----- Forwarded Message ----
From: abdullah alaussie (via Multiply) <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 24, 2007 7:30:00 AM
Subject: HIBURAN PARA DA'I 24...'JANTUNG' UMAT ISLAM


abdullahalaussie
This blog entry was sent by [EMAIL PROTECTED] through the Multiply web site. To 
add a comment, join Multiply if you haven't already (don't worry, it doesn't 
cost anything).

Click thumbnails to enlarge. 



HIBURAN PARA DA'I 24...'JANTUNG' UMAT ISLAMSep 17, '06 7:07 AM
for everyone





“ JANTUNG “ UMAT ISLAM
 
15/5/06, 07.00 pm mushalla ahlussunnah waljama’ah, lakemba.
 Allah berfirman.

"Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan 
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu 
petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh 
jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) 
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan 
penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya 
Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa 
yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada 
mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas" 
[An-Nur : 36-38]
 
”Dirikanlah shalat dan keluarkan zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang 
ruku’.” (Al Baqarah: 43) Ibnu Katsir seorang ulama besar yang bermadzhab 
Syafi’iyah dalam kitab tafsirnya, menyatakan bahwa ayat di atas dijadikan dalil 
oleh mayoritas ulama tentang kewajiban menghadiri shalat berjama’ah. Karena 
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan untuk ruku’ bersama orang-orang yang 
ruku’, yang artinya shalatlah secara berjama’ah. (Lihat Al Mishbahul Munir, Al 
Baqarah: 43)
 
Allah Ta'ala berfirman, "Hanyalah yang memakmurkan mesjid -mesjid Allah ialah 
orang -orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian " (QS At Taubah : 9)
“Barangsiapa yang membangun masjid karena mengharap wajah Allah, niscaya Allah 
akan bangunkan baginya semisalnya di al jannah.” (Al Bukhari no. 450)
“Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka pada suatu hari (kiamat) yang 
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; (diantaranya) Seorang penguasa yang 
adil, pemuda yang dibesarkan dalam ketaatan kepada Rabbnya, seseorang yang 
hatinya selalu terpaut dengan masjid, ….” (Muttafaqun alaihi)
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu’ untuk shalat 
lima waktu (secara berjama’ah di masjid), maka pahalanya seperti pahala orang 
berhaji yang memakai kain ihram.” (HR. Abu Dawud no. 554, dan di hasankan oleh 
Asy Syaikh Al Albani)
Shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Pernah seorang buta menemui 
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata: ‘Wahai Rasulullah shalallahu 
‘alaihi wasallam sesungguhnya aku tidak memiliki penuntun yang menuntunku ke 
masjid.’ Dia meminta keringanan dari Rasulullah untuk tidak menghadiri shalat 
berjama’ah, maka beliau pun memberi keringanan baginya. Namun manakala orang 
tadi mau pergi, beliau memanggilnya, lalu beliau shalallahu ‘alaihi wasallam 
berkata: ‘Apakah kamu mendengar adzan? Orang itu pun menjawab: ‘Ya.’ Akhirnya 
beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pun berkata: ‘Penuhilah panggilannya 
(shalatlah ke masjid).’ (H.R. Muslim no. 653)
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan orang tadi adalah Abdullah Ibnu Ummi Maktum 
akan tetapi dengan lafadz: “Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, 
sesungguhnya aku ini buta, rumahku jauh, aku memiliki penuntun namun tidak 
cocok denganku, (dalam riwayat lain: Sesungguhnya di Madinah banyak binatang 
buas dan membahayakan) apakah aku mendapat keringanan untuk shalat di rumahku? 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Apakah kamu mendengar adzan. 
Dia menjawab: ‘Ya.’ Akhirnya beliau berkata: ‘Aku tidak menemukan suatu 
keringanan bagimu.” (H.R. Abu Dawud no. 542, 548)
Cobalah perhatikan kondisi Abdullah Ibnu Ummi Maktum yang sudah tua, buta, 
tidak ada penuntun, dan rumahnya pun jauh dari masjid, dan banyak binatang 
buas, tapi ia tetap diwajibkan untuk menghadiri shalat berjama’ah.
Mesjid… 
Bagi kaum muslim
Ataupun sebagian non muslim
Merupakan hal yang tidak asing lagi
 
Mesjid…
Sebagai “jantung” umat islam
Belum tentu seluruh muslimmengetahuinya
Belumtentu seluruh umat islam memahaminya
Belum tentu seluruh umat islam menyadarinya
Belum tentu seluruh umat islam meyakininya
Belum tentu seluruh umat islam memposisikannya
Belum tentu seluruh umat islam mengusahakannya
Belum tentu seluruh umat islam memperjuangkannya
 
Mesjid….
Sebagai pusat peradaban
Pusat orang-orang beriman dan bertaqwa
Merancangkan pembangunan peradaban islam
Merancangkan kejayaan islam
Melahirkan para pemikir-pemikir islam
Menumbuhkan tunas mujahidin pembangun peradaban
Membentuk jiwa-jiwa mujahidin penuh keberanian
Belum tentu seluruh muslimmengetahuinya
Belumtentu seluruh umat islam memahaminya
Belum tentu seluruh umat islam menyadarinya
Belum tentu seluruh umat islam meyakininya
Belum tentu seluruh umat islam memposisikannya
Belum tentu seluruh umat islam mengusahakannya
Belum tentu seluruh umat islam memperjuangkannya
 
Mesjid….
Sebagai pusat keimanan dan ketaqwaan
Pusat orang beriman meningkatkan keimanannya
Pusat orang beriman mereformasi keimanannya
Pusat orang beriman mengevaluasi keimanannya
Pusat orang beriman mengintrospeksi keimanannya
Pusat orang beriman meretrispeksi keimanannya
Pusat orang beriman memproyeksikan keimanannya
Pusat orang beriman merefleksikan keimanannya
Belum tentu seluruh muslimmengetahuinya
Belumtentu seluruh umat islam memahaminya
Belum tentu seluruh umat islam menyadarinya
Belum tentu seluruh umat islam meyakininya
Belum tentu seluruh umat islam memposisikannya
Belum tentu seluruh umat islam mengusahakannya
Belum tentu seluruh umat islam memperjuangkannya
 
Mesjid…
Sebagai “jantung” umat islam
Sebagai organ vital dalam anatomi tubuh umat islam
Yang memiliki fungsi fisiologis vital bagi umat islam
Menebarkan kehangatan cahaya keimanan
Menebarkan kesejukkan mata air keimanan
Menebarkan keteduhan rembulan keimanan
Menyemaikan benih-benih unggul keimanan
Menyemaikan benih-benih unggul ketaqwaan
Menyuplai energi dahsyat keimanan
Keseluruh bagian tubuh umat islam
Didalam membangun peradaban islam
Didalam menegakkan agama islam
Didalam meninggikan kalimat Allah
Belum tentu seluruh muslimmengetahuinya
Belumtentu umat islam memahaminya
Belum tentu umat islam menyadarinya
Belum tentu umat islam meyakininya
Belum tentu umat islam memposisikannya
Belum tentu seluruh umat islam mengusahakannya
Belum tentu seluruh umat islam memperjuangkannya
 
Mesjid….
Perumpaannya dengan umat islam
Ibarat  air dengan ikan
Begitulah ibnu al qayyim al jauziyah mengibaratkan
Yang menenangkan hati umat islam
Yang melapangkan jiwa umat islam
Yang mencemerlangkan pemikiran umat islam
Yang menyegarkan tubuh umatislam
Belum tentu seluruh muslimmengetahuinya
Belumtentu umat islam memahaminya
Belum tentu umat islam menyadarinya
Belum tentu umat islam meyakininya
Belum tentu umat islam memposisikannya
Belum tentu seluruh umat islam mengusahakannya
Belum tentu seluruh umat islam memperjuangkannya
 
Mesjid…
Adalah jantung umat islam
Adalah pusat peradaban islam
Adalah ibarat air dengan ikan  bagi seorang muslim
 
Mesjid…
Sebuah sarana yang sangat berharga dan mulia
Sebuah organ yang sangat vital
Sebagai dzat yang sangat bermakna
Semakin dilupakan oleh umat islam
Semakin dilalaikan oleh umat islam
Semakin tidak diacuhkan oleh umat islam
Semakin tidak diperdulikan olehumat islam
Semakin tidak difikirkan oleh umat islam
 
Naudzubillahimindzalik..
Wallahu’alam bishshowwab
Walhamdulillahirabbil’alamin
 
Ya Rabb,…
Jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu
Yang senantiasa rindu dan cinta terhadap mesjid
Yang senantiasa tenang hati ini ketika didalamnya
Yang senantiasa tentram jiwa ini ketika didalamnya
Yang senantiasa cemerlang akal ini ketika didalamnya
Yang senantiasa memakmurkan mesjid
yang senantiasa membawa nuansa mesjid
didalam setiap saat dan tempat kehidupan kami
dengan senantiasa berdiri teguh diatas prinsip-prinsip dasar
Islam adalah agama kami
Allah adalah Tujuan kami
Rasulullah adalah teladan kami
al quran as sunnah adalah pedoman kami
ahlussunnah wal jama'ah adalah manhaj kami
salafuhshalih adalah pemahaman kami
al khilafah 'ala minhajin nubuwah adalah pemerintahan ideal kami
jihad fi sabilillah adalah jalan kami
dakwah ilallah adalah kafilah kami
ukhuwah islamiyah adalah bingkai persaudaraan kami
saksiyah islamiyah adalah jati diri kami
tasfiyah wa tarbiyah islamiyah adalah program kami
hidup mulia atau mati syahid adalah misi kami
syurga penuh keridhaan Ilahi adalah visi kami
 
ma'rakah sydney, 15/5/06, 07.00 pm mushalla ahlussunnah waljama’ah, lakemba.
akhukum fillah
 
Maraji' :
Memakmurkan Dan Mendatangi Masjid [Untuk Beribadah]
www.mail-archive.com/ [EMAIL PROTECTED]/msg10119.html
Memakmurkan Masjid
Ir. H. BAMBANG PRANGGONO, M.B.A, I.A.I.
www.pikiran-rakyat.com/cetak/1104/05/0108.htm 
Hukum sholat berjamaah di masjid
www.mail-archive.com/ [EMAIL PROTECTED]/msg12499.html 
Ada Apa dengan shalat berjama'ah ?
www.ukhuwah.or.id/dr/?q=node/178 
Hukum shalat berjama'ah
webhosting.i2.co.id/bram
Shalat Berjamaah, Perintah Agama yang Kian Ditinggalkan : Hukum dan keutamaan 
shalat berjama'ah
www.antosalafy.wordpress.com
Info Kegiatan Dakwah: Gerakan Rehabilitasi Masjid Pasca Gempa
www.muslim.or.id/2007/04/05/ 
info-kegiatan-dakwah-gerakan-rehabilitasi-masjid-pasca-gempa
 
 
 Nb.NASIHAT SALAF
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berpeganglah dengan sunnahku 
dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan gerahammu dan 
hati-hatilah kamu terhadap perkara baru karena sesungguhnya setiap bid'ah itu 
adalah sesat." (HR Ahmad 4/126; At-Tirmidzy 2676; Al-Hakim 1/96; Al-Baghawi 
1/205 no. 102) 
Al Fudlail Bin Iyyadl berkata, "Siapa yang duduk dengan ahli bid'ah maka 
berhati-hatilah darinya dan siapa yang duduk dengan ahli bid'ah tidak akan 
diberi Al-Hikmah. Dan saya ingin jika antara saya dan ahli bid'ah ada benteng 
dari besi yang kokoh. Dan saya makan di samping Yahudi dan Nashrani lebih saya 
sukai daripada makan di sebelah ahli bid'ah." (Al-Lalikai 4/638 no. 1149)
Al-Imam Abu Hanifah rahimahullah
“Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana 
dasar hujjah yang kami ambil.” Dalam riwayat lainnya, beliau mengatakan: “Haram 
bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai, untuk berfatwa 
dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, pendapat yang 
sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk darinya (kami tinggalkan 
pendapat tersebut).” 
Al-Imam Malik rahimahullah : 
“Saya hanyalah manusia biasa yang mungkin salah dan mungkin benar. Maka 
telitilah pendapatku, apabila sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah maka 
ambillah. Dan apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.” 
Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah :
“Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi 
wa sallam yang shahih dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari 
pendapat tersebut baik ketika saya masih hidup atau pun meninggal dunia.” 
Al-Imam Ahmad rahimahullah :
“Janganlah kalian taqlid kepadaku dan jangan pula taqlid kepada Malik, 
Asy-Syafi’i, Al-Auza’i, atau (Sufyan) Ats-Tsauri. Akan tetapi ambillah (dalil) 
dari mana mereka mengambil.” 
(Muqaddimah Kitab Shifat Shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karya 
Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah hlm. 46-53 dikutip dari Majalah AsySyariah 
No.27/III/1427H/2006, hlm. 11)
 
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat 
bagi orang-orang yang beriman. (Adz-Dzariyat: 55).
Tags: hiburan da'i



Add a reply:

      


 


Multiply Inc, 6001 Park of Commerce, Boca Raton, FL 33487, USA
We haven't added your email address to any lists, nor will we share it with 
anyone at any time. 
Stop e-mails, view our privacy policy, or report abuse: click here

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke