> Pendahuluan
> 
> Perayaan Natal, sungguh wah dan gemerlap; dengan pohon-pohon cemara lengkap 
> digantungkan hiasan-hiasan, kerlap-kerlip lampu, dan hadiah-hadiah 
> dibawahnya. Malamnya, tepat pukul 24.00 dilakukan misa (kebaktian). 
> Rumah-rumah pun dihias pohon cemara, juga toko dan plasa, gedung dan kantor. 
> Acara-acara televisi marak oleh nuansa Natal. Instansi-instansi juga secara 
> resmi merayakannya.
> 
> Begitu semaraknya perayaan tersebut, sampai-sampai, paling tidak, membawa 
> tiga kesan: pertama, perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember 
> adalah sebuah ritus yang berlandaskan nilai kebenaran. Kedua, perayaan Natal 
> telah mencapai "maqam" gengsi -simbol status sosial. Sebuah simbol yang 
> membanggakan bagi orang yang merayakannya atau bagi mereka yang turut 
> "berpartisipasi". Sebaliknya mereka yang tidak "menyambut" perayaan Natal, 
> terkesan tidak prestisius. Ketiga, seolah-olah mayoritas penduduk negeri ini 
> adalah kaum Nasrani. Padahal secara statistik, jumlah mereka tak lebih dari 
> 15 persen.
> Berbeda dengan realitas perayaannya yang gemerlap, sejarah Natal 25 Desember 
> sendiri cukup buram. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak banyak kalangan - 
> termasuk kaum Kristen sendiri- yang paham tentang sejarah perayaan Natal yang 
> ditetapkan pada tanggal 25 Desember tersebut. Salah satu sebabnya adalah 
> tidak adanya literatur yang membeberkan tentang Natal. Jikalau ada hanya 
> memuat keterangan bahwa Natal adalah perayaan orang Nasrani yang jatuh pada 
> tanggal 25 Desember sebagai peringatan hari kelahiran Yesus.
> 
> Langkanya literatur tentang Natal sebenarnya cukup menjadi alasan untuk 
> bersikap kritis. Benarkah Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember? Jika 
> jawabannya adalah ya, apa dasar hukumnya? Jika tidak bagaimana sejarah 
> penetapan 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, yang akhirnya diperingati 
> sebagai perayaan Natal?
> 
> 
> Yesus dalam sejarah bangsa Yahudi
> 
> Sebelum membahas tentang perayaan Natal dan segala kontroversi yang 
> menyertainya, terlebih dahulu perlu saya jelaskan latar belakang kesejarahan 
> Yesus itu sendiri. Bahwa Yesus memang lahir dan hidup di kalangan bangsa 
> Yahudi. Oleh karena itu, untuk bisa memahami sosok Yesus, harus paham 
> terlebih dahulu bangsa Yahudi.
> 
> Bangsa Yahudi berkeyakinan bahwa mereka adalah "bangsa pilihan" Tuhan. Tuhan 
> menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan 
> mereka. Dan mereka merasa sebagai subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai 
> pelengkap penderita. Lebih lanjut hanya diri mereka yang dianggap "manusia", 
> sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing. Keyakinan 
> seperti itulah yang membuat mereka lebih dari bangsa lain, sombong, pongah, 
> keras kepala, bahkan kejam.
> 
> Pernyataan-pernyataan seperti tersebut diatas, bukan sebuah dramatisasi 
> belaka, melainkan bersumber dari Bibel sendiri, diantaranya:
> "Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan iman dan bangsa yang kudus. Inilah 
> semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel." (Keluaran 19:6).
> "Engkau akan diberkati lebih daripada segala bangsa" (Ulangan 7:14).
> "Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan, 
> Allahhmu; janganlah engkau merasa sayang kepada mereka> ...> ." (Ulangan 
> 7:16).
> 
> "Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro Fenesia. Ia memohon kepada Yesus 
> untuk mengusir setan itu dan anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah 
> anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan 
> bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. "Tetapi perempuan itu 
> menjawab: "Benar Tuhan. Tetapi anjing yang dibawah meja juga makan 
> remah-remah yang dijatuhkan anak-anak. "Maka kata Yesus kepada perempuan itu: 
> "Karena kata-katamu itu pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari 
> anakmu." (Markus 7:26-29).
> 
> Pernyataan-pernyataan Bibel tersebut di atas menjelaskan betapa bangsa Yahudi 
> menganggap diri mereka istimewa yaitu "bangsa pilihan Tuhan". Oleh karena itu 
> mereka boleh berbuat apa saja terhadap bangsa lain, termasuk membantai 
> (melenyapkan). Dan semua itu dilakukan atas nama Tuhan.> 
> 
> Namun adakah suatu bangsa yang rela terus menerus ditindas, dijajah, ataupun 
> diperbudak? Demikian pula dengan bangsa Filistin (Palestina), penduduk asli 
> negeri itu, yang setelah melalui perjuangan berat akhirnya bangsa Filistin 
> menang. Kemenangan bangsa Filistin tersebut membuat keadaan menjadi terbalik. 
> Bangsa Yahudi - sang penindas- kini dalam bayang-bayang tertindas. Maka 
> mereka memohon agar Yahwe (Tuhan Israel) segera mengutus seorang Al Masih 
> (Juru Selamat) agar mereka jaya dan berkuasa lagi.
> 
> Sederetan Al Masih
> 
> Dari Bibel, khususnya dalam Perjanjian Lama, akan kita dapatkan bahwa Al 
> Masih itu bukan hanya Yesus. Mereka antara lain:
> 1. Saul Al Masih
> Saul yang berhasil mengalahkan Filistin diangkat sebagai Al Masih,
> "Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umatNya Israel? 
> Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan 
> menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya 
> bagimu, bahwa Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas milikNya sendiri 
> (I Samuel 10:1).
> 
> 2. Harun Al Masih
> Setelah Saul menjadi Al Masih, maka Harun (saudara Musa) juga diangkat 
> sebagai Al Masih.
> "Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun 
> dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya." (Imamat 8:12).
> 
> 3. Elisa Al Masih
> Kehadiran seorang Al Masih untuk masa ini ternyata tidak cukup, maka setelah 
> Harun menjadi Al Masih, Elisa pun diangkat menjadi Al Masih.
> "Juga Yehu, cucu Nimzi, haruslah kau urapi menjadi raja atau Israel, dan 
> Elisa bin Safat dari Abel Mehola, harus kau urapi menjadikan Nabi 
> menggantikan Engkau." (I Raja-raja 19:16).
> 
> 4. Daud Al Masih
> Setelah Saul meninggal dunia, maka sesepuh suku-suku Israel mengangkat Daud 
> sebagai Al Masih.
> "Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja lalu raja Daud mengadakan 
> perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan Tuhan; kemudian mereka 
> mengurapi Daud menjadi raja atas Israel." (II Samuel 5:3).
> 
> 5. Salomo Al Masih
> Setelah Daud meninggal dunia, maka Salomo putra Daud diangkat sebagai Al 
> Masih. Sebagaimana tercantum dalam I Raja-raja 1:39.
> "Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu 
> diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru 
> "Hidup Raja Salomo."
> 
> 6. Koresy Al Masih
> Raja Syrus penyembah berhala ini diangkat sebagai Al Masih setelah 
> meninggalnya Salomo.
> "Beginilah firman Tuhan: Inilah firmanKu kepada orang yang Kuurapi, kepada 
> Koresy yang tangan kanannya kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di 
> depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya 
> dan supaya pintu gerbang tidak tinggal tertutup." (Yesaya 45:1).
> 
> Ayat ini dialamatkan kepada Raja Syrus yang pagan, untuk memenuhi kerinduan 
> akan datangnya penyelamat, walaupun pada kenyataannya ayat tersebut adalah 
> nubuat dari nabi Yesaya akan datangnya seorang Koresy (Quraisy) sebagai nabi 
> akhir, yaitu Muhammad Saw. Amatlah mustahil jika Tuhan menyayangi seorang 
> kafir untuk diurapi. Apalagi ternyata bahwa belum lama bangsa Yahudi dipimpin 
> oleh Al Masih yang kafir, situasi keamanan dan politik berubah kembali dengan 
> datangnya serbuan pasukan Romawi. Maka kembali lagi seperti pada peristiwa 
> sebelumnya, yakni ketika bangsa Israel menangis, meraung, dan memohon kepada 
> Yahwe untuk diberi Al-Masih atau seorang Juru Selamat untuk membebaskan 
> mereka dari cengkeraman bangsa Romawi. Maka mereka berangan-angan dan 
> menyusun kriteria Al Masih.
> 
> Orang-orang Israel akhirnya mengadakan kesepakatan bahwa Al Masih adalah 
> seorang yang merupakan:
> 1. Raja-raja terdahulu yang dianggap "bangkit" dari kuburnya, antara lain: 
> Daud Yesekhiel, Yosafat, atau.
> 2. Nabi yang "dibangkitkan", misalnya Elia atau Elisa.
> 3. (Harus) Keturunan Daud dan Sulaiman.
> Disamping tiga kriteria tersebut, bangsa Israel juga mempunyai penghayatan 
> bahwa kelahiran seorang pahlawan (Juru Selamat) haruslah lahir dari seorang 
> perawan, sebagaimana pahlawan-pahlawan bangsa terduhulu yang juga terlahir 
> dari seorang perawan.> 
> 
> Yesus Keturunan Daud?
> 
> Bibel selalu mengatakan bahwa Yesus adalah anak Daud. Nubuat tentang 
> keturunan Daud yang akan berkuasa antara lain: II Samuel 7:12-13 dan I 
> Tawarikh 17:11-12:
> "Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama 
> dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, 
> anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan 
> mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan tahta kerajaanya untuk 
> selama-lamanya."
> 
> Demikian pula Kisah Para Rasul 2:30
> "> ...> . Bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di 
> atas tahtanya> "> 
> Padahal, dengan garis keturunannya (silsilah), terbukti bahwa Yesus bukan 
> keturunan Daud, karena Maryam bukan keturunan Daud. Yang merupakan keturunan 
> Daud adalah Yusuf, yang oleh Bibel disebut sebagai tunangan Maria (Maryam), 
> Silsilah itu sendiri juga mengandung perbedaan. Matius (1:6-16) menurut 28 
> orang sedangkan menurut Lukas (3:23-31) 43 orang. Jadi terdapat selisih 15 
> generasi. Perhatikan silsilah Yesus pada lampiran.
> 
> Lantas mengapa Bibel membuat kekeliruan seperti itu? Sejarah menyatakan bahwa 
> bangsa Israel merasa dirinya sebagai "bangsa pilihan" telah berabad-abad 
> mengalami penindasan dan penjajahan bangsa-bangsa Babilonia, Yunani, siria 
> dan Romawi. Oleh karena itu mereka selalu terkenang pada jaman keemasan di 
> bawah kepemimpinan Daud dan berharap datangnya "Raja Israel" dari keturunan 
> Daud yang akan melepaskan mereka dari kesengsaraan.
> 
> Jelas bahwa pengikatan Isa-Yusuf-Daud adalah rekayasa untuk melegitimasi 
> bahwa Yesus adalah keturunan Daud, Al Masih yang dinanti-nantikan sebagai 
> Juru Selamat.
> 
> Yesus dan Kontroversi kelahirannya
> 
> Yesus dalam tradisi sejarah umat Islam sebenarnya adalah Isa Al Masih putra 
> Maryam. Sebutan "Isa" (dalam bahasa Arab) berasal dari bahasa Ibrani dari 
> kata "Esau". Dalam bahasa Latin nama itu menjadi "Yesus". Munculnya nama 
> Yesus terjadi pada peristiwa pengadilan Isa Al Masih oleh mereka yang hadir 
> dengan menambahkan huruf "J" pada awal dan "S" pada akhir kata "Esau" 
> sehingga menjadi Yesus. Nama Yesus baru populer pada abad ke-2. Populernya 
> nama Yesus akhirnya menenggelamkan nama asli Esau di kalangan Kristen. 
> Sedangkan Al Qur'an dan umat Islam tetap mempertahankan nama Esau (Isa dalam 
> dialek Arab).
> 
> Sedangkan kata Masyiakh, Messiah, atau Mesyah berasal dari bahasa Arab dari 
> kata masaha dengan tiga huruf mati yang dikandungnya yaitu: m-s-h yang 
> berarti mengusap. Dalam perkembangan selanjutnya orang Yunani mengubah 
> sebutan Messiah bagi Isa menjadi Kristos yang berarti yang disiram dengan 
> minyak (diurapi). Oleh orang Eropa, Yesus disebut Christus atau Kristus, 
> yaitu Sang Penyelamat atau Sang Penebus Dosa.(Bersambung) 
> <http://www.irena-center.org/index.php?action=fullnews&id=12>
> 
> 
> Perdebatan Seputar > "> Ayah> ">  Yesus
> 
> Keajaiban kelahiran Yesus ke dunia menjadi bahan aktual dalam diskusi. 
> Sebagian ada yang mengatakan bahwa Yesus itu darah daging Yusuf tunangan 
> Maria (Maryam). Oleh karena itu -seperti sudah saya jelaskan (kekeliruannya) 
> di depan -Yesus memiliki silsilah dari Yusuf, dengan nenek moyang Daud. Bibel 
> sendiri rupanya masih bingung terhadap status "ayah" Yesus. 
> 
> Pada suatu kesempatan Yusuf itu diakui sebagai tunangan Maryam (Matius 1:18), 
> tapi dilain kesempatan juga diakui sebagai suami Maryam (Matius 1:19). 
> Terhadap persoalan ini, sebagian orang Yahudi sangat ekstrem dengan menuduh 
> bahwa Yesus adalah anak haram, hasil hubungan gelap Maryam dengan Yusuf.
> 
> Sebagian lagi ada yang berpendirian bahwa Yesus itu dilahirkan secara murni 
> suci, tanpa campur tangan (unsur jantan) manusia. Oleh karena itu Yesus 
> adalah "anak Tuhan". Tetapi pihak yang berpendapat demikian juga bertentangan 
> dalam memahami dan menafsirkan kata "anak Tuhan" tersebut. Di satu pihak 
> memahaminya secara harfiyah (literal), bahwa Yesus adalah anak secara 
> "biologis", yakni anak yang kejadiannya memerlukan campur tangan Tuhan secara 
> langsung kepada Maryam melalui ruh yang suci. Pemikiran tersebu> t nantinya 
> melahirkan konsep ketuhanan "Trinitas": Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Tuhan 
> Roh Suci. Akan tetapi sebagian pihak memahaminya secara kiasan (metafora). 
> Bahwa anak, bukan dalam pengertian "biologis" atau nasab, melainkan kiasan 
> saja. Pendapat seperti ini didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang bukan 
> hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan Bibel di bawah ini:
> "Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu 
> cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan 
> itu, siapa saja yang disukai mereka. " (Kejadian 6: 2).
> 
> "Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu 
> sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia 
> dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka." (Kejadian 6:4).
> 
> "Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan; Ia berkata kepadaku: "AnakKu 
> engkau! Engkau telah kuperanakkan pada hari ini." (Mazmur 2:7).
> 
> "Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; 
> Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, dimana mereka 
> tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel. Efraim adalah 
> anak sulungku." (Jeremia 31:9).
> 
> "Anak Eros, anak Set, Anak Adam, Anak Allah, "(Lukas 3:38).
> 
> "Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." (Roma 8:14).
> 
> "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka itu akan disebut 
> anak-anak Allah." (Matius 5:9).
> 
> "Aku sendiri telah berfirman;"Kamu adalah Allah, dan anak-anak yang Maha 
> Tinggi kamu sekalian." (Mazmur 82:6).
> 
> Dari paparan ayat-ayat tersebut diatas, jelaslah bahwa istilah "anak Alah" 
> adalah ungkapan khas orang Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya banyak, bukan 
> hanya Yesus.
> 
> Islam Tentang Isa dan Maryam
> 
> Islam dengan tegas menolak semua tuduhan yang tidak benar mengenai Maryam dan 
> putranya. Islam bahkan menjunjung tinggi keduanya. Marilah kita telaah 
> penjelasan Allah SWT dalam Al Qur'an:
> "Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia 
> menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia 
> mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus ruh 
> kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) 
> manusia yang sempurna. Maryam berkata; Sesungguhnya aku berlindung daripadamu 
> kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa. Ia (Jibril) 
> berkata: Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk 
> memberimu seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: Bagaimana akan 
> ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorangpun manusia 
> menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina. Jibril berkata: Demikianlah, 
> Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya 
> suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah 
> suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia 
> menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh. " ( 
> Maryam/19:16-22 )
> 
> "Dan ( ingatlah ) ketika Malaikat (jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya 
> Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala 
> wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)." (Ali Imron/3-42)
> 
> "Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya 
> berkata: Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat 
> munkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang 
> jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam menunjuk 
> kepada anaknya. Mereka berkata: Bagaimana kami akan berbicara dengan anak 
> kecil yang masih di dalam ayunan? Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba 
> Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku Nabi, dan Dia 
> menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia 
> memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku 
> hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang 
> sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari 
> > aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan 
> hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, 
> yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah 
> mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia 
> hanya berkata kepadanya: Jadilah, maka jadi ia. Sesungguhnya Allah adalah 
> Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan 
> yang lurus." (Maryam/19:27-36).
> 
> Sejarah Natal
> 
> Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal 
> berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari 
> kelahiran Isa Al Masih - yang mereka sebut Tuhan Yesus.
> Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang 
> ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa 
> Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 
> April, atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut 
> akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
> 
> Kelahiran Yesus Menurut Bibel
> 
> Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai 
> Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel 
> tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11 
> (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
> Lukas 2:1-8:
> Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh 
> mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
> Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali 
> negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing 
> dikotanya sendiri.
> Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud 
> yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan 
> Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang 
> mengandung.
> Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia 
> melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya 
> dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat 
> bagi mereka dirumah penginapan.
> Didaerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan 
> ternak mereka pada waktu malam.
> 
> Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat 
> itu yang sedang melaksanakan sensus penduduk (7M=579 Romawi). Yusuf, tunangan 
> Maryam ibu Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan 
> lahirlah Yesus Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain 
> lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang 
> terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala 
> sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
> 
> Menurut Matius 2:1, 10, 11
> Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, 
> datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem.
> Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka 
> masuklah mereka kedalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya.
> 
> Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang 
> disebut Herodus Agung yang memerintah tahun 37 SM-4 M (749 Romawi), ditandai 
> dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
> 
> Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 
> 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak 
> kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai 
> dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan 
> domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan 
> bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga 
> gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari 
> untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim 
> dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat 
> rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.> 
> Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari 
> kebenaran, kitab suci Al-Qur'an telah memberikan jawaban tentang kelahiran 
> Yesus (Isa alaihissalam).
> 
> "Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada 
> pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum 
> ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril 
> menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, 
> sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). 
> Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan 
> menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (Surat Maryam: 23-25)
> 
> Jadi menurut Al Qur'an Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon 
> kurma berbuah dengan lebatnya. Buah kurma yang masak gampang rontok, maka 
> wajar jika hanya digoyang saja buah itu akan gugur. Untuk itu perlu kita 
> cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the 
> Bible - seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 
> 23): Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: 
> Agustus - September.
> 
> Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip 
> oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut: 
> There is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the 
> actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story of 
> Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near Berhlehem, 
> the birth of Jesus did not take place in winter, when the night temperature 
> is so low in the hill country of judea that snow is not uncommon. After much 
> argument our christmas day seems to have been accepted abaut A.D. 300.
> 
> (Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada 
> buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana 
> gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Bethlehem, maka hari 
> lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan 
> Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. 
> Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima 
> penetapannya kira-kira tahun 300 Masehi).
> (bersambung) 
> 
> 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke