Assalamu'alaikum,

 

Hanya ide. Mungkin kita bisa share font arabic untuk milis Media-dakwah. Atau 
mungkin pak Agus Nizami bisa upload file .TTF arabic untuk keperluan milis kita 
ini. Tujuannya adalah supaya kita punya standard font untuk arabic, hingga kita 
bisa lihat huruf arabnya.

 

Terima Kasih,

ArifR

 

________________________________

From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
ahmedmustaqim05
Sent: Wednesday, December 07, 2005 6:57 PM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: [media-dakwah] Kupas Tuntas Tawassul: Kisah 3 Orang Yang Terkurung Di 
Gua

 

Assalamu'alaikum,

Berikut kajian hadits yang berkaitan dengan tawassul yang 
diperbolehkan.

Silah ditengok dan mohon maaf jika font arabic tak terlihat hingga 
langsung saja ditengok artinya.

Jazakallah
Ahmed

------------

Kisah 3 Orang Yang Terkurung Di Gua (Bentuk Tawassul Yang 
disyari'atkan)


Mukaddimah 

Bila melihat fenomena yang ada di masyarakat, kita banyak menemukan 
hal-hal yang sama sekali jauh dari ajaran Islam bahkan menjurus 
kepada perbuatan syirik tanpa disadari. 

Hal ini tentunya diakibatkan kurangnya pemahaman yang benar tentang 
ajaran agama, terutama pondasi `aqidah yang sangat lemah sehingga 
ritual-ritual yang sebenarnya merupakan warisan animisme, dinamisme, 
Budhisme dan Hinduisme masih tetap dilakukan oleh sebagian 
masyarakat. 

Diantara bentuk ritual tersebut, misalnya, mempersembahkan sesajenan 
kepada apa yang mereka sebut sebagai penguasa pantai selatan -yang 
lebih dikenal dengan nyi loro Kidul- dengan keyakinan bahwa hal 
tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka dan 
kemarahannya, dimudahkan rizki dan sebagainya; mendatangi kuburan 
orang-orang shalih atau orang yang dijuluki sebagai wali, yang 
dianggap keramat dengan membawa tumbal atau sesajenan seperti ayam 
dan hidangan yang berupa lauk pauk, dan sebagainya. Mereka 
menganggap bahwa si penghuni kuburan yang wali dan dianggap keramat 
tersebut dapat memenuhi keinginan mereka, karenanya mereka memohon 
melalui mereka agar dapat memenuhi keinginan mereka dalam 
mendapatkan jodoh, menjadi kaya dan seterusnya. Dan banyak lagi 
ritual-ritual lain yang sebenarnya bernuansa syirik. 

Anehnya, hal itu biasanya mengatasnamakan dien al-Islam dengan 
membuat nuansa Islami didalam perayaannya bahkan dengan membacakan 
ayat-ayat al-Qur'an. Sungguh, hal ini merupakan bentuk pelecehan 
terhadap ajaran Islam dan bagi pelakunya agar segera bertaubat 
kepada Allah Ta'ala. Apa yang mereka kira, bahwa hal itu merupakan 
bentuk tawassul adalah salah kaprah. Bila ingin bertawassul maka 
hendaknya sesuai dengan ketentuan syari'at sebab tawassul semacam 
itu dilarang dan akan menjerumuskan mereka ke dalam kesyirikan dan 
kesesatan. 

Untuk itu, dalam kajian hadits kali ini, kami menjadikan tema 
utamanya seputar tawassul yang dianjurkan dan dibenarkan oleh 
syari'at melalui sebuah kisah yang terdapat dalam hadits yang shahih 
dan -kiranya- amat masyhur, disamping permasalahan lainnya yang 
dapat diambil pelajaran dari kisah tersebut. 

Metode penjelasan melalui kisah seperti ini biasanya membuat pembaca 
atau pendengarnya lebih tertarik dan cepat meresap ke dalam 
sanubari, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam kehidupan nyata. 
Semoga bermanfa'at dan dapat menggugah hati kita semua. 

Naskah Hadits 

Úä ÚÈÏ Çááøå Èä ÚãÑ- ÑÖí Çááøå ÚäåãÇ- ÞÇá : ÓãÚÊ ÑÓæá Çááøå íÞæá : » 
ÇäØáÞ ËáÇËÉ ÑåØ ããä ßÇä ÞÈáßã ÍÊì ÃææÇ ÇáãÈíÊ Åáì ÛÇÑ ÝÏÎáæå ¡ ÝÇäÍÏÑÊ 
ÕÎÑÉ ãä ÇáÌÈá¡ ÝÓÏøÊ Úáíåã ÇáÛÇÑ¡ ÝÞÇáæÇ: Åäå áÇ íäÌíßã ãä åÐå ÇáÕÎÑÉ 
ÅáÇ Ãä ÊÏÚæÇ Çááøå ÈÕÇáÍ ÃÚãÇáßã¡ ÝÞÇá ÑÌá ãäåã: Çááåã ßÇä áí ÃÈæÇä 
ÔíÎÇä ßÈíÑÇä æßäÊ áÇ ÃÛúÈÞõ ÞÈáåãÇ ÃåáÇð æáÇ ãÇáÇð¡ ÝäÃì Èí Ýí ØáÈ ÔíÁ íæãÇ¡ 
Ýáã ÃÑöÍ ÚáíåãÇ ÍÊì äÇãÇ : ÝÍáÈÊ áåãÇ ÛÈæÞåãÇ¡ ÝæÌÏÊåãÇ äÇÆãíä¡ æßÑåÊ Ãä 
ÃÛÈÞ ÞÈáåãÇ ÃåáÇð Ãæ ãÇáðÇ¡ ÝáÈËÊ- æÇáÞÏÍ Úáì íÏí- ÃäÊÙÑ ÇÓÊíÞÇÙåãÇ ÍÊì 
ÈóÑóÞ ÇáÝÌÑ¡ ÝÇÓÊíÞÙÇ ÝÔÑÈÇ ÛÈæÞåãÇ¡ Çááåã Åä ßäÊ ÝÚáÊ Ðáß ÇÈÊÛÇÁ æÌåß 
ÝÝÑøÌ ÚäÇ ãÇ äÍä Ýíå ãä åÐå ÇáÕÎÑÉ¡ ÝÇäÝÑÌÊ ÔíÆÇð áÇ íÓÊØíÚæä ÇáÎÑæÌ « . 

ÞÇá ÇáäÈí : » æÞÇá ÇáÂÎÑ: Çááåã ßÇäÊ áí ÈäÊ Úãø¡ ßÇäÊ ÃÍÈøó ÇáäÇÓ Åáøóí¡ 
ÝÃÑÏÊåÇ Úä äÝÓåÇ¡ ÝÇãÊäÚÊ ãäøí ÍÊì ÃáãøóÊ ÈåÇ ÓäÉ ãä ÇáÓäíä ¡ ÝÌÇÁÊäí 
ÝÃÚØíÊåÇ ÚÔÑíä æãÇÆÉ ÏíäÇÑ Úáì Åä ÊÎáøí Èíäí æÈíä äÝÓåÇ¡ ÝÝÚóáóÊ¡ ÍÊì ÅÐÇ 
ÞÏóÑúÊõ ÚáíåÇ¡ ÞÇáÊ: áÇ ÃÍöáø áß Ãä ÊÝÖø ÇáÎÇÊã ÅáÇ ÈÍÞøå¡ ÝÊÍÑÌÊ ãä ÇáæÞæÚ 
ÚáíåÇ¡ ÝÇäÕóÑóÝúÊõ ÚäåÇ æåí ÃÍÈø ÇáäÇÓ Åáìø¡ æÊÑßÊõ ÇáÐåÈ ÇáÐí ÃÚØíÊåÇ¡ 
Çááåã Åä ßäÊ ÝÚáÊ Ðáß ÇÈÊÛÇÁ æÌåß ÝÇÝÑÌ ÚäÇ ãÇ äÍä Ýíå¡ ÝÇäÝÑÌÊ 
ÇáÕÎÑÉ¡ ÛíÑ Ãäåã áÇ íÓÊØíÚæä ÇáÎÑæÌ ãäåÇ « . 

ÞÇá ÇáäÈí : » æÞÇá ÇáËÇáË : Çááåã Åäí ÇÓÊÃÌÑÊ ÃÌÑÇÁ ¡ ÝÃÚØíÊåã ÃÌÑåã 
ÛíÑ ÑÌá æÇÍÏ ÊÑß ÇáÐí áå æÐåÈ ¡ ÝËãøÑÊ ÃÌÑå ÍÊì ßËÑÊ ãäå ÇáÃãæÇá¡ ÝÌÇÁäí 
ÈÚÏ Ííä ¡ ÝÞÇá : íÇ ÚÈÏ Çááå ¡ ÃÏøö Åáí ÃÌÑí ¡ ÝÞáÊ áå : ßá ãÇ ÊÑì ãä 
ÃÌÑß¡ ãä ÇáÅÈá¡ æÇáÈÞÑ¡ æÇáÛäã¡ æÇáÑÞíÞ¡ ÝÞÇá : íÇ ÚÈÏ Çááå ¡ áÇ ÊÓÊåÒÆ 
Èí ¡ ÝÞáÊ : Åäí áÇ ÃÓÊåÒÆ Èß ÝÃÎÐå ßáå ÝÇÓÊÇÞå Ýáã íÊÑß ãäå ÔíÆÇ ¡ 
Çááåã ÝÅä ßäÊ ÝÚáÊ Ðáß ÇÈÊÛÇÁ æÌåß ÝÇÝÑÌ ÚäÇ ãÇ äÍä Ýíå ¡ ÝÇäÝÑÌÊ 
ÇáÕÎÑÉ ¡ ÝÎÑÌæÇ íãÔæä « ãÊÝÞ Úáíå.

Dari `Abdullah bin `Umar radhiallaahu 'anhuma, dia berkata: "aku 
mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:'ada tiga 
orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga 
mereka terpaksa harus berminap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-
tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga 
gua tersebut. Lalu mereka berkata:'sesungguhnya yang dapat 
menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) 
berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih' 
(maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan 
yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan-red). Salah 
seorang diantara mereka berkata:'Ya Allah! aku dulu mempunyai kedua 
orang tua yang sudah renta dan aku tidak berani memberikan jatah 
minum mereka kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku 
(budak dan pembantuku). 

Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan 
sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur, lantas 
aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun 
mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak 
berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku 
(isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku). 
Akhirnya, aku tetap menunggu (kapan) keduanya bangun -sementara 
wadahnya (tempat minuman) masih berada ditanganku- hingga fajar 
menyingsing. Barulah Keduanyapun bangun, lalu meminum jatah untuk 
mereka. `Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-
mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu 
besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit 
merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit-
red)' . 

Nabi bersabda lagi: ` yang lainnya (orang kedua) berkata: `ya Allah! 
aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia 
termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk 
berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu 
tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku 
memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi 
antaraku dan dirinya ; diapun setuju hingga ketika aku sudah 
menaklukkannya, dia berkata:'tidak halal bagimu mencopot cincin ini 
kecuali dengan haknya'. Aku merasa tidak tega untuk melakukannya. 
Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak mempedulikannya lagi-red) 
padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah 
membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan 
kepadanya. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-
mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu 
besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang 
lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit-
red)' . 

Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda lagi: ` kemudian orang 
ketigapun berkata: `Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang 
upahan, lalu aku berikan upah mereka, kecuali seorang lagi yang 
tidak mengambil haknya dan pergi (begitu saja). Kemudian upahnya 
tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak. 
Selang beberapa waktu, diapun datang sembari 
berkata: "wahai `Abdullah! Berikan upahku!. Aku menjawab:'onta, 
sapi, kambing dan budak; semua yang engkau lihat itu adalah upahmu'. 
Dia berkata :'wahai `Abdullah! jangan mengejekku!'. Aku 
menjawab: "sungguh, aku tidak mengejekmu'. Lalu dia mengambil 
semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan sesuatupun. Ya 
Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap 
wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang 
menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi 
sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan'. 
(Muttafaqun `alaih) 


Seputar Perawi Hadits 

Beliau adalah seorang shahabat agung, Abu `Abdirrahman, `Abdullah 
bin `Umar bin al-Khaththab bin Nufail, berasal dari suku Quraisy dan 
al-`Adawiy. 

Beliau juga seorang yang lama berdiam di Mekkah sehingga dinisbatkan 
kepadanya "al-Makkiy". Demikian pula, beliau lama tinggal di Madinah 
setelah di Mekkah, sehingga dinisbatkan kepadanya "al-Madaniy". 

Beliau adalah seorang Imam panutan, masuk Islam saat masih kecil dan 
berhijrah bersama ayahnya saat belum berusia baligh. Pada perang 
Uhud, beliau tidak ikutserta karena masih kecil sehingga peperangan 
pertama yang diikutinya adalah perang Khandaq (perang Ahzâb). Beliau 
termasuk orang yang membai'at di bawah pohon. 

Beliau banyak mewarisi ilmu dari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam 
dan para al-Khulafaur Rasyidun. Wafat pada tahun 73 H. 


Penjelasan Kebahasaan

Ungkapan: "inthalaqa tsalâtsatu rahthin min man kâ na qablakum" 
('ada tiga orang yang hidup sebelum kalian) yakni tiga orang yang 
berasal dari Bani Israil. 

Ungkapan : "Rahthun" (orang) ; digunakan untuk jumlah dibawah 
sepuluh orang. 

Ungkapan : "an tad-`ullâha bi shâlihi a'mâlikum" (dengan cara berdoa 
kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih), yakni 
bertawassul-lah kepada Allah Ta'ala dan berdoa-lah kepadaNya dengan 
perantaraan perbuatan-perbuatan yang shalih yang kalian lakukan. 

Ungkapan : "Lâ uhillu laka an tafudldla al-Khâtim illâ bihaqqihi" 
('tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya'), 
yakni bahwa dia (sepupu perempuannya) memintanya agar tidak 
menyetubuhinya kecuali dengan cara yang sesuai dengan aturan syara'. 
Pelajaran-Pelajaran Yang Dapat Dipetik 

Hadits panjang diatas mengandung banyak sekali pelajaran yang dapat 
dipetik, diantaranya:
Mengambil pelajaran dan wejangan dari kisah-kisah umat terdahulu 
Seorang Muslim patut mempelajari dan merenunginya sehingga dapat 
bermanfa'at bagi kehidupannya. Bukankah Allah Ta'ala telah 
mengisahkan banyak sekali kisah-kisah umat-umat terdahulu, terutama 
para utusan Allah, kepada kita?. Semua itu, tentunya agar generasi 
selanjutnya dapat memetik pelajaran dari mereka. Dalam hal ini, 
Allah berfirman: "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat 
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu 
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-
kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai 
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (Q,.s.12/Yûsuf: 111) 


Al-Uslûb al-Qashshiy (gaya bahasa yang menggunakan kisah/cerita) 
dapat membuat pendengar dan pembaca ketagihan untuk mendengar atau 
membacanya, penuh antusias dan langsung meresponsnya dalam tindakan 
nyata 
Oleh karena itulah, Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam senantiasa 
dari waktu ke waktu menggunakan metode ini ketika memberikan nasehat 
kepada para shahabatnya. 
Seorang penuntut ilmu perlu juga melakukan metode seperti ini saat 
menyampaikan kajiannya kepada para pesertanya bilamana dia 
mendapatkan momen yang tepat untuk itu sebab metode seperti ini 
memiliki implikasi positif terhadap pemikiran dan akhlaq mereka. 


Pentingnya `aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda 
syirik 

Diantara amalan yang paling agung yang dapat menyelamatkan pelakunya 
dari bencana yang menimpanya di dunia dan (dari) `azab di akhirat 
adalah `aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda-noda 
syirik. 
Hal ini tampak dari kisah ketiga orang yang terkurung di dalam gua 
diatas dimana mereka bersepakat untuk bertawassul kepada Allah 
Ta'ala melalui amalan-amalan mereka yang mereka anggap paling afdlal 
dan telah dilakukan dengan seikhlash-ikhlashnya. Ternyata, begitu 
cepat mereka merasakan hasilnya di dunia. 


Tawassul dengan perbuatan-perbuatan yang shalih 

Kisah didalam hadits diantas menunjukkan bahwa bertawassul kepada 
Allah Ta'ala dengan perbuatan-perbuatan yang shalih yang semata-mata 
mengharap ridla Allah Ta'ala adalah disyari'atkan. Sedangkan 
bertawassul dengan selain itu, seperti dengan pepohonan, kuburan, 
para wali dengan memohon kepada mereka sesuatu yang tidak patut 
kecuali kepada Allah, merupakan syirik yang paling besar yang 
mengeluarkan pelakunya dari dien Islam. Hal ini didukung oleh firman-
firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru 
selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan 
kamu...". (Q,.s. 7/al-A'râf:194) 
Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah:"Serulah mereka yang kamu 
anggap (sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki 
(kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka 
tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi 
dan sekali-kali tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi-
Nya, [22]. Dan tiadalah berguna syafat di sisi Allah melainkan bagi 
orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu...".[23] (Q,.s. 
34/as-Saba':23) 


Urgensi doa 

Doa merupakan suatu ibadah dan salah satu bentuk taqarrub yang 
paling afdlal yang harus dilakukan oleh seorang Mukmin terhadap 
Rabbnya. Ia juga mengandung makna perlindungan seorang hamba kepada 
Rabbnya dan bagaimana dia merasakan betapa faqir, hinadina serta 
lemahnya kekuatan yang ada pada dirinya. 
Dalam hal ini, ketiga orang tersebut berlindung kepada Allah Ta'ala 
dan memohon agar Dia Ta'ala menyelamatkan mereka dari kondisi yang 
tengah mereka alami melalui doa dan tawassul mereka kepadaNya. Allah 
berfirman: "Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan 
Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan 
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina 
dina". (Q,.s.40/Ghâfir:60) 
Dan firmanNya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang 
Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan 
permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka 
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah 
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam 
kebenaran". (Q,.s. 2/al-Baqarah:186) 


Berbakti kepada kedua orangtua 

Hadits diatas juga menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua 
orangtua (birr al-Wâlidain), patuh, melakukan kewajiban terhadap hak-
hak keduanya dan mengabdikan diri serta menanggung segala kesulitan 
dan derita demi keduanya. Diantaranya hak-hak keduanya adalah: 
melakukan perintah keduanya selama bukan dalam berbuat maksiat 
kepada Allah Ta'ala, melayani, membantu dalam bentuk fisik dan 
materil, berbicara dengan ucapan yang lembut, tidak durhaka serta 
selalu berdoa untuk keduanya. 
Memperbanyak doa untuk keduanya, bersedekah jariyah atas nama 
keduanya, melaksanakan wasiat, menyambung rahim serta memuliakan 
rekan-rekan keduanya. Dalam hal ini Allah berfirman: "Dan Rabbmu 
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan 
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. 
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai 
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu 
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu 
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, 
[23]. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh 
kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, 
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".[24] 
(Q,.s. 17/al-Isra': 23-24) 


Berbakti kepada kedua orangtua merupakan sebab terhindarnya dari 
kesulitan-kesulitan di dunia dan keselamatan dari `azab akhirat 
Dalam kisah diatas, salah seorang dari mereka, bertawassul kepada 
Allah melalui perbuatannya yang dianggap paling afdlal dan ikhlas 
dilakukannya, yaitu berbakti kepada kedua orangtuanya sehingga hal 
menjadi sebab merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar 
yang menutupnya. 
Abu Darda' radhiallaahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi 
Shallallâhu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: "orangtua 
merupakan pintu pertengahan di surga; jika kamu menginginkannya, 
maka jagalah ia atau bila (tidak) maka sia-siakanlah ". 
Sebagaimana, berbakti kepada kedua orangtua juga merupakan sebab 
masuk surga, sementara durhaka kepada keduanya merupakan sebab 
mendapatkan `azab di dunia dan akhirat. 
Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:"Ada tiga orang yang 
tidak dapat masuk surga: `seorang yang durhaka kepada kedua 
orangtuanya; orang yang menyetujui terjadinya zina terhadap 
keluarganya serta wanita yang kelelakian (yang menyerupai laki-
laki)". 


Perhatian Islam terhadap kebersihan fisik dan kesucian maknawi 
Diantara hal-hal yang sangat diperhatikan oleh Islam, dianjurkan 
serta berdampak positif terhadap kehidupan manusia setelah mati 
adalah kebersihan fisik dan kesucian maknawi. Lahiriah seorang 
Muslim menyingkapkan sisi batiniah dari dirinya. Contohnya dalam 
kisah ketiga orang diatas; salah seorang diantara mereka tidak jadi 
melakukan perbuatan keji dan tak senonoh begitu si wanita, yang 
merupakan sepupunya sekaligus orang yang paling dikasihinya, 
mengingatkannya akan Rabbnya dan bahwa perbuatan tersebut tidak 
dilarang. Karena sikapnya yang dapat menjaga dirinya tersebut, dia 
akhirnya mendapatkan balasan yang baik di dunia, yaitu dengan 
merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar yang 
menutupnya. Sungguh, apa yang berasal dari sisi Allah adalah lebih 
baik dan abadi. 


Kriteria Mukmin sejati 

Seorang Mukmin sejati adalah orang yang selalu menghindari dirinya 
dari perbuatan keji dan mungkar, tidak mendekati perbuatan maksiat 
dan dosa serta senantiasa berkeinginan kuat agar dapat menjumpai 
Allah nantinya dalam kondisi tersebut. 


Urgensi amanah 

Amanah merupakan sesuatu yang agung dan bernilai tinggi di sisi 
Allah Ta'ala, demikian pula di sisi manusia. 
Mengingat urgensinya, Allah Ta'ala menawarkan amanah kepada langit, 
bumi dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikulnya dan 
mereka khawatir akan mengkhianatinya, akan tetapi kemudian amanah 
tersebut dipikul oleh manusia yang lemah. Bila mengembannya dengan 
baik, maka akan mendapatkan ganjarannya di dunia dan akhirat, tetapi 
sebaliknya, bila lalai dan tidak melaksanakannya maka akan menjadi 
bumerang baginya. 
Diantara bentuk amanah adalah: 
Mentauhidkan Allah `Azza Wa Jalla 
Melakukan perbuatan-perbuatan shalih secara umum 
Melakukan hak-hak yang terkait dengan orang lain secara umum, dan 
titipan-titipan, jaminan-jaminan serta hak-hak yang terkait dengan 
masalah keuangan (menepati dan melunasi sesuai dengan `aqad) secara 
khusus. 


Urgensi amal shalih 

Amal shalih dengan berbagai jenisnya merupakan sebab berhasilnya 
seseorang keluar dari rintangan-rintangan serta kesulitan-kesulitan 
di dunia dan akhirat. 
Dalam hal ini, Allah berfirman: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada 
Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar, [2]. Dan 
memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan 
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan 
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan 
(yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan 
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". [3] (Q,.s.65/at-Thalâq: 2-3) 

(Diambil dari kajian hadits berjudul "Ash-hâb al-Kahf" , ditulis 
oleh Syaikh Nâshir asy-Syimâliy [selain Mukaddimah])

Selesai sampai disini semoga bermanfaat, amiin.







Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 




SPONSORED LINKS 

Beliefs 
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Beliefs&w1=Beliefs&w2=Religion&w3=Ini&w4=Muslim&c=4&s=48&.sig=ik4qT_29x1AtF90QcheULA>
  

Religion 
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Religion&w1=Beliefs&w2=Religion&w3=Ini&w4=Muslim&c=4&s=48&.sig=rBua4gXX7fQB9j_CRxZLWA>
  

Ini 
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Ini&w1=Beliefs&w2=Religion&w3=Ini&w4=Muslim&c=4&s=48&.sig=MhueToWgoVVkp57--JhmlA>
  

Muslim 
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Muslim&w1=Beliefs&w2=Religion&w3=Ini&w4=Muslim&c=4&s=48&.sig=lnmfSYfMw_MmEdqLmmVs-A>
  

 

 

 

________________________________

YAHOO! GROUPS LINKS 

 

*        Visit your group "media-dakwah 
<http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah> " on the web.
          
*        To unsubscribe from this group, send an email to:
         [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> 
          
*        Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service 
<http://docs.yahoo.com/info/terms/> . 

 

________________________________



[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke