Wah Bunda Hana memang luas wawasannya, ( Salauuutttt euyy ).
Gimana caranya Bun,
Terus terang dengan kondisi umur aku yang sudah kepala 3,beranak 2,kadang
berfikir bisa gak ya..menambah wawasan  untuk menjaga anak" kelak sampai
mereka dewasa/mandiri agar menjadi pribadi yang unggul dan selalu
dijalanNya,soalnya terkadang sudah tidak mungkin  untuk menimba ilmu karena
sudah banyaknya masalah kehidupan terutama mikirin keuangan keluarga ( yg
pas" an ) jadinya gak sempet baca" buku,apalagi untuk membeli buku,yang
harganya ...mmm..ampun deh,sudah tidak ada budgetnya lagi,
dan sepertinya memang,ilmu itu untuk orang yang berduit kali yaaa...
Ilmu itu mahal sekali ya Bun.....
Menurut aku..
Salam kenal,
Alenda



----- Original Message -----
From: "suhana hana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <media-dakwah@yahoogroups.com>
Sent: Monday, September 04, 2006 9:12 AM
Subject: [media-dakwah] BERCANDA POLIGAMI=:)


>    Herni <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Wa'alaikumsalam wr wb mbak Hana,
>
> Pertama, yang menjadi permasalahan disini ada dua hal. Kesatu, PRAKTEK
poligami yg tidak sesuai dng "koridor-koridor dlm Al-Qur'an"  Apalagi
menangkap spirit yg dibawa oleh Qur'an berkaitan dng ayat poligami. Menahan
hawa nafsu, bukan kemudian malah dijadikan dasar legitimasi utk memuaskan
nafsu beristri banyak yg cantik2. Terlebih bila itu dilakukan tanpa
tanggungjawab terhadap istri2 dan anak2nya.
======================================================================
>   Hana wrote :
>   Masalah praktek poligami yg tidak sesuai dengan koridor2 dalam
Al-Qur'an&hanya untuk memuaskan hawa nafsu saja, itu memang sudah menjadi
rahasia umum. but yg jadi masalahnya...kita tidak tahu persis permasalahan
tiap orang, hingga mereka berpoligami..? apalagi sudah jelas diterangkan
dalam Al-Qur'an tentang batasannya berpoligami.apa mau dibacain
sekalian..?wong..bisa baca sendiri koq..ngapain kita repot2..?:)jadi..ya
serahin aja pada pribadi masing2..:)toh..kita tidak menanggung dosa orang
lain kan..?
>
>
>     Herni wrote :
>
>     Keduanya, URGENSI menerapkan poligami dlm kondisi sekarang yg saat ini
tidak ada kondisi tertentu menyebabkan poligami menjadi penting. Sementara
pertanyaan kenapa kita peduli dng praktek atau pilihan orang lain utk
berpoligami, krn itu menyangkut hak dan kehidupan manusia lain serta punya
dampak sosial yg tinggi. Setau saya, Islam tidak mengajarkan kita utk cuek
thd sesama atau cuek terhadap masalah bersama. Poligami yg dijadikan
legitimasi nafsu semata jelas merugikan perempuan dan berdampak sosial, jadi
masalah sosial yg perlu diselesaikan bersama..
>
>
>     Hana wrote :
>
>     Bila kamu melihat kondisi secara global (yg hanya terlihat tampak
luarnya)mungkin memang benar secara penilaian umum dan kasad mata, bahwa
poligami bukan suatu yg urgensi sifatnya. Tapi jika seandainya kamu
mengetahui persis permasalahan& kondisi dalam lingkup suatu negara,kota,
daerah (seperti kata kang nceps 1:5 di batam)atau pd lingkup yg menjadi
obyeknya sendiri (keluarga). Apakah kamu masih bisa menjamin tetap dalam
pendirian kamu..? Sesungguhnya Allah lah yg lebih mengetahui
kebutuhan&perilaku hamba2Nya, hingga ia menghalalkan poligami dengan aturan2
yg ketat. dan selanjutnya..kitalah yg dituntut untuk pandai2 dalam memilih
dan memilahnya.
>   Islam memang tdk mengajarkan umatnya untuk cuek thd sesama. tapi
masalahnya lagi..kita mau perduli&membantu yg bagaimana..?dan kecuekan yg
kamu anggap salah itu, yg mana..?kalau kita melihat saudara kita ada yg
kelaparan,kesusahan, dsbnya,yg mengharap kita bisa membantu..tapi, kita cuek
aja, nah..itu cuek yg salah..?:) tapi..dalam hal yg menyangkut poligami itu,
memang sudah sangat prinsip&pribadi sekali sifatnya, dan kita tidak bisa
begitu saja menyalahkan yg satu dan mengasihani yg lain, karena itu pribadi
sekali sifatnya. dan masalah poligami itu secara tidak langsung,
sesungguhnya adalah perjanjian secara tertulis antara manusia(laki2)dgn Alah
secara pribadi, yg akan dimintai pertanggung jawaban lebih dibandingkan yg
monogami.
>   "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri2mu,
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu
terlalu cenderung (kepada yg kamu cintai), sehingga kamu biarkan yg lain
terkatung2. Dan jika kamu mengadakan perbaikan&memelihara diri (dari
kecurangan), maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang"
(An-Nisaa:129)
>   Sedangkan membantu sesama adalah suatu kewajiban yg diperintahkan Alah
yg sifatnya umum.
>
>
>     Herni Wrote :
>
>     Kedua, mengenai "finansial", mbak Hana agaknya salah tangkap. Atau
mungkin, krn mbak Hana melihat dari posisi (calon) istri kedua :-),
sementara saya melihat dari sisi istri pertama :-) Istri pertama yg mau
dipoligami hanya punya 2 pilihan, menerima atau menolak poligami dng cerai.
Bila si istri tidak memiliki pekerjaan sbg sumber penghasilan, pada umumnya
menerima poligami itu dng pertimbangan finansial, dirinya dan anaknya. Lebih
mudah utk mendapatkan nafkah bila masih terikat dalam tali perkawinan. Itu
maksud saya, mbak. Sementara mbak melihat dari perspektif (calon) istri
kedua, yg ditawarin jadi istri kedua dng iming2 harta :-) Ya itu dua hal yg
beda. Lain kali harus jeli membaca pendapat/pemikiran orang lain.
>
> Hana Wrote :
>   Sorry..dalam membahas masalah ini, sebisa mungkin,aku hanya bersifat
netral&tunduk pd apa yg tertulis di Al-Qur'an yg menghalalkan poligami
lengkap dengan segala aturan dan peringatanNya, tanpa memposisikan diriku
sebagai ke2 atau ke1. Mungkin kang nceps..masih ingat lanjutan postinganku
yg lalu "kalo bisa jadi yg ke1..kenapa harus pilih jadi yg ke2..". Coba baca
potinganku yg kemarin, yg kira2 begini bunyinya "yg susahnya lagi..istrinya
pula yg ngelamarin aku..?". Kalau dilihat dari kasusku, pihak istri 1 yg
menginginkan agar aku menjadi madunya..? siapa yg kira2 patut dikasihani
atau yg sedang dimanfaatkan..?. secara umum dan kasad mata,tanpa melihat
permasalahan yg sebenarnya, pastilah aku yg akan dijadikan
tertuduh&dikambing hitamkan, karena "mungkin"akan disangka sebagai perusak
rumah tangga orang. padahal yg sesungguhnya tidak seperti itu skenarionya.
Istri 1 sdg memanfaatkan madunya&menyerahkan kewajiban yg mungkin sudah
tidak bisa dilakukannya, ditambah lagi
>  simpati+empati masyarakat umum kpdnya tanpa tahu permasalahan yg
sebenarnya. Sedangkan istri ke2 susah payah menggantikan kewajiban istri 1
yg dilimpahkan pdnya, dgn segala cemooh, hardikan, sinis dan segala
prasangka buruk yg ditujukan padanya. gimana menurut kamu..? siapa yg sedang
dijadikan korban..? Sekali lagi aku katakan..bahwa kita tidak tahu apa2
tentang permasalahan yg sebenarnya..?jadi..biarin aja yg poligami itu
mempertanggung jawabkan sendiri perbuatannya dihadapanNya. dan kita yg
enggak mau dipoligami, ya..tolak aja.?:)gampang kan..? kenapa..?takut enggak
bisa hidup&makan..?emang yg kasih rezeki itu suami..?  "Jika keduanya
bercerai, maka Allah akan memberikan kecukupan kepada masing2 dari limpahan
karuniaNya dan adalah Allah maha luas (karuniaNya)lagi maha bijaksana."
(An-Nisaa:130)
>   itulah susahnya orang,bila melihat permasalahan hanya dari sisi hitam
putihnya aja. Karena setiap keputusan,pasti ada resikonya..?enggak mau
dipoligami, ya..udah minta pisah/menolak dan cari rejeki dari Allah
sendiri..?kalo mau dipoligami, ya..udah tahan dech tuh semua perasaan,
ikhlasin dech..untuk berbagi suami...?:)hehehe senengnya..para cowok, jadi
rebutan..D:)wwweeee..
=========================================================================
>   Herni Wrote :
>   Ketiga, dlm persoalan poligami, bukan cuma masalah laki2 yg berpoligami
krn nafsunya, tapi perempuan  yg secara naluriah (tanpa disadari) melakukan
seleksi seksual sehingga menganggap laki2 beristri dinilai lebih "unggul".
Dan ini memang ada kasusnya dimana diantara para calon yg terdiri dari
cowo-cowo single dan yg sudah beristri, dipilihlah yg sudah beristri, dng
alasan... sudah kadung cinta :-).
>
>
>
>     Hana Wrote :
>
>     hua.ha.ha.ha. tuh..lihat..?kamu selalu aja seperti itu, yg bersifat
seolah2 yakin sekali ya..?:)bahwa yg sudah beristri itu lebih "unggul" dari
yg single..:)emang itu hasil survey dari mana sich..?hehehe  Tetep
aja..cewek normal&secara nalurinya, pastilah menginginkan bibit unggul yg
masih single. atau kemungkinan berusaha sebisa mungkin dapat cowok yg
seperti di dapat oleh siti khotidjah(Rasul)..D: Seorang janda dengan usia
40thn dan mendapat bujang yg keren, seksi,sholeh&berhati mulia spt Muhammad,
yg usianya jauh lebih muda 15thn lagee...hehehe asyiikk..kan tuh..?:)jadi
seimbang kayanya..?bila membaca potingan kang He-Man yg ngemeng..kalo cewek
itu bisa bercinta berkali2 dalam semalam, sedangkan cowok, kemungkinannya
hanya 1kali aja (kaciaann..dech loe cowok..hehehe) dari pada dikatain
impoten..?mending cari yg lebih tua aja, biar seimbang..?hehehe
upst..upst..maaf..maaf..becanda, habis..kamu yg mancing aku jadi iseng
seh..hehehe
>
>     Herni Wrote :
> Perempuan punya kontribusi juga dlm hal ini... dlm arti, begitu dia
menemukan laki2 yg memenuhi kriteria sbg "bibit unggul", mau aja jadi
istrinya meskipun jadi istri ke-2, ke-3, atau ke-4 sekalipun. Rasul sbg
sandaran alasannya. Sayang kalo laki2 se-kualitas Rasul dilewatkan..:-)
Jadi, permasalahan poligami tidak bisa dilihat dari sisi laki-laki saja,
tapi perempuan juga.
>
>
>   Hana Wrote :
>   itu lihat kondisinya lagi dong non..?kalo di dunia ini memang sudah
tidak ada bibit unggul yg masih gress, ya..apa boleh buat..?nebeng selamat
dunia akhirat,sama yg berusaha mencontoh Rasul,walau harus jd ke2,ke3,dstnya
hiks.hiks. tapi..ternyata bibit unggul yg masih single itu banyak
lho..?walau masih terlihat galaknya..D:)hehehe
>
>   Herni wrote :
>
>     Perempuan condong utk memilih laki2 yg menurut masyarakat adalah
"bibit unggul", selalu memilih bibit yg lebih unggul, entah lebih unggul
diantara laki2 lain atau setidaknya lebih unggul dari dirinya. Padahal Rasul
sendiri mencontohkan lain. Rasul ketika menikah dng Khadijah belum dilihat
oleh masyarakat sbg "bibit unggul". Selain itu, dibandingkan Khadijah
sendiri, Rasul kalah "unggul". Lalu kenapa juga kita tidak meniru khadijah?
:-) [eh yg terakhir mah tambahan, hehehe...] Maksute, unggul tidak unggul
itu relatif. Apa sih kualitas yg paling penting yg diperlukan dlm
pernikahan? Eniwei, kenapa itu bisa terjadi? Semuanya krn dikondisikan
secara sosial. Pemahaman ttg poligami itu sendiri dari dua belah pihak,
laki2 maupun perempuan.
>
>
>     Hana Wrote :
>
>     hua.ha.ha.ha...siapa bilang, masyarakat belum melihat adanya bibit
unggul pd diri Rasul..? hanya saja masalahnya.. keunggulan yg mana,yg pingin
kamu tonjolkan..?secara materi, mungkin Rasul tdk ada apa2nya (yatim
piatu,penggembala,yg tinggal dgn pamannya Abu Tholib yg miskin..:)hiks.hiks
but I Love Rasul soo much..D:). Tapi, secara pribadi..?musuhnyapun, percaya
sekali thd Rasul,hingga selalu menitipkan harta bendanya utk disimpan oleh
Rasulullah. Begitupun Khatidjah,pd saat ingin meminta Rasul sbg
suaminya,sebelumnya khotidjah mengirim mata2nya (maysaroh ya..kalo ga
salah..?)pembantunya itu,untuk mengawasi tingkah laku Rasul pd saat menjual
barang dagangannya khotidjah. Nah..disitulah khotidjah menemukan keunggulan
pribadi Rasul,yg tidak dimiliki oleh pekerjanya yg lain..:) waduh..gimana
sich kamu ini..?masa selalu melihat keunggulan dari materi aja, padahal
sampai saat ini yg masih diingat oleh semua manusia (kafir&muslim) adl
keunggulan pribadi beliau yg terkenal
>  itu, yaitu shidiq dan fathonanya. yg akhirnya..terkuaklah keunggulan2
pribadinya yg lain. Soo eniwei..ternyata materi itu bukan segala2nya
ya..?untuk bisa memberikan ketenangan,hanya kesabaran,keikhlasan,amanah
perlindungan yg senyaman2nya dan sedikit kelakar kalee yaa..?hehehe
>
>
>     Herni wrote :
>
>     Pada dasarnya kita bisa menyetel 'kesadaran' kita sendiri, membatasi
diri sendiri. Sama spt kita menyetel 'kesadaran' kita utk tidak menikah dng
pria non-muslim, misalnya. Ada juga perempuan yg menyetel kesadarannya
sendiri utk tidak menikah dng pria beristri. Kesadaran yg sudah disetel dari
awal, berfungsi sbg tindakan pencegahan dini. Sedari awal, kita menyetel utk
menghindari hal-hal yg memang tidak kita inginkan. Semuanya memang berasal
dari Allah, termasuk nafsu :-) Tapi pilihan toh ada pada kita.
>
> Hana Wrote :
>   hua.ha.ha.ha.nah..itu tahu..?akhirnya kamu secara enggak sadar sudah
menyetel & mengakui, bahwa keputusan orang untuk melakukan sesuatu
itu,memang pilihannya masing2 dan tanggung jawabnya sendiri2..:) itulah
gunanya akal yg difungsikan untuk menimbang2 mana yg baik&yg tidak baik dan
minimal untuk dirinya sendiri..?ngapain repot2 mikirin perbuatan orang yg
minimal enggak rugiin kita..?toh..dah sama2 dikasih akal..? kenapa enggak
dipake akalnya secara maksimal..? atau dipake, hanya aja, akalnya suka
lompat2 ya..?tar begini, tar begitu, tar menolak, tar setuju..hehehe..
>
>
>     Herni wrote :
>   Keempat, soal pelecehan thd agama. Menurut saya, orang yg memiliki
pengetahuan itu seperti pisau, yg bisa digunakan dlm koridor yg benar atau
salah. Orang yg menggunakan pengetahuan agamanya sbg dasar legitimasi
kepentingannya yg punya dampak buruk bagi manusia lainnya, menurut saya
melecehkan agama, menodai agamanya sendiri.
>
> Hana wrote :
>   hehehe..sekali lagi ya..?manusia tdk menanggung dosa manusia lain..?
jadi ingat kata2nya orang bijak..:"Hiduplah sekehendak hatimu,tapi ingatlah
kamu akan mati. Cintailah siapa saja yg kamu suka,tapi ingatlah,kamu akan
berpisah dengannya. Berbuatlah sesuka hatimu,tapi ingatlah,kamu akan
mendapatkan balasan yg setimpal dgn perbuatanmu itu.."
>   jadi menurutku..bila orang melakukan kegiatan yg menimbulkan dampak
buruk bagi manusia lain, ya..minimal,uang muka yg diterima di dunia adalah
dibenci atau dikutuk oleh manusia lain dan kontannya akan dibayar tunai di
akhirat..:)hehehe jadi..EGP..lagee..
>
>
>     Herni Wrote :
>
>     Lebih kurangnya mohon maaf kalo ada yg merasa tersakiti oleh kata-kata
saya, terutama member yg pasif. Tapi ya, daripada mendem gitu, mending
bicara ajalah..:-) Gak digigit kok :-)
>
>  Hana Wrote :
>   Maaf juga..kalo ada kata2ku yg menyinggung perasaan..?bukan niat untuk
menyakiti, apalagi mau pintar2an..?hanya sekedar sharing aja koq..?dan
sekalian bercanda, mumpung ada lawan bercanda kayanya neh.he.he... aku sama
lho kaya mba herni, sukanya iseng,jahil dan cerewet, jadi..sesama artis
dagelan.. dilarang tersinggung hehehe. sory..mba..soale kemarin, aku juga
habis dimarahin sama guruku neh..karena kebanyakan bercanda dan cerewet,
habis..dech..gw dibuat jadi oneng (bajaj bajuri)ga kebagian omong dan nafas,
untung ada mba herni..jadi tersalurkan dech..yg kemarin diam aja dihadapan
guruku si Mr.Bond itu..hehehehe
>
>
>   salammanis,
>   hana
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
>  Everyone is raving about the  all-new Yahoo! Mail.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke