencontohkan SBY
yang selama ini dianggap bersih dari kasus HAM. Menurut Sarip, SBY
punya peranan dan harus ikut bertanggung jawab dalam kasus kerusuhan 27
Juli 1996. Ketika kerusuhan itu terjadi, SBY menjabat sebagai Kepala
Staf Kodam Jaya. Ia sempat keberatan ketika ditugaskan untuk menyiapkan
pasukan dan logistik. Namun, jelas Saurip lagi, ada ketentuan di TNI
bila belum mengajukan keberatan dalam delapan hari sang pelaksana tugas
harus ikut bertanggung jawab. 

“SBY saat itu sebagai Kasdam,
orang nomor dua di Metro Jaya yang menyiapkan logistik dan pasukan. Itu
semuanya urusan Kasdam. Memang yang bertanggung jawab secara komando
adalah Sutiyoso (Pangdam Jaya saat itu),” demikian Saurip menambahkan. [wid] 
 
http://www.rakyatmerdeka.co. id/news/2009/ 06/24/76916/ Jenderal- Saurip-Kadi- 
Singgung- Peran-SBY- di-Balik- 27-Juli-1996



      

Kirim email ke