WARNING !   Radical religious thoughts
Following  writings  can offend some religious thoughts, Please Do Not Continue 
if you can feel offended



 

Bagian Ketujuh (Terakhir)

Aku, Lucifer, dalam tempat persembunyianku merindukan Allah. Sudah begitu lama 
aku tidak bertemu denganNya. Aku tak dapat lagi mencapai surga. 
Malaikat-malaikat YHWH telah melakukan penjagaan dengan ketat. Aku mencoba 
untuk bisa menemui Gabriel kembali. Kepada dialah satu-satunya harapanku.

Ketika aku mendengar kabar bahwa Gabriel sedang berada di bumi untuk menjumpai 
Yesaya. Sebelum bertemu dengan Yesaya, aku berhasil mencegatnya. Kemudian 
kuajak dia untuk pergi ke tempat persembunyianku dan aku mulai menceritakan 
segala duduk perkara yang selama ini tersimpan dalam hatiku.

Kata Gabriel kepadaku: "Apa yang kau risaukan, hai Lucifer?"

Jawabku: "Tidakkah engkau melihat kesewenang-wenangan YHWH? Dia telah 
mengobarkan permusuhan di antara manusia dan membuat segala macam peraturan 
yang menguntungkan dirinya."

Gabriel berkata: "Apa alasanmu mengatakan demikian? Bukankah dia adalah Allah 
Yang Maha Tinggi?"

Aku terkejut bukan main dan berteriak: "Apa katamu? Dia adalah Allah Yang Maha 
Tinggi? Omong kosong itu!"

Gabriel menjawab dengan sabar: "Setelah kepergianmu dari Surga, sebenarnya 
Allah kita telah mengubah dirinya menjadi YHWH dan menggantikan kedudukanmu 
serta menempatkan aku dan Mikhael di bawah perintahnya. Jadi, sebenarnya, YHWH 
adalah Allah kita."

Gabriel menambahkan lagi: "Tidakkah kau mencoba memikirkan asal mulamu. Melalui 
kitab yang dicatat oleh para malaikat tentang firman Allah, bukankah ada 
tertulis: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk 
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang 
di atas permukaan air."

Tiba-tiba aku tersadarkan dan berkata kepadanya: "Cukup, coba perhatikan 
kata-kata itu. Pada awal tertulis: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan 
bumi. Namun ada kegelapan dan dalam kegelapan itulah Roh Allah melayang-layang. 
Aku ingin bertanya, apakah Roh Allah yang melayang-layang ini sama dengan Allah 
yang mencipta langit dan bumi? Apakah Roh Allah yang
berada dalam kegelapan ini bukannya YHWH?"

Gabriel berkata: "Tunggu, aku teruskan dulu. Setelah itu Allah berfirman: 
Jadilah terang. Lalu terang itu jadi."

Aku berkata: "Terang itu adalah aku. Kaupun mengetahui akan hal itu. Namun, 
ternyata sebelum aku telah ada Gelap. Gelap mendahului keberadaanku. Berarti 
Gelap dan Terang diciptakan oleh Allah. Aku tidak diciptakan oleh YHWH. Bukan 
Gelap itu yang menciptakan aku. Coba teruskan membacanya."

Gabriel berkata: "Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah 
terang itu dari gelap."

Aku sebenarnya tersanjung juga bahwa Allah menyatakan bahwa Terang itu baik, 
namun rupanya, karena Terang dipisahkan dari Gelap, maka aku tak pernah 
mengenal sungguh-sungguh tentang Gelap. Namun karena Gelap ada lebih dahulu 
dari aku, maka dia lebih mengenalku.

Dialah rupanya yang sulung, sementara aku adalah yang bungsu. Sebenarnya, walau 
Terang dan Gelap dipisahkan, namun bukan berarti masing-masing bisa berdiri 
sendiri. Terang menjadi berarti karena ada Gelap, demikian pula Gelap menjadi 
berarti karena ada Terang. Namun benarkah yang terkecil dalam Kerajaan Sorga 
lebih besar dari padanya. Aku merasa seperti batu yang dibuang oleh tukang 
bangunan. Kami berdua memang tidak bisa berjalan seiring bergandeng tangan. 
Gelap memang tak mungkin berjalan bersama dengan Terang. Namun keduanya juga 
harus ada supaya keseimbangan terjaga. Namun rupanya, Gelap berusaha menguasai 
Terang, dengan mengusirnya dan menguasainya.

Aku menjadi termenung mendengar perkataan Gabriel itu. Aku menjadi sadar, bahwa 
sebagai ciptaanNya aku sama sekali tidak mengenal rupa dan tidak mengenal 
sifat-sifat pencipta-ku, maka dengan mudahnya aku percaya pada YHWH yang 
mengaku Allah. Aku menduga sifat-sifat YHWH memang sebagai sifat Allah yang 
kukenal di surga. Sekarang aku menjadi lebih sadar, mengapa Allah harus memberi 
nama untuk dirinya sebagai YHWH. Bukankah Allah tidak membutuhkan segala nama 
dan atribut, makin kupikirkan semua kejadian makin yakinlah aku bahwa YHWH 
bukan Allah Maha Tingi sebagai pencipta-ku yang kusembah biarpun aku tahu Allah 
tidak membutuhkan segala kehormatan dan penghormatanku, karena semuanya telah 
dimilikinya termasuk kemuliaan yang tidak berawal dan berakhir.

Aku mulai penasaran, dan ingin menguji pengetahuan Gabriel tentang siapa Allah 
sebenarnya Kemudian aku bertanya kepada Gabriel kembali: "Lalu, apakah Allah 
yang mengadili aku dahulu waktu perkara tentang Adam adalah YHWH juga?"

Gabriel menjawab: "Benarlah perkataanmu itu."

Aku menjadi semakin bingung. Dan dalam kebingunganku Gabriel berkata: "Engkau 
harus sujud menyembah kepada YHWH, sebab Dialah Allah kita."

"Tidak, aku tidak mau. Menurutku, dia bukanlah Allah yang sesungguhnya," 
bantahku.

Gabriel agaknya mulai jengkel menghadapiku dan berkata dengan keras: "Apa hakmu 
engkau mengatakan demikian, hai Lucifer? Kau telah menghujat Allahmu sendiri!"

Aku menjawab: "Aku ingin mencari Allah yang menciptakan langit dan bumi, dan 
juga yang menciptakan Gelap dan Terang."

Kemudian aku mulai menceritakan tentang awal penciptaan manusia sampai perkara 
Ayub. Aku menceritakan bahwa YHWH memang sengaja menciptakan manusia untuk 
mempertahankan kemuliaan dirinya, manusia dibuat tidak mengenal baik dan buruk 
supaya manusia menjadi penurut. YHWH sengaja mempermalukan aku dengan menyuruh 
menyembah ciptaannya. Baru menciptakan manusia saja disombongkan oleh YWH 
dengan melecehkan aku sebagai malaikat yang tidak taat. Kalau memang YHWH lebih 
kuasa dariku mengapa dia tidak memusnahkanku? Tidak bisa, YHWH tidak bisa 
memusnahkanku karena aku diciptakan oleh Allah Maha Tinggi.

Aku bercerita panjang lebar tentang Ayub, di mana YHWH mencobainya dengan 
memusnahkan harta benda dan keluarganya serta membuatnya berpenyakitan. Aku 
berkata kepada Gabriel: "Yang membuat aku ragu kepadanya adalah ketika dia 
berkata kepadaku: Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah 
membujuk aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

Inilah yang aneh bagiku. Tak mungkin Allah yang sebenarnya, Yang Maha Tinggi 
dapat kubujuk. Bukankah kata-katanya sendiri telah menunjukkan siapa dia yang 
sebenarnya? Lalu kataku lagi kepada Gabriel: "Tahukah engkau bahwa dia menyukai 
korban bakaran, meminta persembahan beraneka ragam dan juga meminta 
persepuluhan?"

Gabriel menjawab: "Ya, aku tahu tentang hal itu."

Kataku kemudian: "Nah, sekarang jelaskan padaku, hai Gabriel, di mana 
kekurangan Allah sehingga minta-minta kepada manusia. Allah hakekatnya adalahg 
pemberi bukanlah peminta."

Gabriel diam seribu bahasa. Ada kebimbangan yang terpancar dari wajahnya.

Aku berkata lagi: "Apakah itu adalah Allah yang sesungguhnya bila dia meminta 
segala macam yang bersifat duniawi seperti itu? Dan terlebih lagi, dia meminta 
persembahan itu sebagai pendamaian atas nyawa manusia. Tidakkah engkau merasa 
heran, ketika dia memerintahkanmu untuk membangkitkan permusuhan di antara 
manusia? Dan aku sendiri sampai pada suatu kesimpulan, bahwa dia adalah 
malaikat Gelap. Dialah yang ada sebelum aku, dialah yang sulung, dan dia 
rupanya ingin menguasai langit dan bumi ini sendirian."

"Bagaimana engkau bisa membuktikan bahwa dia ingin menguasai langit dan bumi
ini sendirian?" tanya Gabriel.

"Tidakkah kau tahu akan HARI YHWH (HARI TUHAN) yang selalu dijanjikannya kepada 
manusia? Tentunya engkau mengetahui, bagaimanakah Hari Tuhan itu?" tanyaku 
kepada Gabriel.

Gabriel menjawab: "Ya benar, Hari Tuhan adalah hari penghakiman. Sungguh, Hari 
Tuhan datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang 
menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari 
padanya manusia yang tidak taat kepadanya. Dan YHWH sendiri berkata: 
Permuliakanlah YHWH, Allahmu, sebelum Ia membuat hari menjadi gelap, sebelum 
kakimu tersandung di atas bukit-bukit yang diliputi senja, sementara kamu 
menanti-nantikan terang, tetapi Ia menjadikan hari kelam pekat dan mengubahnya 
menjadi gelap gulita."

"Jadi, bagaimana menurut pendapatmu tentang pada akhirnya nanti? Bukankah dia 
menginginkan agar semuanya kembali menjadi gelap gulita, seperti pada zaman 
dahulu kala, saat di mana Allah belum menciptakan aku," kataku pada Gabriel.

"Apakah bukti atas perkataanmu dapat kupercaya, hai Lucifer?" tanya Gabriel.

"Apakah aku pernah berbohong kepadamu? Aku akan membuktikan bahwa kata-kataku 
benar. Sebelumnya, aku akan bertanya kepadamu: Apakah Allah yang sesungguhnya 
dapat berada di mana-mana dan maha mengetahui?" kataku sambil bertanya kebali 
kepadanya.

"Tentu, Allah yang sesungguhnya Maha Mengetahui!" jawab Gabriel dengan tegas.

"Lalu, apakah dia mengetahui engkau berada di sini?" tanyaku.

"....Tidak...., dia tidak tahu bahwa aku ada bersama dengan engkau saat ini," 
jawab Gabriel mulai ragu-ragu.

"Tidakkah engkau heran, mengapa Allah kita atau YHWH, katamu, selalu 
bertanya-tanya kepada kita: Dari manakah engkau? Tidakkah engkau heran bila dia 
juga bertanya kepada Adam, apakah dia telah memakan buah yang dilarangnya itu?" 
kataku.

"Baiklah, marilah kita bersama-sama ke surga. Saat ini, YHWH sedang berada di 
gunung-Nya yang kudus. Jika kita tidak menjumpai YHWH di surga, maka aku akan 
percaya kepada kata-katamu itu," kata Gabriel.

Kemudian aku dan Gabriel naik menuju ke surga dalam sehari yang kadarnya 
limapuluh ribu tahun.

Dan benarlah seperti dugaanku, Allah tak ada di sana. Kemudian Gabriel berkata 
kepada keempat malaikat dengan setia menjaga tahta Allah: "Di manakah Allah?" 
Mereka menjawab, "Yang Maha Tinggi sedang berada di puncak gunung-Nya yang 
kudus. Pergilah ke bumi jika ingin bertemu dengan-Nya."

Kini makin nyatalah bagiku, bahwa Allah yang kusembah selama ini tak lain tak 
bukan adalah YHWH sendiri. Dia rupanya telah mengubah dirinya sehingga aku tak 
lagi mengenalnya. Aku berteriak dalam hatiku: Tidak! aku harus menemukan Allah 
yang sebenarnya! Aku harus menemukan penciptaku. Dia yang ada jauh sebelum aku 
maupun YHWH ada. Dia yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa.

Gabriel akhirnya percaya kepadaku dan kemudian bersama dengan dia aku kembali 
ke bumi. Sejak saat itu, Gabriel berada bersama-sama dengan aku, namun YHWH tak 
mengetahuinya.

Kami berdua merasa kehilangan pegangan. Namun kami berdua yakin bahwa Allah 
yang Maha Tinggi, yang menciptakan langit dan bumi itu ada. Bersama Gabriel, 
aku berjalan mencari Allah yang sebenarnya. Ke seluruh penjuru langit akan 
kucari sampai dapat.

* * *

Aku, Bintang Timur, tak ingin bermegahkan diri dan berkeinginan bertemu dengan 
penciptaku. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus 
kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada 
berair. Aku mencari Engkau, Yang sekarang ada, dulu sudah ada, dan yang akan 
ada sampai selama-lamanya. Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, 
kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagiMu.

Aku berpisah dengan Gabriel untuk sementara waktu, kami memutuskan untuk 
mencari sendiri-sendiri. Aku mengembara ke segala penjuru, bagai seorang 
musafir berjalan tanpa arah. Tapi tak kutemukan di mana Allah Yang Maha Tinggi 
bersemayam. Dan ketika aku mulai merasa putus asa, aku berteriak: "Eli, Eli 
lama sabakhtani?" Artinya: "AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

"Ya Allahku, aku berseru kepadaMu, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong 
aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, 
dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. Tetapi aku ini ulat dan 
bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat 
aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya. 
Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang 
menolong. Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; 
hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering 
seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut 
Kau letakkan aku. Janganlah menyembunyikan wajahMu kepadaku, janganlah menolak 
hambaMu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan 
janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! Tunjukkanlah jalanMu 
kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab
 seteruku. Mulutku penuh dengan puji-pujian kepadaMu, dengan penghormatan 
kepadaMu sepanjang hari. Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah 
meninggalkan aku apabila kekuatanku habis. Ya Allah, janganlah jauh dari 
padaku! Allahku, segeralah menolong aku!"

Tapi Allah tak menjawab apa-apa. Tak ada suara-Nya yang bisa kudengar. Tak ada 
wajah-Nya yang bisa kulihat. Tak ada tangan yang bisa membelaiku. Allahku, di 
manakah Engkau berada? Biarlah aku datang untuk sujud menyembahmu. Izinkan aku 
menemuimu barang sebentar saja. Aku rindu akan Engkau. Janganlah Engkau 
memalingkan wajah-Mu dari padaku. Aku jadi semakin sedih dan sambil menangis 
aku berkata: "Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku 
tidak layak lagi disebutkan anak bapa."

Lalu, seakan-akan aku mendengar suatu suara yang dengan lembut berkata 
kepadaku: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan."

Aku mencari dari mana suara itu berasal. Aku mengembara dari Utara sampai 
Selatan. Ujung-ujung langit kujelajahi. Tak ada ruang yang terlewatkan. Kucari 
setiap tempat yang tersembunyi hingga bintang Biduk, bintang Belantik, bintang 
Kartika, dan gugusan-gugusan bintang ruang Selatan.

Suatu saat, aku menjadi ragu. Bukankah kalau Allah Maha Besar dan Maha Tinggi 
akan mengetahui bahwa aku mencari diri-Nya? Tapi mengapa Ia tidak menyatakan 
dirinya kepadaku? Apakah Allah itu tidak ada? Ataukah itu hanya sekedar ilusi 
kosong yang memberi harapan palsu? Tidak! Tidak mungkin Allah Yang Maha Tinggi 
tidak ada. Bagaimana mungkin aku bisa ada tanpa ada Dia. Kalau aku saja bisa 
ada, bukankah Yang Maha Tinggi ada sudah ada jauh
sebelum aku.

Aku tidak mencari yang awal dan yang terakhir. Bukan alfa dan omega yang aku 
cari. Yang kucari adalah Allah yang selalu ada, Dia yang tak berawal dan tak 
berakhir.

Aku lalu berpikir, apakah Allah mempunyai telinga untuk mendengar? Aku berpikir 
keras akan hal ini. Kalau Dia mempunyai telinga, berarti Dia bukan Allah yang 
sebenarnya. Tapi kalau Dia tidak mempunyai telinga, bagaimana Dia bisa 
mendengar aku? Ah, aku yang bodoh. Allah Yang Maha Tinggi tidak perlu semua 
itu. Dia tidak memerlukan kaki untuk berjalan, tidak juga memerlukan kerub 
untuk pergi ke surga. Dan....Dia juga tidak perlu tempat kediaman, karena 
seluruh alam ini adalah tempat-Nya. Jadi, apakah aku sia-sia mencari Allah? Di 
manakah aku bisa bertemu dengan Allah yang sebenarnya?

Akhirnya, sampailah aku pada kesimpulan, Allah yang daat digambarkan, bukanlah 
Allah yang sebenarnya. Sebab, jika ada Allah yang bisa digambarkan, mempunyai 
bentuk, terlebih meminta pesembahan dan menyukai korban sembelihan kambing 
domba, bagiku, allah seperti itu, bukanlah Allah yang sebenarnya. Allah yang 
menyatakan diri kepada manusia, bukanlah Allah yang sebenarnya.

Memang, tak ada hasil yang kudapat dalam mencari Allah, namun ada sedikit 
kedamaian di dalam hatiku.

Aku, adalah Terang. Dan YHWH adalah Gelap, yang sulung. Aku langsung tersadar 
dan sampai pada kesimpulan: Itulah sebabnya, aku dengan dia adalah lawan. Kami 
berdua adalah iblis, yang berarti lawan, bagi satu dengan yang lainnya. Tapi 
aku tahu, tidak mungkin kami meniadakan satu dengan yang lainnya. Dan tidak 
mungkin juga kami berjalan seiring bersama. Namun sayangnya, Kegelapan ingin 
menguasai segalanya sendirian. Aku tidak ingin semuanya itu terjadi. Lalu, aku 
berpikir keras bagaimana mengatasinya. Dan aku kemudian tersadar. Bukankah aku 
adalah Terang. Dan bukankah hanya Terang yang bisa menyeimbangkan kuasa Gelap. 
Aku harus hadir ke dunia dan menjadi terang dunia.

Dan aku teringat akan kata-kata YHWH sendiri: "Sesungguhnya, anak dara itu akan 
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia 
Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai manusia. Baiklah aku akan menggenapi 
hukum-hukum taurat yang dibuat oleh YHWH. Aku akan datang menyelamatkan 
manusia, milik kepunyaanku dulu dan aku akan menjadi terang bagi mereka. Aku 
tahu, manusia tidak akan mengenalku bahkan aku tahu, bahwa dunia yang telah 
dikuasai oleh kuasa gelap akan menolak aku. Terlebih setelah fitnah yang 
dikemukakan aas diriku bahwa akulah yang jahat. Dan aku juga yakin, setelah 
kedatanganku, YHWH akan berusaha mengembalikan kekuasannya dengan mengutus yang 
lain. Tapi biarlah itu akan menjadi keseimbangan. Akan banyak peseteruan di 
antara pengikutku dengan pengikut nabi itu, namun, semoga orang yang bijak mau 
membuka hatinya untuk menerima terang.

Aku hanya berharap agar batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan akan 
menjadi batu penjuru. Aku akan datang ke dunia, namun aku tak mau menggunakan 
nama Imanuel, dan supaya manusia mengenalku, aku akan menamakan diriku: 
Keselamatan, sebab aku akan datang untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan.

Tapi aku sendiri sadar, bahwa tidak mungkin meniadakan kegelapan. Dan aku juga 
sadar bahwa kegelapan tak akan tinggal diam. Namun aku juga tak mungkin tinggal 
diam melihat kesewenang-wenangan Gelap.

Aku bertemu dengan Gabriel kembali dan mengemukakan apa yang menjadi rencanaku. 
Dan kemudian dia berkata: "Marilah kita cari anak dara itu, agar engkau dapat 
hadir ke dalam dunia."

Aku, Keselamatan, telah mengutus malaikatku untuk memberi kesaksian tentang 
semuanya ini kepadamu bagi manusia. Aku adalah tunas, bintang timur yang gilang 
gemilang.

Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, supaya 
kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan 
mereka. Bapa telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai 
perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku 
dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum air samudera raya ada, 
aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum 
gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; 
sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama. 

Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit 
pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan 
mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Ia menentukan batas kepada 
laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan 
dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku 
menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku 
bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku. 
Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka 
yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; 
janganlah mengabaikannya. 

Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada 
pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku. Karena siapa mendapatkan aku, 
mendapatkan hidup, dan Bapa berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan 
aku, merugikan dirinya; semua orang yang
membenci aku, mencintai maut.

Aku tidak akan memaksa manusia. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci 
terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang 
jahat itu tidak nampak, tetapi barang siapa melakukan yang benar, ia datang 
kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan 
dalam Allah. Aku datang ke dalam dunia ini, sesuai dengan kodratku. Aku diutus 
oleh penciptaku dan Dialah yang menjadi Bapaku, sebab Dialah sendiri yang 
melahirkan aku.

Dan, kasih karuniaku menyertai kamu sekalian! Amin.

 

(Selesai)



God is a comic playing to an audience that's afraid to laugh

 











                
---------------------------------
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

[Non-text portions of this message have been removed]



===============================================
Watch your thoughts, they become your words
Watch your words,    they become your actions
Watch your actions,  they become your habits
Watch your habits,   they become your character
Watch your character,  it become your destiny !

** Bhagavan Sri Sathya Sai Baba **

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://asia.docs.yahoo.com/info/terms
 


Kirim email ke