Pilpres tetap perlu..

dimasa mendatang smg ada proses perbaikan, 

____________________________________

From: Arda PW <pwardana2...@yahoo.com

To: undisclosed-receptions



Betul sekali, rakyat sebaiknya  menuruti & menjalankan pilpres cukup 1 putaran, 
demi keselamatan bersama.

Rakyat harus langsung pilih & Menangkan SBY dalam pilpres 1 putaran = hemat 
uang negara

Tidak
pilih SBY = boroskan uang negara = pembangunan bisa tidak lancar =
tindakan pengkhianat negara = tidak boleh menikmati hasil pembangunan



Pembawa
usul yang tidak demokratis dan mengusung isu anti neoliberalisme,
biasanya adalah kaum Komunis/PKI. Mungkin sekarang para kaum kaum
Komunis/PKI ini panik, karena tahu jago2 mereka pasti akan kalah dengan
pak SBY. Maka mereka buat isu kecurangan, neoliberal dan lain2 isu yang
tidak sehat.



Salam

APW

08155021064

__________________________
___
From: Rahmat <....@gmail.com>
Subject: Tidak usah ada Pilpres: Langsung Tetapkan SBY_Boediono sbg Presiden & 
Wapres
To: undisclosed-receptions

Posting email dibawah ini pasti dari penentang pemerintah, yakni mereka yang 
tidak mau ada pembangunan berkelanjutan.
Mereka yang menentang pak SBY itu tidak mengerti atau tidak mau demokrasi.
Maka mereka selalu menghubungkan demokrasi dengan Amerika Serikat.
Karenanya mereka membawa isu hutang, neolib dsb
Dari situ sebenarnya, bisa ditebak, bahwa mereka adalah komunis/PKI
Karena hanya kaum komunis yang anti liberalisme
Karena
mereka tahu bahwa dukungan penuh Amerika Serikat pada pak SBY akan
semakin membuat kaum komunis/ PKI yang sudah hancur semakin hancur lebur

kesimpulan:

    * Hanya orang paling bodoh, yang bisa dipengaruhi oleh para pengikut/ 
keturunan komunis/PKI.
    * Hanya orang paling bodoh yang tidak memilih pak SBY,

* Hanya orang paling bodoh yang tidak mau mendukung dan melaksanakan
pilpres 1 putaran, karena sudah jelas pak SBY pasti menang
 * Hanya
orang paling bodoh yang memilih calon presiden lain, daripada memilih
calon lain, lebih baik Golput, sehingga pilpres dapat berlangsung 1
putaran. Karena selain hal ini dapat menghemat uang negara, juga agar
pak SBY bisa segera melaksanakan tugas sebagai presiden. Agar
pembangunan segera bisa diLANJUTKAN
 * Pilpres lebih dari 1 putaran
= boros = tindakan rugikan negara = ini hanya ulah para pengkhianat
negara = hanya Komunis/ PKI yang berkhianat pada negara untuk rugikan
negara
 * Jadi: tidak pilih SBY agar menang 1 putaran = pengkhianat
negara = Komunis/PKI = orang paling bodoh = tidak layak hidup di
Indonesia = karena hanya merugikan negara dan jadi beban negara


tks

Rahmat

HP: 08123299030
___________________________________
From: Bambang Wanu <....@yahoo.co.id>
Subject: Tidak usah ada Pilpres: Langsung Tetapkan SBY_Boediono sbg Presiden & 
Wapres
To: undisclosed-receptions

Langsung tetapkan SBY-Boediono sebagai Presiden & Wakil Presiden

A. Karena pasti menang


1. Dengan Daftar pemilih Tetap utk pilpres yg diduga ada jutaan pemilih
ganda (meski sering dikemukakan bahwa masyarakat berhak mengkoreksi DPS
sebelum menjadi DPT, tapi fakta menunjukkan bahwa sesuai aturan KPU
tidak punya kewajiban memperlihatkan DPS/DPT) Jadi jika ada orang yang
kehilangan hak pilih krn tdk ada dlm DPT, atau ada jutaan pemilih
ganda, ini sudah sesuai aturan yang berlaku
 2. penerima BLT dan
pegawai negeri, pensiunan, honorer daerah dll penerima gaji ekstra
(gaji ke 13) jelas akan memilihyang telah memberi uang
 3. seluruh
pegawai BUMN atau perusahaan negara, khususnya pegawai rendahan dan
yang terisolir seperti di daerah perkebunan dsb, sangat besar
kemungkinan diarahkan memilih oleh para pimpinan BUMN, perusahaan
negara dsb, yang sekarang menjadi anggota tim sukses dari SBY, yang
mengangkat mereka (tim suksesnya, dan keluarga Bu ani SBY) sebagai
komisaris, pimpinan dari BUMN, perusahaan2 negara dsb.
 4.
pencitraan positif kepada SBY oleh hampir seluruh media massa cetak
maupun elektronik, yang berlomba2 dekat kepada SBY, karena pimpinannya
ingin kebagian kapling. Dan pencitraan negatif kepada pesaing SBY,
secara langsung maupun secara tidak langsung yang secara perlahan
menurunkan citra para pesaing.
 5. Dalam pilpres tidak ada tabulasi
nasional, artinya yang tahu perolehan suara yang sebenarnya, hanya KPU.
Yang diumumkan ke masyarakat adalah data yang sudah diolah KPU. tahu
sendiri bukan peran KPU dalam pemilu legislatif yang menggelembungkan
perolehan suara partai Demokrat

B. daripada Hutang negara bertambah besar


1. untuk kampanye atau money politics alias politik sogok (Uang BLT =
ternyata uang hutang, Gaji ke 13 Pegawai negeri, pensiuan dll =
ternyata juga dari hutang baru dari ADB yang cair bulan Juni 2009 =
10,46 trilyun).
   2. daripada uang negara, BUMN dll habis untuk kampanye dan menjaring suara 
(membeli suara).

C. Daripada beban bunga dari hutang semakin membuat negara melotot hampir mati.

   1.  Karena hutang zaman SBY bunganya 14-15% (bandingkan dg hutang zaman orde 
baru yang bunganya 5%).

2. Infonya, patut diduga dalam setiap pembayaran cicilan hutang ada fee
2,5% (jika zaman Orba, fee ketepatan dalam pembayaran kepada personal
pucuk pimpinan negara 1%, dan tidak diterima, tapi dibayarkan kembali
sebagai cicilan hutang) zaman sekarang fee tidak dibayarkan kembali
sebagai cicilan hutang, dan juga tidak perlu dilaporkan kepada negara,
karena memang kebijakan pihak luar negeri itu ditujukan kepada pejabat
yang berprestasi).
 3. Nah daripada semakin menambah semangat yang
rajin dari pak SBY berhutang, karena iming2 fee.. mendingan tidak usah
ada pilpres, karena yang tampak didepan mata saja, utang untuk BLT
sebagai produk unggulan kemenangan partai demokrat & Gaji ke 13
untuk pegawai negeri dll sebagai produk unggulan pencitraan SBY, sudah
puluhan trilyun rupiah)

D. Untuk itu, seharusnya Megawati-Prabowo, JK-Wiranto, tahu diri dikitlah....


1. daripada sibuk kampanye tapi jelas pasti akan kalah. Tindakan
Mega-Pro, JK-Win, ini hanya akan menguras uang dari pak SBY dkk untuk
mengimbangi langkah2 pesaing.
   2. daripada uang pak SBY habis untuk kampanye, pencitraan dll, bukankah 
lebih baik untuk kemakmuran rakyat?

E. Untuk itu sadarlah anda hei.. Mega-pro, JK-Win...

   1. bahwa anda hanyalah calon pendamping, dari Calon jadi yakni SBY-Boediono, 
biar keliatan demokratis.

2. Tindakan anda yang kampanye all out hanya sia2 karena dukungan Loby
Yahudi melalui AS sangat kuat dalam pemilihan Presiden kali ini.
 3.
Sebab jika anda sangat all out dalam persaingan pilpres, dana dari para
loby yahudi akan semakin besar, dan itu diperhitungkan dengan sumber
daya alam yang akan dikeruk oleh mereka, yakni yang sudah berlangsung
Freeport, dan kalau berhasil memenangkan SBY nanti, natuna dll semakin
banyak yang dikeruk mereka.
 4. Kalau anda tidak all-out, khan tidak
terlalu banyak dana dan kekuatan dari Loby Yahudi melalui AS yang
diberikan untuk pemenangan pak SBY. Otomatis jika tidak banyak,
tentunya tidak banyak pula kompensasi yg diberikan untuk kaum yahudi.

F. Untuk itu agar hemat kekayaan negara, uang rakyat dll,

   1. Pilpres cukup satu putaran aja deh...

2. kalau perlu daripada habis uang banyak, tidak usah ada pilpres, dan
segera saja Mega-Pro, JK-Win, mengundurkan diri dari persaingan Pilpres
dan meminta Presiden SBY sebagai kepala negara mengesahkan SBY-Boediono
sebagai kepala pemerintahan.

G. kalau perlu nantinya menjelang tahun 2014


1. jika Putra2 SBY (yang karirnya melesat dan sudah semakin
dipersiapkan dengan berbagai fasilitas) belum siap sebagai Calon
presiden, kita semua rakyat Indonesia akan meminta Presiden SBY
mengeluarkan Dekrit Presiden, kembali ke UUD 1945, sehingga bisa
diangkat menjadi presiden lagi, sampai putra2 beliau siap menjadi Calon
Pengganti.
 2. Tapi bisa dengan proses pemilu wajar jika putra2 SBY
siap jadi Presiden, dengan sudah melesatnya karir Putra SBY yang di
militer, mungkin 5 tahun lagi sudah jadi jenderal dan memegang posisi
strategis di militer, juga putra yang sipil sudah jadi politisi dengan
posisi kunci dan kekayaan hasil berbisnis, sebagaimana diungkap oleh
sebuah tabloid ibu kota (baca www.indonesia-monitor.com yang mengungkap
bisnis anak2 SBY dan keluarga SBY serta keluarga Ibu Ani SBY di
berbagai perusahaan swasta maupun BUMN serta perusahaan negara) yang
begitu mau beredar sudah diborong habis puluhan ribu eksemplar oleh
orang2 misterius, sehingga tidak sempat beredar di masyarakat.

Setuju Bukan??? tidak usah ada pilpres... untuk penghematan uang rakyat
jika
perlu ada pilpres untuk sekedar formalitas bahwa seolah2 sudah ada
demokrasi, ya cukup 1 putaran aja.. biar tidak ada pemborosan uang
rakyat.

Daripada ada pilpres, tapi ibarat seperti Liga Indonesia.

    * Penonton yang boleh masuk sudah diatur hanya untuk mendukung kesebelasan 
tuan rumah.

* wasit, hakim garis, tukang pasang skor, bahkan petugas keamanan
sampai wartawan peliput berita petandingan sudah merupakan pegawai dari
klub tuan rumah
    * sudah begitu 2 hari sebelum petandingan, tim tamu tidak dikasi makan dan 
minum, tapi digiring dan dipaksa bertanding
    * maka lihat saja betapa Liga Indonesia begitu sering jadi ajang mafia judi 
dan ajang tawuran massal,
    * karena kecurangan begitu, rapi terorganisir, maka sportifitas tidak ada, 
mutu sepakbola hancur

Coba pilpres seperti Liga Inggris/ Liga Italia


* meski dimungkinkan ada kecurangan, tapi kecurangan tidaklah
sistematis, terorganisir. mungkin ada ketidak puasan karena kurang jeli
wasit, atau ada kecurangan pemain yang tidak tampak wasit
 * Maka
didalam stadion begitu hingar bingar saling ejek antar suporter atau
mungkin antar pemain... tapi selesai pertandingan... kalah menang tetap
happy, meskipun mungkin ada rasa kecewa, sedih karena timnya kalah...
tapi hanya sesaat. karena yang penting telah disuguhkan sebuah tontonan
pertandingan yang menarik..
    * Hmmm kompetisi sepakbola akhirnya menjadi dunia hiburan bagi 
masyarakat... maka mutu sepakbola terus meningkat.


Kalau kecurangan secara sistematik dan terorganisir dalam dunia sepakbola.... 
yang hancur adalah mutu sepakbola..
Tapi
kalau kecurangan secara sistematik itu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa bernegara. Yang hancur adalah masa depan rakyat Indonesia
beserta anak cucunya...

Coba saja tengok sebuah fakta yang
mengerikan yang jelas terlihat didepan mata, yakni propinsi Papua
dengan penduduk hanya 2juta jiwa, termasuk pendatang...
Ratusan trilyun dikeruk oleh AS sebagai kompensasi karena berjasa menumbangkan 
Soekarno dan mengesahkan Presiden penggantinya..
Orang
papua yang hidup dipinggir kompleks benteng asing (freeport), beli baju
saja susah, hidup miskin, penyakitan. mau makan daging saja, harus
menunggu sisa dari makanan penghuni benteng komplek freeport yang
makanannya berstandard internasional..
padahal APBD propinsi saja berapa trilyun? belum APBD masing2 kabupaten di 2 
propinsi papua...
Belum lagi dana Comunity Develepment (Comdef) dari adanya penambangan yang 
jumlahnya ratusan milyar,

Tapi hasil yang dirasakan rakyat adalah...
Dulu ada yang namanya gunung yang sangat tinggi...
sekarang berubah menjadi jurang yang sangat dalam
Rakyatnya dapat bagian racun logam berat

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

Reply via email to