Ada saatnya keinginan yang muncul dari keheningan,
melahirkan perasaan duka namun penuh harap, agar fajar
cerah segera tiba. Akhirnya, ada setitik keberanian
untuk mengutarakan petuah-petuah, barangkali dapat
menyingkirkan hal-hal yang salah. Petuah bukan untuk
menyombongkan diri, melainkan semata-mata berasal dari
harapan barangkali dapat diperas dan diambil sarinya,
untuk perbaikan di tanah Nusantara.

Harus selalu diingat, di jaman Kala Bendu ini,
kurangilah nafsu pribadi. Tanpa mengurangi nafsu
pribadi, maka pasti akan terbentur kerepotan, yang
hanya membuahkan perbuatan buruk. Mudah-mudahan tetap
mampu teguh, senantiasa berbuat menuju kepada hal-hal
yang baik. Dengan demikian, mampu memberi perlindungan
kepada siapapun juga, melenyapkan angkara murka,
membuang jauh perbuatan tak senonoh.

===
=== Kala Bendu
===

Jangan menjadi orang bertabiat aji mumpung, hilang
kewaspadaan, dan orang seperti ini, sudah dipastikan
kerepotanlah yang selalu dijumpai, duka nestapa dan
bencana selalu mengikuti hidupnya, hati senantiasa
ruwet karena selalu berdusta. Budayanya lenyap,
kekuatan sirna dan ceroboh. Apa yang difikirkan hanya
hal-hal yang berbahaya. Sumpah janji hanyalah di bibir
bealak, tidak seorangpun akhirnya mempercayainya. Dan
sudah barang tentu, hanya menuai kerepotan dan bencana
saja.

Aku Ki Jero Martani, 

Sudah pernah bicara dan bertemu muka, dengan Sang Raja
Tanah Nusantara, di hotel Dharmawangsa. Saat itu, kami
coba bicara, barangkali didengar nasihat orang tua
yang sudah pelupa, tak berdaya. Suara bagai angin
lalu, membuat hati jadi kelu. Kini tinggallah
berdendang, dandang gula sebagai tembang, hasil
gubahan nenek moyang dahulu kala, beratnya hidup, bak
orang dimadu saja.

Sang penguasa wawasannya kerap berubah-ubah,
meningkatkan kerepotan apapun yang hendak dijalankan.
Dan makin repot, karena azab jaman kala bendu, makin
jadi angkara murka manusia. Angkara murka
bertiwikrama, rasanya tidak mungkin dikalahkan oleh
kebaikan budi dan hati, bila memang belum saatnya
tiba, bahkan makin jadi luar biasa. 

Sementara itu, keadaan sudah semakin tidak
karu-karuan, penghidupan semakin morat-marit,
ketentraman jauh dari harapan, kesedihan dan ratapan
sudah jadi santapan. Segala tata cara hancur lebur,
seolah-olah hati dikuasai ketakutan. Di kala ini, yang
beruntung adalah ular berkepala dua, sebab kepala
serta buntutnya dapat dimakan. 

Gunung-gunung digempur, yang besar-besar dihancurkan,
meski demikian tak ada berani yang melawan atau bahkan
sekadar memperingatkan. Tak berani melawan karena apa
? Karena takut kalau disemprot ular berbisa, racunnya
bagaikan air panas.

Akan tetapi sodaraku, camkanlah ! 

Lengkung pelangi yang megah, berwarna kuning, biru dan
merah, hanyalah cahaya pantulan air. Menurut Kanjeng
Nabi, itu bukanlah Gusti Allah yang sebenarnya. 

Mohon diingat-ingat, kelak akan tiba masanya, ada wewe
putih (setan putih), bersenjatakan tebu hitam, akan
menghancurkan wedhon (pocongan setan). Akan tiba
waktunya kuasa Gusti Allah membuka jaman kebaikan,
tidak mungkin dihindari lagi. Tak akan bisa di tahan
lagi, dimana ”setan putih” menyapu bersih ”pocongan
setan”. 

Setelah ”pocongan setan” di sapu bersih, maka di tanah
Nusantara, akan tumbuh pemikiran dan kehendak hati,
yang hanya berdasarkan ketenteraman sampai ke anak
cucu. Tanah Nusantara dihormati dimanapun, negara
rukun sentosa. Luka-luka akan hilang, peresaan
prihatin berobah menjadi gembira ria. 

Saat itu, diibaratkan, orang berjalan, menemukan
pundi-pundi berisi emas sebasar bokor, tidak diambil.
Tak ada yang berbuat curang, peliharaan diikat, namun
tiada yang dicuri. Yang tadinya spesialis berbuat
angkara murka, akhirnya ikut pula berbuat baik.
Perasaannya terbawa oleh kebaikan budi. Kebaikan dapat
menghancurkan sang durjana. Perbuatan tercela
ditinggalkan, peraturan-peraturan pemerintah ditaati
kembali, semuanya rajin dan tekun melaksanakan
swadharma, tugas pokok dan kewajibannya masing-masing.
Rakyat jelata, pedagang di pasar, nayapraja,  dan
brahmana, semuanya memiliki hati yang sama, tak ada
yang saling mencela. Keadaan seperti itu akan terjadi
di seluruh negeri. 

Kembali seperti dijaman dahulu kala, teguh menjalankan
dharma dan berhati baja.

Salam Hormat,


Ki Jero Martani
Baca artikel terkait :
- Laku Utama Raja Nusantara
- Kala tida
- Sirna Hilang Kertaning Bhumi
- dll



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam
protection around 
http://mail.yahoo.com 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Quotes : 
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no 
luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this 
Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though 
the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna - 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 



Kirim email ke