Salam,
1) Kalau disebut  mengenai Prof J.E.Sahetapy, dalam forum hukum TVONE juga  
pernah bertanya kepada para hakim,Hakim siapa disini yg belum pernah menerima 
suap. TIDAK SEORANGPUN yug menjawab.
2) Mengenai penutupan warung dipinggir jalan yg jelas melanggar hukum.  Kali 
ini KESEMPATAN  dari PEMDA untuk melakukan hal ini. Sama dengan penertiban  
bangunan( rumah) liar  DITEPI SUNGAI. Tidak akan dilakukan( mungkin karena 
petugas sudah di suap),  tetapi hanya dilakukan kalau di tinjau Gubernur.
3) Bahwa  Ibas dan Alya orang kaya, bisa dimegerti karena mewaris dari orang 
tuanya juga kaya yg mungkin didapat menang loteri diluar negeri.
Maaf jika  tulisan ini kurang TEPAT mengena apa yg dimaksud Karaeng HMNURA.

Wasalam,
Wal Suparmo


________________________________
 Dari: H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrah...@yahoo.co.id>
Kepada: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-musli...@yahoogroups.com; 
tadab...@yahoogroups.com; Sabili <sab...@yahoogroups.com>; 
relex...@yahoogroups.com; mayapadaprana@yahoogroups.com; 
mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; 
jamaah-islami...@yahoogroups.com; info_is...@yahoogroups.com; 
"BUGINESE@yahoogroups." <bugin...@yahoogroups.com> 
Dikirim: Sabtu, 3 Desember 2011 12:57
Judul: [Mayapada Prana] Seri 1003 Rera Ati dan Politikus yang Bukan Politisi
 

  
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian 
Fajar]
1003 Rera Ati dan 
Politikus yang Bukan Politisi 
 
Rera atinna
tingkasaq batang tanayya
Uqrangitongi 
belata kasiyasia
 
Isak tangisnya
pembatas jalan raya
Ingatlah juga 
rakyat jelata yang papa 
 
sumber: Jayadi Jamain: Dongang-Dongang dalam 
rekaman piring hitam (semacam rekaman kaset).
 
Pesta pernikahan Eddi Baskoro Yudhoyono dan Aliya Harta 
Rajasa membawa korban rakyat jelata. Berikut ini penuturan rera atinna Dede 
kepada reporter LENSAINDONESIA.COM. ”Saya tidak pernah membayangkan kalau 
akhirnya bangunan warung yang sudah kami tekuni puluhan tahun secara turun 
temurun ini akhirnya harus ditutup untuk selamanya. Surat dari Kantor Kecamatan 
Cipanas memerintahkan kepada seluruh pedagang pemilik warung yang ada di 
sekeliling Istana Cipanas agar menutup usahanya untuk selama-lamanya semenjak 
23 
November tahun ini,” papar Dede.
 
Membaca surat itu, tubuh Dede bagaikan disambar petir, 
karena surat perintah penutupan warung itu ternyata tidak bersifat sementara. 
 
Sumber => 
http://www.lensaindonesia.com/2011/11/21/oh-kejamnya-demi-pernikahan-eddi-aliya-warung-dede-ditutup-selamanya.html/
 
***
 
Kiranya perlu dibedakan antara politisi dengan 
politikus. Ini menurut pendapat Prof. Sahetapi dalam forum Indonesia Lawywers 
Club. 
 
Wakil Ketua Komisi III Bidang Hukum Dewan Perwakilan 
Rakyat, Bambang Soesatyo, menyatakan pejabat publik yang hidup mewah tidak 
perlu 
dipermasalahkan. Alasan dia, belum tentu kekayaannya hasil korupsi. “Kalau 
memang sudah kaya lebih dulu, apa harus pura-pura miskin.” Bambang menyampaikan 
hal ini menanggapi pidato kebudayaan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro 
Muqoddas di Taman Ismail Marzuki.  
 
Adalah Busyro Muqaddas membuat marah para wakil rakyat 
(DPR), yang mengeluarkan pernyataan, tentang gaya hidup para anggota DPR. Busyo 
Muqqadas mengatakan bahwa gaya hidup anggota DPR, yang merupakan wakil rakyat 
itu, bergaya hedonis. Pernyataan Busyro itu sudah menjadi pengetahuan umum, di 
mana para wakil rakyat itu, tidak sesuai dengan kondisi rakyat yang 
diwakilinya, 
yang sebagian besar masih miskin.
Sumber => 
http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/11/15/ArticleHtmls/Hidup-Mewah-Ala-Pejabat-Diminta-Tidak-Diusik-15112011003017.shtml?Mode=1
 
Pernyataan Busyro itu sangat konkrit dan faktual. 
Memang betul, betul, betul,  gaya hidup para wakil rakyat yang politikus 
yang bukan politisi itu, sangat tidak merakyat. Tidak peduli dengan kondisi 
lingkungannya. Nuraninya sudah tumpul, tidak merasakan: "Rera atinna belata 
kasiyasia." Tidak dapat merasakan kesulitan hidup rakyat yang terus dihimpit 
dengan berbagai kesulitan hidup. Politikus yang bukan politisi yang sekarang 
menjadi anggota DPR itu, tidak semuanya berasal dari orang-orang kaya. Sebelum 
menjadi anggota DPR, beberapa di antara mereka termasuk dahulunya "belata 
kasiyasia", makannya di "Warteg", yaitu tst yang hanya Rp. 5 ribu rupiah, ya, 
tst tahu sama tempe.  
 
Produktivitas dan tingkat disiplin politikus itu sangat 
rendah. Sidang-sidang paripurna, dan rapat komisi, sering yang hadir hanya 
politisi yang jumlahnya sangat sedikit. Sehingga pernah terjadi pengesahan 
undang-undang tanpa qourum. Mereka politikus itulah yang malas datang 
menghadiri 
sidang.  Tetapi juga mendapatkan segala fasilitas seperti yang didapatkan 
oleh politisi. Itulah kenyataan, anggota DPR yang politikus lebih berjubel 
ketimbang politisi.
 
***
 
Secara nalar tidak pantas para politikus hidup ria 
bermewah-mewah, sementara 14,5 juta rakyat jelata yang kelaparan. Bambang 
Soesatyo melantunkan nyanyian tidak perlu dipermasalahkan, tidak apa hidup 
mewah 
asal tidak korupsi. Itu keliru. Allah bukan cuma melihat dari mana harta itu 
didapat. Tapi juga ke mana harta itu dihabiskan. Termaktub dalam Al-Quran bahwa 
orang hidup ria itu mendustakan agama dan kecelakaan bagi mereka, serta 
pemboros 
itu adalah saudaranya setan.
 
”Tahukah kamu orang yang mendustakan 
agama?
Itulah orang yang menghardik anak yatim,
dan tidak menganjurkan 
memberi makan orang miskin.
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, 
yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya, 
dan (kecelakaanlah bagi) 
orang-orang yang berbuat ria (pamer diri). 
Dan (kecelakaanlah bagi) yang 
enggan menolong dengan barang berguna.” (S. Al-Maa’uun: 
107:1-7)
 
-- WaAT ALQRBY hQH WALMSKYN WABN ALSBYL WLA 
TBDzR TBDzYRA . AN ALMBDzRYN KANWA AKhWN ALSyYThN WKAN ALSyYThN LRBH KFWRA (S. 
ASRY, 17:26,27), dibaca: wa aati dzalqurbaa haqqahu walmiskiina wabnas 
sabiili walaa tubadzdzir tabdziiran . innal mubadzdziriina kaanuu ikhwaanasy 
syayaatin wakaansy syaithaanu lirabbihii kafuuran, artinya:
-- Dan 
berikanlah kepada kerabatmu, dan orang miskin serta orang musafir akan haknya 
masing-masing; dan janganlah engkau menghambur-hamburkan hartamu dengan boros 
seboros-borosnya. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan, 
sedang setan itu kafir kepada Tuhannya.
 
Qarun meski mendapat harta dengan cara halal dan tidak 
korupsi, Allah tetap murka kepadanya. Allah murka bukan karena Qarun korupsi. 
Tapi karena Qarun sombong dengan bermewah-mewahan, katanya: “Sesungguhnya aku 
mendapatkan harta itu, karena ilmu yang ada padaku.”
-- FKhSNA 
BH WBDARH ALARDh FMA KAN LH MN Fat YANShRWNH MN DWN ALLH WMA KAN 
MN ALMNTShRYN (S. AL-QShSh, 28:71), dibaca: fakhsfnaa bihii 
bdaarihil ardha fa maa kaana lahuu min fiatin yanshuruunahuu min duunillaahi wa 
maa kaana minal muntashiriin, artinya: 
-- Maka Kami benamkanlah dia 
(Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi, maka tidak ada baginya suatu 
golonganpun 
yang menolongnya terhadap azab Allah, dan ia pula tidak dapat menolong dirinya 
sendiri.
 
KJVR-Num 16:32,33
And the earth opened her 
mouth, and swallowed them up, and their houses, and all the men that 
appertained 
unto Korah (Qarun-HMNA-), and all their goods. They, and all that appertained 
to 
them, went down alive into the pit, and the earth closed upon them: and they 
perished from among the congregation.
 
WaLlaahu a'lamu bi al-shawaab
 
*** Makassar, 4 Desember 2011
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2011/12/1003-rera-ati-dan-politikus-yang-bukan.html
 

Kirim email ke