BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM  

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
343. Klasifikasi Bintang-Bintang


Seri ini masih menyangkut bintang-bintang pada bola langit. Ini tetap aktual 
untuk dibahas. Sejenak kita tinggalkan dahulu pergolakan hamba Allah di atas 
globa ini. Ada dua jalur ilmu itu berkembang, pertama, akumulasi pengetahuan 
secara berdikit-dikit dalam kerangka (framework, pola, paradigma) yang sudah 
ada, kedua, pengetahuan itu berkembang dalam kerangka yang berubah. Ilmu yang 
berkembang sekarang ini menempuh jalur yang pertama dalam kerangka pandangan 
materialisme, utamanya filsafat positivisme. 

Perlu dipertegas perbedaan materialistis dengan materialisme. Materialistis 
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, yaitu berarti mata duitan, lawan dari 
idealistis yaitu mereka yang tidak begitu hirau akan harta-benda seperti para 
sufi. Materialisme dipakai dalam filsafat, yaitu pandangan yang tidak mengakui 
dan tidak percaya eksistensi di luar materi. Materialisme memperanakkan 
atheisme (tegas menolak eksistensi Tuhan) dan agonstisisme (meragukan adanya 
Tuhan). Filsafat historische materialisme yang dialektis dari Karl Marx 
termasuk dalam kategori ini. Lawannya adalah filsafat idealisme yang tidak 
mengakui apa yang ditangkap oleh pancaindera. Apa yang kita saksikan sebenarnya 
tidak nyata, melainkan hanyalah sekadar proyeksi alam ideal.

Demikianlah keadaannya ilmu yang berkembang sekarang ini. Hal-hal yang di luar 
materi, terletak di luar kerangka yang membatasi perkembangan ilmu itu. Maka 
memasukkan sumber informasi yang berasal dari wahyu dalam pembahasan ilmu dicap 
tidak ilmiyah, karena wahyu itu terletak di luar kerangka yang membatasi itu. 
Ini dapat memecah kepribadian seseorang. Dalam diskusi tentang teori evolusi 
Darwin yang diselenggarakan oleh jurusan Biologi Fakultas Mipa Universitas 
Hasanuddin beberapa tahun yang lalu (saya termasuk salah seorang pemakalah) 
saya merasa sangat sedih mendengarkan pernyataan seorang dosen senior biologi 
yang mengatakan: Sebagai seorang ilmuan saya menerima teori evolusi Darwin, 
tetapi sebagai seorang beragama saya bersikap menolak teori evolusi Darwin.

Dalam orasi ilmiyah yang saya kemukakan dalam Milad (Dies Natalis) Universitas 
Muslim Indonesia yang ke-41, 25 Muharram 1416 H, 24 Juni 1995 M saya 
mengemukakan paradigma (frame work, kerangka) baru, yaitu materi dan wahyu 
diletakkan dalam satu paradigma. Yaitu mengkaji sumber informasi dari ayat 
Qawliyah (Al Quran) dan ayat Kawniyah (physical world) dalam satu paradigma. 

Astronomi seperti ilmu-ilmu lain berkembang sedikit demi sedikit dalam 
paradigma filsafat materialisme. Allah sebagai Maha Pencipta dan Maha Pengatur 
alam semesta terletak di luar paradigma filsafat materialisme. Astronomi dalam 
paradigma filsafat materialisme seperti keadaannya sekarang ini tidak mengenal 
TaqdiruLlah (hukum Allah). Dalam kerangka filsafat materialisme benda-benda 
langit diatur oleh hukum alam yaitu mekanika khususnya gravitasi dan kinematika 
(ilmu gerak). 

Bintang-bintang pada bola langit diklasifikasikan menurut kriteria gerakannya. 
Hampir semua benda-benda langit walaupun bergerak terbit di timur terbenam di 
barat, benda-benda langit itu tetap jaraknya antara satu dengan yang lain. Lalu 
dinamakanlah mereka dengan istilah bintang-bintang tetap. Ada sepuluh buah 
benda langit yang yang jaraknya tidak tetap terhadap bintang-bintang tetap, 
yaitu matahari, bulan dan delapan buah bintang. Maka dinamakanlah kedelapan 
bintang itu dengan planet (dari bahasa Yunani yang berarti musafir). Diantara 
yang delapan planet itu ada lima buah yang dapat disaksikan langsung dengan 
mata kasar yaitu: bintang Utarid (Merkuri), bintang Timur atau bintang Kejora 
(Venus), bintang Marikh (Mars), bintang Mustari (Jupiter) dan bintang Zuhal 
(Saturnus). Sisanya tidak dapat dilihat kecuali dengan bantuan teropong 
bintang, yaitu Uranus, Neptunus dan Pluto. Sesungguhnya kedelapan planet itu 
adalah satelit matahari. Karena bumi kita ini tergolong pula dalam satelit 
matahari, maka bumi ini disebutlah pula planet, jadi ada sembilan planet. 
Disamping itu ada pula satelit matahari yang terdiri atas bungkahan-bungkahan 
yang disebut astroid (bintang-bintang kecil), diduga berasal dari sebuah planet 
yang telah berantakan, sehingga biasa pula disebut dengan planetoid. Sehingga 
pada bagian dalam dari bumi ada 2 planet, pada bagian luar ada 6 planet 
ditambah 1 planetoid. Di samping itu ada pula satelit matahari yang disebut 
komet, bintang berekor. Diduga bintang-bintang beralih (meteor) yang setiap 
saat menghantam bumi bersumber dari planetoiod. Sedangkan apabila terjadi hujan 
meteor, maka tatkala itu bumi masuk ke daerah debu angkasa yang diringgalkan 
oleh ekor komet. 

Seperti dijelaskan dalam seri yang lalu, yang disebut bintang-bintang tetap itu 
beredar mengelilingi pusat galaxy Milky Way. Selanjutnya galaxies, clusters 
bergerak saling menjauhi. Kecepatan radialnya dilihat dari bumi kita berbanding 
lurus dengan jaraknya dari bumi. Jadi semuanya bergerak, sehingga dengan 
majunya astronomi, penggolongan bintang-bintang menurut kriteria gerak tidak 
dapat dipertahankan lagi.

***

Dengan ilmu yang baru, seperti hasil ijtihadi saya, yang saya presentasikan 
dalam orasi ilmiyah yang saya dalam Milad Universitas Muslim Indonesia yang 
ke-41, 25 Muharram 1416 H, 24 Juni 1995 M, yang telah saya tulis di atas, yaitu 
materi dan wahyu diletakkan dalam satu paradigma, maka kriteria penggolongan 
bintang-bintang dapat kita meruju' kepada Al Quran. 

Firman Allah: 
-- ANA ZYNA ALSMAa ALDNYA BZYNT n ALKWAKB (S. ALSHFT, 6), dibaca: 
-- inna- zayannas sama-ad dunya- bizi-natinil kawa-kibi (s. Ashshaffat), 
artinya: 
-- Sesungguhnya Kami hiasi langit yang dekat dunia dengan hiasan kawa-kib 
(37:6). 
-- ALMSHBAh FY ZJAJT ALZJAJT KANHA KWKB (S. ALNWR, 35), dibaca: 
-- almishba-hu fi- zuja-jah azzuja-jatu kaanha- kawkabun (a. Annu-r), artinya: 
-- Pelita di tengah kaca dan kaca itu ibarat kawkab. 

-- WHW ALDZY J'AL LKM ALNJWM LTAHTDWA BHA FY ZHLMATI ALBR WLBhR (S. ALAN'AAM, 
97), dibaca: 
-- wa huwal lladzi- ja'ala lakumun nuju-ma litahtadu- biha- fi- zhuluma-til 
barri wal bahri (s. Al an'a-m), artinya:
-- Dialah yang menjadikan bagimu nujum untuk menjadi pedoman dengannya dalam 
kegelapan malam baik di darat maupun di laut (6:97). 
-- ALNJM ALTSAQB (S. AL THARQ, 3), dibaca: 
-- annajmuts tsa-qib (s. Aththa-riq), artinya: 
-- najmun itu cemerlang (86:3). 

Menurut Al Quran ada tiga jenis bintang yaitu kawkabun, najmun dan buruwjun. 
Pembagian itu berdasar atas kriteria jarak, keadaan fisik dan penggugusan. 
Kawkabun jaraknya dekat (langit yang dekat dunia, 37:6) dan tidak mempunyai 
cahaya sendiri (kaca itu ibarat kawkabun, 24:35), hanya memantulkan cahaya dari 
sinar matahari. Najmun letaknya jauh (pedoman dengannya dalam kegelapan malam, 
6:97) dan memancarkan sinar sendiri bercahaya cemerlang (najmun itu cemerlang, 
86:3). Dalam Al Quran kata buruwjun (bentuk jama') selalu dipakai, tidak ada 
dalam bentuk mufrad (singular).

Adapun klasifikasi benda-benda langit itu secara lengkap seperti berikut:

1. Kawa-kibun:               jaraknya dari matahari(*) diameter(*)
Utarid (Merkuri),                    36-juta             2900 
Kejora (bintang Timur, Venus),       67-juta             7600 
Bumi,                                93-juta             7913 
Marikh (Mars),                      142-juta             4100 
Mustari (Jupiter),                  483-juta            86600
Zuhal (Saturnus),                   886-juta            72700 
Uranus,                            1780-juta            29500 
Neptunus,                          2790-juta            27800 
Pluto,                             3670-juta             3600
komet,
planetoid (astroid), meteor
--------------
(*)dalam miles, angka rata-rata dibulatkan

2. Nujuwmun:
bintang-bintang tunggal, 
bintang-bintang kembar, 
bintang-bintang raksasa,
bintang-bintang redup (kerdil) dan pulsar (bintang bersenyut)(#),
lubang-lubang hitam (black holes)(##) 

3. Burujun:
galaxy,
cluster 

4. Dukhan

dll yang manusia belum dapat dan belum sempat mengenalnya. WaLlahu a'lamu 
bishshawab. 

*** Makassar, 11 Oktober 1998
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]

---------------------------------------------
(#)
QS At Thaariq [86] ayat 1-3:
1.Perhatikanlah (benda-benda) langit dan perhatikanlah ath-Thaariqi,
2.Tahukah kamu apakah at-Thaariq ?
3.Itulah bintang ats-Tsaaqib

Kata "Thaariq," nama surat ke-86, berasal dari akar kata Tha-Ra-Qaf, yang makna 
dasarnya adalah memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan bunyi/getaran, 
atau menumbuk, atau berdenyut/berdetak.
Kata "Tsaaqib"  berasal dari akar kata Tsa-Qaf-Ba, yang makna dasarnya cemerlang

Pulsar adalah sisa-sisa bintang padam yang memancarkan gelombang radio teramat 
kuat yang menyerupai denyut, dan yang berputar pada sumbunya sendiri dengan 
sangat cepat. Telah dihitung bahwa terdapat lebih dari 500 pulsar di galaksi 
Bima Sakti, yang di dalamnya terdapat Bumi kita.

Sebelum menelaah keterangan ini, marilah kita lihat kata-kata selainnya yang 
digunakan dalam ayat ini untuk menggambarkan bintang-bintang ini. Istilah 
ath-thaariq dalam ayat di atas berarti sebuah bintang yang berdenyut/berdetak, 
yang menumbuk. 

Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada 
tahun 1967, sinyal radio yang terpancar secara teratur ditemukan. Namun, hingga 
saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang berkemungkinan 
menjadi sumber getaran atau denyut/detak teratur yang agak mirip pada jantung. 
Akan tetapi, pada tahun 1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika 
materi menjadi semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi 
sumbunya sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, 
sehingga memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun 
kali lebih kuat daripada yang dimiliki Bumi.

Mereka lalu paham bahwa sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan 
medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar yang terdiri 
dari gelombang-gelombang radio yang sangat kuat berbentuk kerucut di setiap 
putarannya. Tak lama kemudian, diketahui juga bahwa sumber sinyal-sinyal ini 
adalah perputaran cepat dari bintang-bintang neutron. Bintang-bintang neutron 
yang baru ditemukan ini dikenal sebagai "pulsar." Sejumlah pulsar berputar 600 
kali per detik.

Bintang biru yang merupakan julukan bagi deret kelompok bintang raksasa yang 
massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari berubah menjadi pulsar dan 
lubang hitam melalui ledakan supernova yang cemerlang (selanjutnya lihat ttg 
lubang hitam dalam (##) di bawah). 

Pulsar itu dikenal pula dengan nama bintang neutron, yang seperti dikatakan di 
atas terbentuk melalui ledakan supernova yang cemerlang, yaitu bintang biru 
raksasa yang runtuh. Materi yang sangat termampatkan dan sangat padat itu, 
dalam bentuk bulatan yang berputar sangat cepat, menangkap dan memampatkan 
hampir seluruh bobot bintang dan medan magnetnya. Medan magnet amat kuat yang 
ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron yang berputar sangat cepat ini telah 
dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya gelombang-gelombang elektromagnet yang 
kuat yang teramati di Bumi.

Jadi ayat [86:1-3] terjemahannya spb;
1.Perhatikanlah (benda-benda) langit dan perhatikanlah pulsar yaitu bintang 
neutron
2.Tahukah kamu apakah pulsar atau bintang neutron itu?
3.Itulah bintang yang terjadi melalui ledakan supernova yang cemerlang.
WaLlahu a'lamu bishshawab.

(##)
Lubang Hitam terbentuk ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh 
bahan bakarnya ambruk hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah 
menjadi sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak terhingga serta medan magnet 
yang amat kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat 
sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya. 
Bahkan, cahaya pun tidak mampu melepaskan diri darinya.

Menurut teori evolusi bintang, moyang dari lubang hitam adalah sebuah bintang 
biru seperti dijelaskan di atas dalam foot- note (#). Ketika pembakaran 
hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia 
akan memuai
menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi 
bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya 
sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan 
ledakan dahsyat yang disebut sebagai supernova, seperti telah dijelaskan pula 
dalam foot-note(##).

Supernova ditandai dengan peningkatan kecemerlangan cahaya hingga miliaran kali 
cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang 
netron dan lubang hitam tersebut. Materi pembentuk lubang hitam kemudian 
mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi 
sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa
yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas.

Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan 
kuadrat jarak atau dirumuskan F ยต 1/r<SUP>2. Dari formula inilah kita bisa 
memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang sangat dahsyat. 
Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi 
tak hingga besarnya. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*****************************************************************************************************







Kirim email ke