B'Rgrds
-Tutik-

----- Original Message ----- 
Sent: Friday, December 22, 2006 6:20 PM
Subject: Titip Ibuku ya Allah

"Nak, 
bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu 
udah ibu siapin di meja..." 
Tradisi ini sudah 
berlangsung sejak 
kecil, sejak pertama kali aku bisa mengingat menganjak umur 12 th 
sudah meninggalkanya ^_^. Kini usiaku sudah kepala 
20 dan aku jadi seorang Karyawan 
disebuah Perusahaan swasta, tapi 
kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
"Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku 
dan adik-adikku udah dewasa." pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua 
itu langsung berubah. Punketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. 
Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama 
ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. 

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin 
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah 
artikel 
yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk 
bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah 
membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa 

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Bu, maafin aku kalau telah 
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?"

Kutatap sudut-sudut 
mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata, "Tiba-tiba 
Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa 
menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, 
Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri" 

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah 
melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah 
kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua 
menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti 
kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. 

Diam-diam aku 
bermuhasabah. .. 
Apa yang telah 
kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga 
pada putera putrinya 
? Ketika itu kutanya pada Ibu. 
Ibu menjawab 

"Banyak 
sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. 

Kalian tumbuh 
sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.
Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan 
buat Ibu.
Kalian berprestasi 
di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu .

Setelah dewasa, 
kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat 
Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah 
kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap
"Ampunkan aku 
ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. 
Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu."
Betapa sabarnya Ibuku 
melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak 
alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau 
menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis.

Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak 
prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 
dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke 
dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi... 

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam 
sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku 
ya 
Allah ? 

"Nak... 
bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. " 

Kali ini aku lompat segera.. 
kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang 
mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan "terimakasih Ibu, aku 
beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan 
Ibu...". 

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, 
Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa 
menjabarkan arti kebahagiaan buat Dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata 
sayang harus diungkapkan dengan kalimat "aku sayang padamu... ", namun begitu, 
Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada 
orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang 
sangat mencintai kita ... Ibu dan ayah walau mereka tak 
pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan 
membuat mereka sangat berarti dan bahagia. 

Wallaahua'lam

"Ya 
Allah,cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan 
Ibu..."
dan jika saatnya nanti Ibu Kau 
panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala 
dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil" 

"Titip Ibuku 
ya Allah" 
 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke