Assalamu'alaykum warahatulLaah wabarakaatuh,
Mas Nizami, ada fenomena menarik (ga usah melibatkan bukti, karena saya juga mengungkapkannya hanya melalui berita) bahwa "perang saudara" yang mencuat dikalangan sunni dan syi'ah, bolehlah ini adalah konspirasi pihak luar yang membakar api dalam sekam, hanya saja dari pihak dalam itu sendiri, bahwa sebetulnya sudah terpolarisasi antara syiah dan sunni ini, terbukti misalnya dari pihak syiah di Lebanon (kaumnya hizbulLaah) begitu tega membiarkan "saudaranya" kaum sunni yang sama sama menderita akibat berkecamuknya perang dengan Israel, saya merasa YAKIN kalo ini bukanlah "hanya" konspirasi pihak luar (kalo tidak dikatakan tidak ada) bahkan issue ini udah mencuat atas dasar "tauhid" mereka yang 'sama TAPI tak sama', yang satu merasa diri menjadi kaum mayoritas, sehingga menjadikan keyakinan mereka untuk mengklaim diri bahwa mereka lah "Khairu ummat", begitu juga dengan yang terjadi di Iran .... Tapi kita tengok juga kepada Negara Saudi, yang mayoritas kaum sunni yang bahkan sebagai ahlusSunnah wal jamaah, para penganut syiah di Saudi terpaksa menjadi kaum yang marginal, kebalikan dari Lebanon (dengan hizbulLaah-nya) dan Iran, saya lihat sendiri betapa mereka menjadi bahan olok olokan kaum sunni tatkala mereka misalnya melakukan ibadah di masjidil haram, orang Saudi yang ekstrim (dan bahkan ini yang mayoritas) tak akan pernah mau berdampingan berjamaah shalat dengan kaum syiah, kita bisa membayangkan, andai perang menimpa kaum sunni yang mayoritas, dan penderitaan menyergapnya seperti apa yang terjadi di Lebanon sekarang ini, apa ada kemungkinan kaum sunni memperlakukan yang sama yaitu mengenyampingkan kaum syiah yang minoritas padahal mereka menderita musibah yang sama? Wallaahu Ta'ala a'lamu. Mungkin lain halnya dengan kita yang awwam dan cenderung mengutamakan budaya ketimuran, meskipun yang shalat dipinggir kita orang syiah, maka tak akan berpengaruh sama sekali, lha kita emang endak tau, atau bahkan mungkin orang non muslim pun dengan tatacara ibadahnya mereka, kita cuek saja shalat disampingnya, hehehe afwan... Tapi yang jelas, dengan pengetahuan yang baik tentang "sunni" nya, sepertinya kasus merebut hak yang terjadi di Lebanon yang dilakukan orang syiah ini enggak bakalan terjadi dengan orang sunni, dan itu insyaAllah akan tertanam kuat dalam jiwa kita kaum sunni dalam pelaksanaannya dilapangan sebagai wujud dari bermuamalah dengan benar sebagai tuntunan dari nabiyulLaah Muhammad salalLaahu 'alayhi wa sallam, yang bahkan bukan hanya syiah, orang kafirpun kalo memang mereka bukan kafir harbiy maka hiduplah berdampingan dengan kita...... Kesimpulannya, siapakah diantara dua kubu ini yang mempunyai hati yang keras? Kalo dilihat dari sisi muamalah ber-samahah (toleransi), siapa yang menyulut pertikaian ini, siapa yang tertindas dan yang menindas, adakah hubungannya antara aqidah dan politik pemerintahan yang condong kepada istilah mayoritas dan minoritas? Jika dilihat dari pelaksanaan ibadah, samakah pelaksanaan rukun iman antara kaum sunni dan syiah, jika tidak sama maka kaum yang mana yang benar, karena yang benar itu cuman satu, berarti selain satu itu adalah salah. Rasulullaah sendiri telah dengan tegas mengancam, yang pada kesimpulannya jika umat rasulullah tidak melaksanakan apa yang dilakukan rasulullah, maka itu adalah perbuatan melebih lebihkan dan itu adalah neraka bagiannya, sehingga apa yang pernah dikatakan oleh mufti Saudi bahwa hizbullaah Lebanon adalah hizbusSyaithan layaknya direnungkan dan dikemas kedalam fikiran yang religi dan matang, karena haqqul yaqin kalau urusan bersamahaah nya orang sunni akan lebih tinggi dari yang lainnya, terbukti kita sendiri merasa sakit dan ikut prihatin dengan serangan2 Israel ke Lebanon..... Sekarang jujur saja, jika ada agresi besar2 an atas transformasi aqidah dari sunni ke syiah di Indonesia, apakah kita akan menerimanya dengan senang hati dan berucap "subhanalLaah, inilah yang benar" dan dengan segera meninggalkan agama Muhammad yang murni yang dibawakan oleh para penerusnya dari mulai shahabat dan seterusnya? Wassalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh, -----Original Message----- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Thursday, August 24, 2006 6:16 AM To: media dakwah; sabili; padhang-mbulan; Saksi Subject: [media-dakwah] Haruskah Sunni Berperang Melawan Syi'ah? Assalamu'alaikum wr wb, Ketika SD dulu pada pelajaran agama dijelaskan bagaimana sepeninggal khalifah Usman Islam terpecah jadi 3, yaitu kelompok Sunni yang bergabung bersama Mu'awiyah, kelompok Syi'ah Ali (pengikut Ali), dan kelompok Khawarij. Jumhur ulama hanya mengkafirkan Khawarij, sedang Sunni dan Syi'ah tidak dikafirkan. Begitu pula para ulama Rabithah Alam Islami tidak mengkafirkan Syi'ah. Iran sendiri yang merupakan negara Islam dengan penduduk mayoritas Syi'ah termasuk dalam OKI (Negara-negara konferensi Islam). Pemerintah Saudi pun menerima jema'ah haji Syi'ah yang berhaji ke tanah suci. Itu menandakan ketidak-kafiran syi'ah. Meski demikian seiring perkembangan zaman bukan tidak mungkin nanti akan ada kelompok Sunni yang mengkafirkan syi'ah. Padahal jika kita kaji rukun Iman itu ada 6: 1. Percaya kepada Allah 2. Percaya kepada Malaikat 3. Percaya kepada Kitab Suci: Al Qur'an yang terakhir 4. Percaya kepada Rasul: Muhammad SAW yang terakhir 5. Percaya kepada Hari akhir 6. Percaya kepada Qada dan Qadar Kemudian rukun Islam itu ada 5: 1. Membaca 2 kalimat syahadat 2. Sholat 5 waktu 3. Puasa bulan Ramadan 4. Zakat bagi yang mampu 5. Berhaji bagi yang mampu. Nah selama kaum Sunni dan Syi'ah melakukan itu mereka tidaklah kafir. Oleh karena itu saya tidak setuju jika ada kaum Sunni mau pun Syi'ah saling mengkafirkan bahkan menggambarkan misalnya Syi'ah lebih jahat dari kaum Yahudi/Nasrani. Padahal dalam Al Qur'an Yahudi itu adalah bangsa yang dikutuk Allah dan tidak ada yang kaum yang lebih buruk dari Yahudi termasuk Syi'ah. Begitu pula syirik yang dilakukan kaum Nasrani adalah dosa yang tidak terampuni. Bagaimana mungkin kaum Syi'ah yang tidak melakukan syirik lebih buruk dari kaum yang musyrik? Itu jelas sudah bertentangan dengan Al Qur'an. Ada juga yang mengkafirkan Syi'ah karena kelompok Syi'ah ada yang memper-Tuhankan Ali. Itu adalah generalisasi yang serampangan. Padahal tidak semua kelompok Syi'ah begitu. Sama halnya dengan kelompok Sunni. Di kelompok Sunni ada syekh Siti Jenar/Al Hallaj yang mengaku Allah. Ada Lia Aminuddin atau Ghulam Mirza Ahmad yang mengaku Nabi, ada yang sholat bersiul atau dwi bahasa. Itu adalah sesat tapi tidak berarti semua sunni itu sesat. Demikian pula Syi'ah. Kaum Yahudi dan Nasrani mengadu domba ummat Islam Sunni dan Syi'ah sehingga kekuatannya menjadi lemah. Seandainya Sunni kekuatannya 7 dan Syi'ah 3 sementara Yahudi dan Nasrani 8. Jika Sunni dan Syi'ah bersatu maka 7+3=10. 10 ini akan menang melawan 8. Ummat Islam akan menang melawan kaum Yahudi dan Nasrani. Tapi jika Sunni dan Syi'ah bisa diadu-domba maka hasilnya adalah 7-3 = 4. Atau 3-7 = -4. 4 akan kalah melawan 8. Ummat Islam akan kalah. Contohnya ketika Negara Islam Iran baru berdiri, AS, Eropa, dan Israel bersama-sama negara-negara Arab lainnya membantu Iraq menyerbu Iran. 2 juta Muslim tewas! Pada saat yang hampir bersamaan ratusan ribu ummat Islam dibantai di Bosnia, puluhan ribu ummat Islam dibantai di Ambon dan Poso oleh kaum Nasrani. Begitu pula di Iraq dan Afghanistan. Puluhan ribu Muslim dibantai kaum Yahudi di Palestina dan Lebanon. Ingat, kaum Yahudi dan Nasrani dalam membantai ummat Islam tidak pandang itu Sunni atau Syi'ah. Yerusalem yang merupakan kota suci ummat Islam juga diduduki Yahudi. Aneh juga ketika AS belum masuk ke Iraq, antara muslim sunni dan syi'ah nyaris tidak ada pertikaian. Begitu AS masuk, sekarang antara Sunni dan Syi'ah sudah di ambang perang saudara. Itulah bukti nyata adu domba kaum Yahudi dan Nasrani. Ummat Islam memang senang berpecah belah. Ada NU, ada Tarbawi, ada Salafi, dsb. Jangankan Sunni vs Syi'ah. Sesama Sunni pun bisa saling mengkafirkan. "Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." [Al Hujuraat 9-10] Wassalam Adu Domba Yahudi - RE: [media-dakwah] FW: Syaikh Al Luhaidan : 'Hizbullah' adalah Hizbusy Syaithan" Senin kemarin di pengajian seorang ustad menjelaskan bagaimana sikap Yahudi yang suka mengadu domba. Sebagai contoh mereka mencoba mengadu domba ummat Islam dari kalangan Muhajirin dgn Anshor. Pada saat kaum muhajirin dan Anshor bersahabat mereka bangga-banggakan kepahlawanan masing-masking kelompok itu sehingga jadi bertentangan. Dan itu nyaris berhasil padahal saat itu ada Nabi Muhammad SAW. Saat ini pun begitu. "Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong." [Al Hajj:78] Allah mengatakan ummat Islam itu adalah satu: Muslim dari dulu hingga sekarang. Namun kelompok Yahudi dan munafik akhirnya memecah ummat Islam jadi Sunni, Syi'ah, dsb. Padahal kita diajari untuk mengatakan diri kita Ana minal muslimiin. Saya adalah muslim. Bukan sunni atau syi'ah. Tak jarang akhirnya sunni dan syi'ah ini meski Tuhannya sama: Allah, Nabinya sama: Muhammad, Al Qur'an sama, sholatnya sama, begitu pula puasa dan berhaji bersama-sama di Mekkah akhirnya saling bunuh-bunuhan. Pada perang Iran Iraq ada 2 juta Muslim yang mati. Sementara ada cerita kelompok syi'ah membantai ulama sunni, ada juga kelompok sunni yang membantai kelompok syi'ah yang sedang berziarah. Masjid-masjid di-bom. Mereka lebih senang menghancurkan sesama Muslim ketimbang berjihad melawan Yahudi. Padahal Allah melarang ummat Islam bercerai-berai: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." [Ali Imron:103] Ketika AS belum menduduki Iraq, pertikaian sunni dan syi'ah tidak begitu kentara. Tapi begitu AS menduduki Iraq, sunni dan syi'ah saling berperang. Saat ini nyaris terjadi perang saudara di sana? Seorang mufti Saudi mengatakan Hizbullah yang membela ummat Islam di Lebanon dari pembantaian Yahudi sebagai Hizbusy Syaithon. Padahal Hizbullah itu tuhannya adalah Allah dan nabinya adalah Muhammad. Lalu apa pendapat mufti tersebut tentang tentara AS yang bercokol di Saudi? Apa pendapat mufti tsb tentang Bani Israil yang dikutuk Allah? "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." [Al Maa'idah:54] Seharusnya mufti Saudi tersebut mengutuk Israel dan membela ummat Islam yang dibantai di Lebanon. Bukan justru membantu Israel dengan mengharamkan ummat Islam membantu Hizbullah yang melawan Yahudi. Pada saat ummat Islam di Lebanon dan Palestina dibantai Israel/Yahudi, seharusnya kita menolong mereka: "Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!." [An Nisaa':75] Bukan justru membantu Yahudi dengan mengatai kelompok yang melawan Yahudi sebagai Hizbusy Syaithon. Itulah salah satu dari tipu daya Yahudi. http://id.wikipedia.org/wiki/Syi'ah Syi'ah Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke: panduan arah, cari Artikel ini adalah bagian dari seri Islam Rukun Islam Syahadat . Shalat . Zakat . Puasa . Haji Rukun Iman Allah . Kitab . Malaikat . Nabi . Kiamat . Takdir Tokoh Islam Muhammad SAW Nabi & Rasul. Para Sahabat. Ahlul Bait Kota Suci Mekkah . Madinah . Yerusalem Najaf . Karbala . Kufah Kazimain . Mashhad . Samarrah Hari Raya Hijrah . Idul Fitri . Maulid Idul Adha . Asyura . Ghadir Khum Arsitektur Mesjid . Menara . Mihrab . Ka'bah Arsitektur Islam Jabatan Fungsional Khalifah .Ulama .Muadzin . Imam . Mullah Ayatullah . Mufti Teks & Hukum Al-Qur'an . Hadits . Sunnah Fiqih . Fatwa . Syariat Aliran Sunni: Hanafi . Hambali . Maliki . Syafi'i Syi'ah: Dua Belas Imam . Ismailiyah . Zaiddiyah Lain-lain: Ibadi . Khariji'ah . Murji'ah . Mu'taziliyah Gerakan Ikhwanul Muslimin . Tasawuf Wahhabisme . Salafiyah Ormas Islam Nahdlatul Ulama . Muhammadiyah Persis . MUI Aliran non Mainstream Ahmadiyyah . Nation of Islam Zikri . Druze Lihat Juga Indeks artikel tentang Islam Syi'ah (Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran / mazhab dalam Islam. Muslim Syi'ah mengikuti Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Shī`ī (Arabic: شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali. Daftar isi [sembunyikan] 1 Etimologi 2 Ikhtisar 3 Doktrin 4 Sekte dalam Syi'ah 4.1 Dua Belas Imam 4.2 Ismailiyah 4.3 Zaidiyah 5 Kontroversi tentang Syi'ah 6 Lihat juga 7 Pranala luar [sunting] Etimologi Istilah Syi'ah berasal dari kata Arab شيعة Shī`ah. Bentuk tunggal dari kata ini dalam Bahasa Arab adalah Shī`ī شيعي. "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي, artinya "pengikut Ali". Sumber-sumber Sunni dan Syi'ah menyatakan kalimat tersebut berasal dari Nabi Muhammad. Kalimat Syi'ah Ali adalah sebutan yang diberikan oleh Nabi Muhammad dan kemudian oleh keturunannya (Ahlul Bait) untuk menghormati pengikut Ali dan Ahlul Bait-nya. [sunting] Ikhtisar Muslim Syia'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (Para Imam) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an, Islam, and Emulation (Guru terbaik tentang Islam setelah Muhammad), dan pembawa serta penjaga terpercaya dari tradisi Sunnah Nabi Muhammad. Secara khusus, Muslim Syi'ah mengakui Ali bin Abi Thalib (sepupu Muhammad, menantu, dan kepala keluarga Ahlul Bait) sebagai penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan Khalifah yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung dari Nabi Muhammad, dimana perintah Muhammad berarti wahyu dari Allah. Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al Qur'an, Hadis, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadis dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan. Tanpa memperhatikan perbedaan tentang Khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga dikenal dengan Khalifah Illahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini. [sunting] Doktrin Seperti halnya Sunni, Syi'ah juga menggunakan Rukun Islam yang lima, hanya ada perbedaan dalam aplikasi, sebagai contoh di bawah ini: Lima Prinsip Pokok Semula golongan ini muncul karena kepentingan politik, namun akhirnya menjadi aliran teologi yang memiliki lima prinsip pokok, yakni: Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa. al-'Adl. bahwa Allah SWT adalah Maha Adil. an-Nubuwwah. Kepercayaannya pada keberadaan para nabi sama seperti muslimin lain. I'tikadnya tentang kenabian ialah: Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000. Nabi dan Rasul terakhir ialah Rasulullah SAW. Beliau suci dari segala aib dan tiada cacat apa pun. Beliaulah nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada. Para istrinya bersih dan suci dari segala kotoran dan hal jelek. al-Qur'an ialah mukjizat kekal Rasulullah SAW. al-Imamah, baginya berarti pemimpin urusan agama dan dunia, yakni seorang yang bisa menggantikan peran Rasulullah SAW sebagai pemelihara syari'at Islam, mewujudkan kebaikan dan ketenteraman umat. al-Ma'ad, maksudnya kehidupan akhirat. [sunting] Sekte dalam Syi'ah Syi'ah terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte itu, hanya tiga sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni: [sunting] Dua Belas Imam Artikel utama: Dua Belas Imam, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]] Disebut juga Imamiah atau Itsna 'Asyariah. Dinamakan demikian sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam. Mereka yakin ada dua belas imam, yakni: Ali bin Abi Thalib (600-661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin Hasan bin Ali (625-669), juga dikenal dengan Hasan al Mujtaba Husain bin Ali (626-680), juga dikenal dengan Husain as Syahid Ali bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin Muhammad bin Ali (676-743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir Jafar bin Muhammad (703-765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq Musa bin Jafar (745-799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim Ali bin Musa (765-818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha Muhammad bin Ali (810-835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi Ali bin Muhamad (827-868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi Hasan bin Ali (846-874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari Muhammad bin Hasan (868-), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi [sunting] Ismailiyah Artikel utama: Ismailiyah, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]] Disebut juga Tujuh Imam, yakni sekte yang percaya bahwa imam hanya tujuh orang dari 'Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh ialah Isma'il. [sunting] Zaidiyah Artikel utama: Zaidiyah, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]] Yakni sekte pengikut Zaid bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka tergolong Syi'ah moderat, karena mereka tak berpendapat 'Ali dan keturunannya berhak jadi khalifah dan tak memvonis ketiga khalifah sebelum 'Ali tidak sah. [sunting] Kontroversi tentang Syi'ah Artikel utama: Kontroversi tentang Syi'ah, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]] Ada pendapat yang mengatakan aliran ini dipelopori 'Abdullah bin Saba', rabbi Yahudi Yaman yang masuk Islam pada zaman khalifah 'Utsman bin 'Affan. Tetapi ada juga pendapat yang menunjukkan Abdullah bin Saba ini tidak wujud langsung. Ia mengadakan oposisi dengan berfatwa bahwa sebenarnya yang berhak menjadi khalifah setelah Rasulullah SAW ialah Ali bin Abi Thalib, dan tiga khalifah sebelumnya tidak sah. __________________________________________________ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/