12/19/2006 7:25:22 PM 



Al-Syahid Ahmad Iwadh


  <http://www.infopalestina.com/Images/images10/ahmad%20Iwadl.jpg> 
COMES-Al-Syahid Ahmad Rajab Iwadl lahir pada tanggal 2 Pebruari 1976 di kampong 
al-Zaitun sebelah timur kota Gaza. Mengenyam pendidikan di sekolah dasar milik 
Lembaga Internasional untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Setelah tamat di sekolah dasar al-Zaitun dengan nilai sangat baik (8,01-8,99) 
kemudian ia melanjutkan pendidikanya di sekolah menengah pertama dan umum 
al-Syajaeyah. Selesai di Syajaeyah kemudian al-Syahid melanjutkan studinya di 
Universitas Islam jurusan Biologi. Selain tercatat sebagai mahasiswa di 
Universitas Islam di Gaza ia juga aktif di organisasi faksi Islam pada 
Universitas tersebut .

Setelah ia keluar dari Universitas Islam, ia bekerja sebagai pembantu 
administrasi di Kejaksaan Tinggi Palestina. Karirnya terus menanjak hingga 
menjabat direktur umum, mengingat dedikasi dan kemampunya dalam bidang 
tersebut. Bahkan menurut informasi yang bisa dipercaya, Menlu Mahmud Zehar 
telah menunjuk al-Syahid sebagai direktur umum di departemennya. Sebelumnya 
al-Syahid juga menjabat sebagai direktur umum kepresidenan, sebelum Hamas 
menjadi pemimpin di Palestina. 

Peristiwa ini hanya beberapa pecan sebelum pesawat Israel membombardir mobil 
yang ditumpanginya bersama saudara seperjuanganya pada hari Ahad 8 Nopember 
2006. 

Semua orang tersentak, bahwa suami dari putri menlu Palestina Dr. Mahmud Zehar 
adalah seorang arsitek militer di brigade Al-Qossam, sayap militer gerakan 
perlawanan Hamas.

Status Sosial

Al-Sayhid adalah suami dari putri Menlu Palestina, Mahmud Zehar. Dikaruniai dua 
orang putra masing-masing Muadz baru berumur satu setengah tahun dan Rajab yang 
baru berumur empat bulan. 

Ketika Al-Syahid datang ke rumah Zehar untuk meminang putrinya, Zehar 
menanyakan dahulu pada putrinya, apakah ananda mau terima bila kehidupan ananda 
dimasa yang akan datang penuh dengan bahaya karena selalu diincar oleh Israel 
seperti keadaan sekarang ?. 

Aktivitas Dakwah

Al-Syahid sebagai penanggung jawab sejumlah aksi massa, seperti aksi di Masjid 
Shalahuddin masjid terbesar di Gaza yang paling banyak melahirkan kader-kader 
intifadhah pertama dan kedua. Ia juga sempat menjadi pimpinan di dalam 
organisasi kemasjidan tersebut sebelum ia melanjutkan kuliahnya di Universitas 
Islam Gaza. Saat itu ia tahu bahwa ia harus merahasiahkan betul identitasnya 
dalam wadah kegiatan yang penuh resiko. Apalagi untu memangku sebagai pimpinan 
organisasi tersebut.

Pada awal- awal tahun di Universitas Islam Gaza ia bergabung dengan kelompok 
Ikwanul Muslimin. Padahal ia baru menginjak di usianya yang ke 18 tahun. Karena 
salah satu persyaratan ikut organisasi IM bila umurnya sudah mencapai 18 tahun. 
Namun karena wawasanya dan kemampuanya ia diterima menjadi anggota IM walau 
dengan syarat umur minimal.

Bergabung Dengan Al-Qossam

Al-Syahid bergabung dengan kelompok Izzuddin Al-Qossam pada awal tahun 2000. 
Pada saat awal terbentuknya Brigade Al-Qossam, setelah mendapat berbagai 
gempuran dari dinas keamanan pemerintahan. Peristiwa tersebut sebelum 
meletusnya intifadhah kedua. 

Namun namanya tidak tercantum di dalam jajaran pimpinan brigade Al-Qossam, 
tetapi masuk dalam jajaran para konseptor dan insinyur pembuat bom pada awal 
tahun 2001, namun itu baru awal, masih jauh dari tujuan.

Pengembangan alat-alat perang

Al-Syahid merupakan profil muslim yang cerdas, innovator, punya ekses besar 
dalam perkembangan bom yahudi dari sekedar meledak hingga yang berbentuk 
elektronik seperti sekarang, yang bisa diledakan secara otomatis seperti yang 
pernah dilakukan oleh saudara seperjuanganya Al-Syahid Ahmad Musytaha.

Setelah beberapa bulan kemudian ia berpindah ke bagian pengembangan roket 
al-Qossam menyusul penciptanya Al-Syahid Komandan Nidhal Farhat yang berhasil 
membuat roket jenis baru yang dinamakan roket Qossam. Al-Syahid Ahmad berkerja 
denganya dan berhasil mengembangkan roket yang diberinama Qossam 1 yang mampu 
membawa hulu ledak setara dengan 1 kg TNT yang mampu meluluhlantakan satu 
wilayah dalam radius satu kilo meter.

Setelah Komandan Nidhal Farhat syahid sebagai pencipta roket Qossam serta 
pembuatnya Muhammad Salami maka bidang pengembangan roket dimpimn oleh Mujahid 
Tito Mas'ud dan wakilnya al-Syahid Suhail Abu Nahl keduanya kemudian menjadi 
tawanan Israel pada tahun 96 an bersama sejumlah anggota lainya, seperti Ahmad 
Iwadl, Mufid Bal, Shabir Abu Ashi dan Akram Nasher, Mahdi Musytaha yang 
kemudian mereka meninggal syahid.

Menyusul syahidnya Tito Mas'ud dan wakilnya Suhail Abu Nehel di perkampungan 
Syajaeyah, maka kepemimpinan beralih kepada komandan syahid Mahdi Musytaha dan 
menjadikan Ahmad Iwadl sebagai wakilnya sebagai ketua pengembangan dan 
perancang roket-roket Qossam.

Kemudian setelah Mahdi Musytaha meninggal syahid, maka ketua pengembangan dan 
pembuatan Qossam beralih kepada Ahmad Iwadl.

Maka mulailah Ahmad Iwadl atau dikenal dengan nama Abu Muadz menyusun program 
pengembangan serta merekrut sejumlah mujahid yang mempunyai bakat inovasi dan 
berhasil mengembangkan qossam hingga menjangkau 7 km dengan hulu ledaknya bisa 
menjangkau 5 km. Saat ini tim Qossam berhasil mengembangkan roketnya yang dapat 
menjangkau 12 km dengan hulu ledak beradius 8-10 Km. tim Al-Qossam merupakan 
bagian yang tak terpisahkan dari brigade Izzudin Al-Qossam. 

Yang berhasil mengembangkan roket Qossam seperti saat ini adalah, al-Syahid 
Ahmad Iwadh Abu Mu'adz. Ia berhasil mengembangkan roket ini dalam waktu kurang 
dari 5 tahun.

Beberapa sumber menyatakan, bila Ahmad Iwadl tidak bergabung dalam sejumlah 
operasi militer, karena ia konsen dalam masalah pengembangan roket. Maka tak 
heran bila pembawaannya penuh rahasia, tenang dan jauh dari pusat perhatian 
massa.

Keadaan ini terus berlangsung hingga saat pembunuhannya. Namun tatkala para 
penjagaan keamanan tertangkap oleh pemerintah Israel terkait aksinya menyerang 
permukiman Sederot termasuk yang ditangkap saat itu, keturunan Nidhal Farhat, 
seorang mujahid ke tiga, maka tekuaklah bahwa Ahmad Iwadl bekerja dibidang 
pengembangan roket, namun tidak diketahui dimana tinggalnya. Kecuali beberapa 
saat sebelum penembakan terhadap mobil yang ditumpanginya. 

Kesyahidanya

Pada hari Rabu tanggal 17 Syawal 1427 H atau bertepatan dengan tanggal 8 
Nopember 2006, Al-Syahid menemui Tuhanya, bersamanya seorang mujahid Al-Qossam 
Ramzi Yusuf Suhaiber (36 tahun). Keduanya meninggal digempur rudal Israel yang 
ditembakan dari pesawat pengintai mereka di Jalan Ahmad Yasin kampong Al-Zaitun 
Kota Gaza.

Brigade Izzuddin mengumumkan kesyahidanya serta mengangkat kedua jenazah 
tersebut seraya berjanji akan terus melanjutkan perjuangan kedua mujahid ini, 
hingga menjemput salah satu dari dua kebaikan, "Hidup Mulia Atau Mati Syahid"

Ahmad Iwadh bukanlah mujahid biasa, tetapi beliau termasuk kepada jajaran 
pejuang pengukir sejarah. Apakah ada saat ini seorang pejuang yang dengan 
pengorbananya kecerdasanya serta keuletanya mampu memberikan semangat kepada 
para mujahid lainya dalam rangka membela hak-hak mereka merebut kemerdekaaan 
dari tangan penjajah yahudi laknautllah dan dapat menggetarkan musuh-musuh 
(Israel) dengan roket buatanya.

Apakah ada seorang mujahid yang tidak pernah kelihatan bahkan ia berjuangan 
dengan diam. Tiba-tiba semua orang terhenyak dengan keberadaanya dan dengan 
jajak kepahlawananya yang mulia.

Semoga Allah merahmatimu wahai Abu Mua'adz serta menerima amal jihadmu dan 
mengumpulkanmu bersama para syuhada, para nabi, para Sadiqin dan orang-orang 
shaleh lainya. Serta mudah-mudahan Allah mengaruniakan kesabaran kepada 
keluarga, saudara seperjuangan dan setiap orang yang mencintaimu. Mudah-mudahan 
Allah memuliakanmu dengan syafa'at dan menaungimu pada saat tidak ada nauangan 
kecuali nauangan Allah. (pi/asy)


-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke