Bacalah terlebih dahulu email Ulil yang saya kutip Imagenya di attachment (file boston.zip).
Tulisan berikut ini tidak bermaksud menangkis sumpah-serapah kalangan islamophobi yang sibuk memanfaatkan insiden Bom Bali untuk memojokkan para aktivis muslim yang mayoritas menggunakan jalur-jalur yang syar'i dan terhormat. Terlalu klise untuk mengungkap kejahatan dan kebejatan orang-orang di luar Islam terhadap ummat Islam yang jauh lebih hebat. Saya bisa saja menjejal seabrek data, fakta dan berita tentang itu dengan esai-esai yang didramatisir sedemikian rupa agar menyentuh tali-tali emosi manusia, lengkap dengan foto-foto dan film dokumenter segala. Tapi sudahlah. Saya tahu persis bahwa kebanyakan kita sangat mafhum dan maklum tentang siapa sebetulnya global cop yang mengatur lalu lintas war crime, state terrorism dan massive weapon. Lagipula bisa-bisa kita dianggap membela para pelaku "bom urakan" tersebut. Padahal untuk urusan Islam, saya lebih condong untuk mendengarkan fatwa dari para ulama besar yang memiliki kredibilitas seperti "al-Lajnah ad-Daimah" (MUI-nya Saudi Arabia) yang telah mengharamkan bom bunuh diri dan aksi teror yang membahayakan rakyat sipil, sebagaimana mereka mengharamkan sekularisme, liberalisme pluralisme dan ajaran-ajaran sesat-pikir lainnya. Mencermati perkembangan pemikiran (tepatnya perubahan strategi propaganda) Ulil dengan JIL-nya, saya melihat suatu perkembangan menarik yang perlu diumumkan kepada khalayak. Kalau dulu, dengan nada pura-pura mereka mengatakan bahwa "semua pemahaman dan pengamalan terhadap Islam adalah hasil penafsiran manusia relatif", "jangan menyalahkan dan menyesatkan penafsiran atau agama apapun", "islam liberal hanyalah sebentuk penafsiran bebas terhadap Islam". Maka sekarang, Ulil berubah pikiran (baca: mengubah strategi) setelah melihat bahwa upaya mereka untuk menyadarkan ummat Islam terhadap kesesatan Islam dengan basa-basi dan gombal ilmiah itu sia-sia belaka. Kata Ulil, ini ummat "digampar" (istilah Ulil sendiri) terus koq tidak sadar-sadar juga. Sudahlah, sekarang kita ubah strategi, tembak langsung saja! Tanggalkan saja kedok basa-basi ilmiah kita, biar mereka melihat wajah dan taring kita yang sesungguhnya, "Islam Memang sesat" (lihat attachment). Kalau tadinya, Ulil berputar dahulu untuk menghindari hujatan dan menikam Islam dari belakang; Kini dengan gaya khas James Bond yang mengantongi license to kill, dia berbalik 180 derajat, mencabut pistol dari sakunya dan menembak "DOR! Memang Islam yang salah". Seakan-akan hanya dia satu-satunya yang berhak memegang lisensi penyesatan. Tidak ada yang boleh disesatkan dan disalahkan, begitu kata Ulil, selain Islam itu sendiri yang salah. Bukan ummatnya yang salah tapi Islamnya itu yang salah. Ummat baru akan benar bila mau meninggalkan doktrin dan dogma (istilah lain dari "iman" menurut versi liberal) Islam yang membelenggu (namanya juga "islam", tunduk dan takluk) itu. Begitu kesimpulan terkini Ulil. Jadi, kalau tadinya propaganda Ulil dan JIL katanya (sekedar basa-basi) adalah merevisi pemahaman dan penafsiran ummat terhadap Islam. Sekarang arah perjuangan Ulil sudah jelas, mengganti dan meninggalkan Islam! Masih mau berkelit lagi? Wah, jangan menelan ludah lagi, ah! Cukup ludah yang dulu itu. Saya sendiri semenjak awal mengenal JIL, tidak ragu-ragu untuk langsung berkesimpulan bahwa JIL tidak lain adalah propaganda deislamisasi. Nah, sekarang hal itu telah terbukti lewat lisan dan tulisan pendirinya sendiri yang secara jujur, terbuka dan jantan menyatakan dengan sangat tegas dan lugas bahwa memang Islam itu sendiri yang salah, bukan sekedar penafsiran ummatnya. Tadinya ucapan yang telah dilontarkannya berkali-kali itu, saya anggap sekedar pancingan ala liberal. Tapi kini dengarkan sendiri ucapannya yang sangat nyaring dan lantang itu: Kesimpulannya, Bung, "something has gone wrong not only with the those who believe in this religion, but the religion itself" (lihat attachment). Ternyata di lubuk hati Ulil yang terdalam telah bersemi suatu keyakinan liberal yang berakar fundamental bahwa semua manusia hanya bisa benar bila membebaskan diri sebebas-bebasnya dari segala pola ajaran, pemikiran dan ideologi selain ideologi liberalisme (kebebasan) itu sendiri. Alhamdulillah, sekarang PR dan teka-teki tentang JIL bagi ummat Islam tidak sukar lagi. Apalagi yang harus kita jawab tentang JIL selain deislamisasi, anti-islam dan di luar Islam? Mereka menafsirkan Islam semaunya dan seenaknya kita diminta tenang. Mereka menghalalkan yang haram dan meng-haramkan yang wajib, kita disuruh maklum. Mereka menafikan hukum-hukum dan syariat Islam kita dipak-sa menerima. Nah, sekarang mereka menyalahkan Islam dan melakukan propaganda licik untuk meninggalkan Islam. Masihkah kita bisa dihipnotis untuk mentolerir? Ya, menyertai propaganda vulgar-nya itu, dengan licik Ulil masih sempat menyelipkan permainan kata-kata hipnotisnya. Ini sama aja dengan Indonesia, Bung. Saya tahu, Indonesia bobrok bukan main. Tapi apakah anda bisa meninggalkan Indonesia? Saya terlahir untuk mencintai Indonesia, betapapun bobroknya negeri ini. Saya terlahir untuk mencintai Islam, betapapun banyak "borok" dalam Islam. (lihat attachment). Suatu tipuan logika bahasa yang luar biasa lucu dan rancu. Ajaran Islam koq dianalogikan dengan tanah-air Indonesia? Yang bobrok dan salah dari Indonesia itu warganya atau ideologinya (katakanlah: pancasila)? Kalau dia menyalahkan warganya, berarti dia akan berkata, "mari kita melaksanakan pancasila secara murni dan konsekwen!" Tapi kalau dia menyalahkan ideologinya, dia tentu akan berkata, "ayo mengganti pancasila dengan ideologi yang lain!" Nah, sekarang tentang Islam; kalau anda menyalahkan ummatnya, anda akan berkata apa? Kemudian kalau anda menyalahkan Islamnya, anda akan berkata apa?! Bila ada seorang dokter ahli telah melakukan diagnosa yang tepat, perawatan medis yang cermat dan memberikan resep obat yang benar kepada seorang pasien, namun ternyata si pasien tidak sembuh malah mati, maka sungguh kurang-ajar, lancang dan tidak tahu berterimakasih bila keluarganya menyalahkan sang dokter, menuduhnya melakukan malpraktek dan memberikan resep yang salah. Padahal bukan dokternya yang salah tapi memang karena kondisi si pasien itu sendiri dan beberapa faktor XYZ lainnya yang mengakibatkan demikian. Saya tidak bisa menemukan kata-kata yang lebih tepat untuk melukiskan kelancangan, kekurang-ajaran dan ke-tidak-tahu-diri-an orang yang menganggap Islam yang diturunkan oleh Allah Rabbul'alamin untuk petunjuk hidup ummat manusia hingga akhir zaman adalah salah dan merupakan biang masalah. Dokter saja akan marah bila dituduh melakukan malpraktek dan salah resep. Kufur! Itulah kata yang saya anggap agak mendekati pantas! Setelah semuanya jelas, tentu akan timbul pertanya-an. Kira-kira apa yang menjadikan Ulil dan JIL dengan segala sikap dan perlakuannya terhadap Islam yang sudah begitu frontal dan radikal dalam menolak Islam, masih enggan melepaskan label muslim dan Islam dari komunitasnya? Itulah yang saya katakan dalam diskusi perdana dengan Ulil dahulu, di sana ada nilai strategis yg mengandung unsur subversif. Kalau Ulil menanggalkan identitas Islam dari komunitasnya, daya rusak dan daya jelajah rudal penghancur Islamnya tidaklah sehebat ini. Segala propagandanya bak letusan (maaf) kentut yang akan lenyap tak berbekas seperti halnya propaganda para orientalis. Lain halnya kalau dia mengangkat panji-panji Islam untuk melancarkan misi deislamisasi. Sangat keji dan berbahaya! Sekedar selingan, saya sempat mendengar rumor bahwa Ulil itu pernah nyantri > di Kampus Teologia dan menjadi "murid kesayangan" Frans Magnis > Suseno. Tanpa perlu percaya dengan rumor itu, saya lebih percaya bahwa keadaan yang sesungguhnya tentang dia bisa lebih gawat daripada itu! Inilah yang sesungguhnya membuat para islamis berang dan MUI turun tangan. Mereka, Ulil dan JIL mengaku muslim dan Islam (Islam Liberal katanya. What a nonsense!) tapi mempropagandakan hal-hal yang bertentangan dengan Islam itu sendiri. (Mereka akan berkata: eit, tunggu dulu....) Sudahlah, tidak perlu berbasa-basi ilmiah. Kalau ada kelompok yang mengatasnamakan JIL tapi menyiarkan propaganda atau melakukan praktek-praktek yang bertentangan dengan prinsip dan keyakinan JIL tentang kebebasan (misalnya mereka berorasi dan beraksi ala FPI), tentulah Ulil dan JIL akan bertindak yang sama; menyuruh pihak yang berwenang (Pemerintah) untuk menertibkan kelompok yang telah mencoreng dan menodai "nama besar" dan "kemuliaan" JIL itu. Seperti itulah kurang-lebih yang dilakukan oleh MUI dan ummat Islam dengan fatwa dan tuntutannya. Setelah email ini saya tulis dan sebarluaskan, orang-orang yang sok sopan, beretika dan cinta damai pasti akan ribut dan sibuk mencari-cari alasan untuk membela sang penyesat Islam. Mereka akan membawa-bawa ajaran Islam segala dengan berkata: anda ini bagaimana, di bulan Ramadhan yang suci dan mulia ini (lho, saya kira mereka sudah menyalahkan pula ajaran Ramadhan, bukan sekedar peserta Ramadhan) anda malah menyebar fitnah dan kebencian. Saya hanya akan geleng-geleng kepala dan tersenyum getir. Saya yang menyalahkan orang yang menyalahkan Islam dianggap penyebar fitnah. Tulisan saya yang memvonis orang yang memvonis Islam dianggap provokatif. Kalau begitu, memang bagi mereka kemuliaan Islam itu tidak ada apa-apanya dibanding kehormatan individu, hak asasi manusia katanya. Itulah makarimul-akhlaq versi mereka! Makarimul-akhlaq versi orang-orang yang melupakan (atau tidak percaya) akhirat dan tertipu dengan kehidupan dunia. Mereka kira dengan meninggalkan keimanan dan keislaman yang fundamental, dunia akan aman sentausa, adil makmur, damai sejahtera. "Haihaata haihaata!" It's imagine all the people (kata John Lennon) but the truth is not imagination (kata saya). Firman Allah: Am lil-insaani maa tamannaa falillaahi al-aakhirata wal-uulaa" (Apakah manusia mengira akan mendapat segala yang diangankannya? Padahal hanya milik Allah akhirat dan dunia) [QS 53:24-25] Akhirnya, Ulil mendirikan monumen liberalisme fundamentalis di atas "lubang kuburan islam"nya yang ia gali sendiri. Monumen itu berbunyi: manusia tidak akan maju dan besar bila belum mampu membebaskan diri dari segala doktrin dan ideologi selain doktrin dan ideologi liberalisme. Itulah yang ia proklamirkan dari Boston, negeri yang aman dari fatwa murtad MUI dan hukuman mati muslim fundamentalis. Mari kita ucapkan "Salaaaaaaaaammmaaaaaaaah!" buat Ulil. Yusuf Anshar http://bismillah.co.nr http://ulil-awam.cjb.net Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak seorang Nabi pun yang diutus oleh Allah kepada suatu ummat sebelumku melainkan pasti ada dalam ummatnya itu hawariyyun (pembela-pembela) dan sahabat-sahabat yang memegang teguh sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian datanglah sepeninggal mereka generasi yang mengucapkan apa yg tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang berjihad terhadap mereka dengan tangannya maka dia mukmin dan barang siapa yang berjihad terhadap mereka dengan lisannya maka dia mukmin dan barangsiapa yang berjihad terhadap mereka dengan hatinya maka dia mukmin. Dan tidak ada di luar itu keimanan meski seberat biji sawi." [HR. Muslim] Kepada saudara-saudaraku yang seiman sependirian, saya tujukan email ini untuk disebarluaskan kepada rekan-rekan dan milis-milis Islam, sebagai suatu jihad bil-lisan di bulan Ramadhan, Syahrul Jihad, ini. Adapun bagi orang-orang yang tidak sependirian, saya sangat berharap email ini membuat mereka marah dan kebakaran jenggot (kendati tidak punya jenggot) sebagaimana Ulil dengan tulisannya yang "menyalahkan Islam" pastilah akan membuat marah kaum muslimin, dan dia tahu itu (kecuali kalau perasaannya sudah tumpul) bahkan memang itulah tujuannya menulis email provokatif semacam itu di bulan ini juga, bulan Ramadhan, dari kubangannya di Boston sana. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/