Mulutmu Harimaumu

Menonton Ketika Cinta Bertasbih (versi Sinetron) kemaren malam, serasa 
diingatkan kembali tentang bahaya lisan dan perkataan yang tidak dijaga.

Sebuah perkataan (yang mungkin tidak merefleksikan si pengucap) menjadi sebuah 
justifikasi bagi orang yang mengucapkan dan membawa dampak yang besar tidak 
hanya kepada orang yang mengucapkan, tetapi juga kepada orang-orang yang berada 
di sekelilingnya serta berhubungan dengannya.

Ceritanya, Vina (searing wanita modern yang pernah tinggal beberapa tahun di 
Tokyo, Jepang, menggantikan Husna yang mengundurkan diri sebagai pembawa acara 
konsultasi di radion JPMI) mendapat pertanyaan dari seorang gadis yang hendak 
menikah.

Gadis itu tengah merasa gelisah, takut, dan khawatir karena pernah berbuat 
khilaf dan kehilangan kesuciannya. Dia merasa tertekan dan takut karena masa 
lalunya itu. Menurut logika umum, seharusnya Vina, sebagai pembawa acara 
konsultasi di sebuah radio muslim memberikan saran yang mengingatkan agar gadis 
tersebut segera bertobat dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya itu.

Akan tetapi, yang diucapkan Vina membuat banyak orang dan pecinta radio JPMI 
terhenyak kaget dan tidak percaya. Bayangkan saja, Vina memberikan advise agar 
gadis tersebut tidak perlu terlalu bersedih atau takut, karena di luar negeri 
keperawanan itu tidak lagi dipermasalahkan dan bukan menjadi satu-satunya 
syarat penting dalam sebuah pernikahan.

Karena ada bahasa-bahasa yang saya khawatir tidak pantas di posting di milis 
ini, maka silahkan membaca artikel lengkapnya di http://bit.ly/c1G2TN

------------------------------------------------

Kunjungi blog pribadi saya di http://ovan.info

Recomended: Blog Penulis Cerita Anak di http://nulisceritaanak.blogspot.com

Kirim email ke