Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan dan
ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kami
dan kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah,
maka tidak akan ada yang memberi petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah
kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara
adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara yang diada-adakan adalah
bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan ada di neraka.

Sungguh saya memuatartikel  risalah ini bukan atas dasar kebencian dan 
kedengkian
kepada saudara-saudara saya, saya memuat artikel risalah ini bukan pula karena 
untuk menyakiti saudara -saudara kita yang masih awam dengan Dien kita yang 
agung ini, saya menulis ini bukan pula untuk mencari-cari
kesalahan mereka, Sungguh saya memuat artikel  risalah ini diatas dasar 
kecintaan
kepada kaum muslimin, semoga risalah singkat ini bermanfaat.

"Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat
bagi orang-orang yang beriman" (Adz Dzariyyat : 55).
   
  Telah disebutkan oleh beberapa saudara muslim kita tentang fitnah dan tuduhan 
keji kepada Wahabi/Salafiyah/ SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB Rahimahullah ".  
Yang sebenarnya adalah berita fitnah yang sudah lama , dan kembali diangkat 
dalam forum ini. Semuanya sudah ada bantahannya oleh para ulama Ahlus sunnah 
wal jamaah.
   
   
  Ahlus Sunnah VS Wahabi".
   
  Untuk lebih mengetahui apa Ahlus Sunnah dan apa Wahabi. Saya akan berikan 
dalam artikel terpisah supaya saudara-saudaraku kaum muslimin dan muslimat 
mengetahui lebih detail.
   
  Berikut ini adalah ulasan dari jawaban atau bantahan dari berita fitnah 
tersebut. semoga bermanfaat.
   
  Sekali Lagi mohon ma'af yang sebesar-besarnya bila da kata yang kurang 
berkenan, mari kita pahami bersama bahwa kita saling memberikan nasehat ( amar 
makruf nahi munkar ), tidak menyalahkan yang lain. karena agama adalah nasehat. 
Dan jadikan hal ini menjadi tambahan ilmu buat kita.
   
  Bila memang ada kebenaran maka tentunya itu datang tidak lain dari Allah
  tabaraka wa ta'ala dan bila ada kekurangan dan keburukan maka tidak lain itu
  memang timbul dari saya.
   
  Saya memohon pertolongan Allah subhana wata'ala agar membimbing saya dan
  saudara-2 kita yang se-Iman agar selalu dikaruniakan hidayah serta dibukakan
  mata hati sehingga menjadi terang menempuh jalan yang diridhai dan tetap
  beristiqomah pada jalan yang benar dan lurus sesuai dengan jalannya para
  pendahulu kita yang Salih, amin.
   
  Wallahu musta'an
  Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh,
   
  ========================================================
  KEDUSTAAN TERHADAP SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB Rahimahullah
   
  Sudah menjadi sunnatullah bila dakwah tauhid dan para da’inya akan dimusuhi 
oleh para penentang. Alloh sudah tegaskan hal itu dalam firman-Nya: 
   
  Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan setan 
(dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada 
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu 
(manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, 
maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. al-An’am: 112). 
Lihat juga surat al-Furqan ayat 31.
   
  Di antara para da’i tauhid, bahkan merupakan tokohnya adalah Syaikh Muhammad 
bin Abdul Wahhab . Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orangorang yang 
berkumpul dalam satu gerbong penentang dakwah tauhid, dakwah para nabi. 
Lantaran itu beliau mendapat rintangan dan permusuhan bahkan tuduhan dusta 
seperti yang dialami para nabi, terutama nabi kita Muhammad . Salah satu tokoh 
musuh dakwah ,tauhid ini adalah Ahmad Zaini Dahlan, penulis kitab di muka. 
Sejatinya, kesesatan dan kedustaan kitab ni sudah sangat jelas, bagaikan 
matahari di siang bolong. Masalahnya, kitab tersebut dijadikan rujukan dan 
disebarkan, sehingga masyarakat tertipu. Mungkin setali tiga uang dengan 
penyesatan yang dilakukan Amerika dan Barat dengan propaganda Islam identik 
dengan terorisme. Ambil contoh buku l’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya 
  K.H. Siradjuddin Abbas, mulai hal. 309. Kyai ini menjadikan kitab diatas 
sebagai rujukan. Juga, buku Konsep Dasar Pengertian Ahlus Sunnah walJama’ah, 
Drs. K.H. Ach. 
  Masduqi menjiplak tuduhan Siradjuddin Abbas. Terakhir, sebuah majalah Cahaya 
Nabawiy terbitan Ma’had Sunniyah Salafiyah Pasuruan, membuat judul yang hebat 
“Membongkar Kedok Wahabi”. Lagi-lagi rujukan yang dipakai adalah karya Dahlan 
seperti Fitnatul Wahhabiyyah, Daulah Utsmaniyyah, dan Khulashatul Kalam. 
  Kitab Dahlan tersebut telah diterjemahkan dengan judul Mutiara Bercahaya 
dalam Menolak Paham Wahabiterbitan PT. Garoeda Buana Indah Pasuruan. 
  Nampaknya terdapat benang merah antara para penentang itu yaitu mereka berada 
dalam satu grup yakni “Orang Tasawuf” . Dalam sejarahnya memang dikatakan, di 
antara motif yang melatari berdirinya organisasi Tasawuf tersebut adalah untuk 
menghadang gerakah Wahabi.(2).
   
  Ulasan berikut ni Iebih banyak menyoroti kedustaan kitab tersebut, karena 
apabila suatu kitab sarat dengan kedustaan otomatis jatuhlah nilai ilmiah dan 
kredibilitasnya dan serta merta tidak layak bahkan haram dijadikan referensi 
(3) Oleh karena itu pulalah Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berkomentar, “Kitab 
(Dahlan) ini hanya berputar pada dua hal: kedustaan terhadap SyaikhMuhammad bin 
A!dul Wahhab dan kejahilan dengan menyalahkan Syaikh padahal beliau benar.”4
   
   
  1) Menggunakan HaditsHadits Dhaif dan Palsu untuk Melegalkan Pendapatnva.
   
  Kitab mi membahas banyak hal seperti ziarah kubur Rasulullah , tawassul 
dengan beliau, meminta syafa’at kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  
dan mencari berkah dengan orang-orang shalih. Permasalahan tersebut pernah 
dimuat beserta bantahan syubhatnya, jadi tidak perlu diulas lagi.(5) Namun 
sebagai bukti saya sebutkan beberapa hadits yang dipakai dan dinyatakan shahih 
oleh Dahlan. 
   
  “Siapa yang menziarahi kuburku maka wajib mendapatkan syafa’atku “.
   
  “ Siapa yang menziarahiku seteiah matiku seakan-akan dia menziarahiku pada 
masa hidupku. 
   
  Siapa yang berhaji ke Baitullah namun tidak menziarahiku maka sungguh di 
telah menyepelekanku”.
   
  Hadits pertama dan kedua munkar sedangkan yang ketiga  palsu. (Periksa 
Talkhis Habir 3/902- 903 al-Hafizh lbnu Hajar, ash Sharimu Muhki fir Raddi 
‘alas Subki mulai hal. 20 al-Hafizh Muhammad bin Abdul Hadi Nailul Authar 5/107 
108 Imam Syaukani Irwa ul GhaIil 4/333-341 no. 1127 dan Silsilah 3 Ahaditsi 
Dha’ifah no. 47, keduanya  oleh Syaikh al-Albani, Shiyanatul lnsan mulai hal. 
49 Syaikh Muhammad Basyir as-Sahsawani). 
  Selain itu membolehkan berdo’a dan istighatsah kepada selain Alloh, seperti 
kepada para nabi dan orang-orang shalih yang telah meninggal. Memuat cerita 
cerita batil dan menyeret dalil sesuai selera nafsunya.
   
  2. Membilat Kedustaan atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
   
  a. Dahlan mengatakan, “Yang nampak dan keadaan Muhammad bin Abdul Wahhab 
bahwasanya dia mengaku sebagai nabi.” (hal. 50).
   
  b. Katanya pula, “Dia juga menyuruh wanita untuk mencukur rambut para wanita 
pengikutnya.” (hal. 54, lihat Hadzihi Mafahimuna, Syaikh Shalih Alu Syaikh, 
hal. 6)
   
  c. Katanya pula, “Dia (Muhammad bin Abdul Wahhab) berkhutbah di masjid-masjid 
dan berkata dalam setiap khutbahnya, ‘Barangsiapa bertawassul dengan Nabi saw 
dia adalah kafir.” (hal 96, terjemah). 
   
  d. Katanya, “Sulaiman bin Abdul ; Wahhab yang berilmu banyak, saudara 
Muhammad bin Abdul Wahhab adalah orang yang selalu mengingkari dengan ingkar 
yang sangat terhadap apa yang dia kerjakan dan perintahkan.... Pada suatu hari 
Sulaiman bertanya kepadanya, “Wahai Muhammad bin Abdul Wahhab, berapakah rukun 
Islam itu?” Dia menjawab, “Lima.” Lalu Sulaiman berkata kepadanya, “Akan tetapi 
kamu menjadikannya enam, rukun Islam yang keenam itu menurutmu ialah 
barangsiapa yang tidak menganutmu maka dia bukan orang Islam.” (hal. 96, 
terjemah) 
   
  e.Katanya lagi, “Ada orang bertanya, ‘Wahai Muhammad bin Abdul Wahhab, apakah 
agama yang didatangkan ini muttashil (tersambung) atau muntashil (terputus)?’ 
Dia menjawab, ‘Bahkan para guruku dan guru-guru mereka hingga enam ratus tahun 
sebelumnya, semuanya adalah musyrik.’ Laki-laki tadi bertanya, ‘Lalu dari 
siapakah kamu mengambilnya?’ Dia menjawab, ‘Dan wahyu ilham seperti Khidhir.” 
(hal. 97, terjemah).
   
  f. Ada seorang muadzin buta yang bersuara bagus mengucapkan shalawat di atas 
menara padahal telah dilarang, maka Iangsung diperintahkan untuk dibunuh. Kata 
Muhammad bin Abdul Wahhab, “Perempuan perempuan yang berzina di rumah pelacuran 
adalah lebih sedikit dosanya daripada para muadzin yang melakukan adzan di 
menara-menara dengan membaca shalawat atas nabi.” (hal. 99) 
   
  g. Guru-gurunya memiliki firasat bahwa pada din Muhammad bin Abdul Wahhab ada 
tanda-tanda menjadi seorang pencela agama dan penyesat. (hal. 102) .
   
  h. Menggolongkan Wahabi ke dalam kelompok Khawarij dengan memanipulasi 
hadits-hadits tentang Khawarij, dan masih banyak lagi.
   
  Membongkar Kedustaan    
  Betapa murahnya kedustaan itu sehingga Dahlan sangat berani mengobralnya. 
Tidak takutkah dia akan siksa neraka?! AIloh berfirman: 
   
  “ Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa 
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul 
kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. al-Ahzab: 58) 
   
  Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  , bersabda: 
   
  “ Bagi orang yang mengklaim sesuatu harus mendatangkan bukti. (Shahih, HR. 
Baihaqi 10/252, dan asalnya terdapat pada Shahihain, dihasankan al-Hafizh Ibnu 
Hajar dalam Fathul Bari) 
   
  Sekarang kita tanyakan kepada si penuduh ini, di kitab mana Syaikh mengatakan 
semua itu tadi, atau kapan ceramah itu terjadi dan siapa saksi anda? 
  ltulah sumber primer yang dapat dijadikan bukti, apakah tuduhan anda benar? 
Ternyata tidak ada referensi yang disebutkan. mi menandakan tuduhan anda dusta 
dan justru kalau disebutkan akan membongkar kedustaan anda yang parah ini. 
Sejatinya tanpa disebutkan pun sudah jelas sekali bagi orang yang diberi akal 
sehat dan hati yang bersih, bahwa tuduhan itu dusta. Mustahil Syaikh Muhammad 
bin Abdul Wahhab mengatakan itu, karena beliau dikenal luas sebagai da’i bahkan 
tokoh terdepan pendakwah tauhid di jazirah pada masanya tanpa ada yang 
memungkiri dan kalangan ulama yang shalih. Tidakkah Dahlan membaca karya-karya 
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang sudah dikenal? Padahal dia sendiri 
tinggal di Makkah?! Dan tidak ada satu pun karya beliau yang membenarkan 
tuduhan anda. 
  Dengan demikian, untuk membongkar kedustaan mi tidak perlu terlalu bersusah 
payah. Tanpa dibongkar saja sudah nampak jelas kedustaannya. 
  Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri sudah tahu dan memahami benar 
tuduhan-tuduhan tersebut. Beliau hanya berucap, “ini kedustaan yang sangat 
besar.” ini dapat diketahui dan tulisan-tulisan beliau kepada para tokoh 
sezaman nya. OIeh karena Syaikh menjelaskan aqidahnya sekaligus membantah 
tuduhan dusta tadi. 
   
  Inilah risalah beliau kepada penduduk Qashim. Usai membaca basmalah beliau 
berkata, “Aku mempersaksikan kepada Allah, para malaikat, dan kalian bahwa aku 
meyakini apa yang diyakini firqah najiyah (golongan yang selamat) — Ahlus 
Sunnah wal Jama’ah— yaitu beriman kepada AIloh, para malaikat, kitab, para 
rasul-Nya, hari kebangkitan, dan takdir yang baik ataupun yang buruk. Termasuk 
iman kepada Alloh adalah mengimani sifat-sifat yang Alloh sifatkan pada 
Diri-Nya yang terdapat pada kitab-Nya dan yang disabdakan rasul-Nya tanpa 
mentahrif dan menta’thil. Bahkan aku meyakini kalau AlIoh tiada sesuatu pun 
yang serupa dengan-Nya... Dan aku meyakini, aI-Qur’an adalah kalam AIloh, 
diturunkan bukan makhluk, dari-Nya berasal dan kepada-Nya akan kembali. Dia 
benar-benar berbicara dan menu runkan al-Qur’an ini kepada hamba, rasul, orang 
yang terpercaya mengemban wahyuNya, dan yang menjadi perantara antar-Nya dan 
para hamba-Nya. Hamba itu adalah nabi kita Muhammad... Aku meyakini semua
 yang dikhabarkan Nabi sesudah mati. Aku mengimani telaga nabi kita Muhammad... 
Aku mengimani syafa’at Nabi . Beliau adalah orang yang pertama kali memberi 
syafa’at dan yang diberi izin untuk memberi syafa’at. Tidak ada yang 
mengingkari syafa’at ini kecuali ahli bid’ah dan orang yang sesat. Tetapi 
syafa’at ml harus seizin dan ridha Alloh. Aku mengimani bahwa nabi kita 
Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir. Tidak sah keimanan seseorang sehingga 
mengimani risalah dan kenabiannya. Orang yang paling utama setelah Nabi adalah 
Abu Bakar ash-Shiddiq , lalu Umar al-Faruq , Utsman pemilik dua cahaya, dan Ali 
bin Abi Thalib * . 
   
  Aku tidak mempersaksikañ bagi seseorang masuk surga atau neraka kecuali telah 
dipersaksikan oleh Rasulullah . Aku tidak mengkafirkan seorang muslim pun 
karena dosanya dan aku keluarkan dan lingkup Islam... lnilah aqidah ringkas 
yang kupàparkan, karena pikiranku sedang sibuk, agar kalian dapat mengetahui 
apa yang ada pada diriku. Dan Alloh adalah saksi atas apa yang aku katakan. 
   
  Kemudian tidak samar bagi kalian, aku telah mendengar bahwa risalah Sulaiman 
bin Suhaim telah sampai kepada kalian. Sebagian orang yang mengaku memiliki 
ilmu di antara kalian telah membenarkan omongannya. Dan Alloh mengetahui orang 
tersebut telah banyak membuat-buat kedustaan atasku yang aku tidak 
mengatakannya dan kebanyakanya tidak terlintas sama sekali di pikiranku. 
   
  Di antara kedustaan itu, Aku dikatakan membuang kitab-kitab madzhab empat, 
aku mengatakan, manusia sejak enam ratus tahun tidak berada dalam suatu agama, 
aku mengklaim ijtihad, aku keluar dan taqlid, perbedaan pendapat di kalangan 
ulama adalah bencana, aku mengkafirkan orang yang bertawassul dengan 
orang-orang shalih, aku mengkafirkan Bushiri karena mengucapkan, ‘Wahai makhluk 
paling mulia...’, aku mengatakan, kalau aku mampu menghancurkan kubah yang ada 
di atas kubur Rasulullah niscaya aku hancurkan, andaikan aku memiliki kekuatan 
tentu tiang-tiang Ka’bah aku ganti dengan kayu, aku haramkan ziarah kubur Nabi, 
aku ingkari ziarah kubur orang tua, aku kafirkan orang bersumpah dengan selain 
Alloh, aku kafirkan lbnul Faridh dan lbnu Arabi, aku bakar kitab Dala’il 
Khairat dan Raudhu Riyahiin, dan aku ganti nàmañya menjadi Raudhusy Syayathiin. 
  Jawabku atas semua tuduhan tadi adalah Maha Suci Engkau Ya Alloh, ini adalah 
kedustaan yang besar. Dulu Muhammad juga dituduh mencela isa bin Mayam dan 
orang-orang shalih. Hati mereka penuh dengan membuat buat dusta dan ucapan 
dusta.”6 
  Tentang bantahan dan saudara Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri, yaitu Syaikh 
Sulaiman bin Abdul Wahhab, kita katakan, “Apakah setiap orang yang menentang 
saudaranya lantas dia berada di atas kebenaran? Lalu sejak kapan Sulaiman ini 
dikenal sebagai orang yang kredibel Sehingga dijadikan hujjah, bukan Muhammad 
bin Abdul Wahhab? Kalau begitu, penyeilisihan Abu Jahal dan Abu Lahab terhadap 
Nabi , merupakan hujjah kebenaran dan beliau yang salah. Hujjah itu adalah bila 
pemikiran Syaikh Muhammad ini dicocokkan dengan aIQur’an dan Sunnah.”7 
  Terlebih Syaikh Sulaiman ini menyadari kesalahannya dan kembali kepada 
kebenaran sebagai nampak pada risalahnya kepada Hamd bin Muhammad atTuwaijiri 
dan Ahmad bin Muhammad, keduanya anak Utsman bin Syabanah.8 
  Syaikh Dahlan mengatakan kalau Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab termasuk 
Khawarij yang telah diperingatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  , 
dalam hadits haditsnya. Dikarenakan pada hadits-hadits tersebut terdapat kata 
“Najd”, fitnah muncul dan timur, dan semacamnya. 
  Di antara hadits yang disebutkan yaitu:
   
  Ya Alloh berkahilah Syam kami, Ya Alloh berkahilah Yaman kami. Para sahabat 
berkata, “Wahal Rasulullah, dan Najd kami. “Jawab beiiau, “Ya Alloh berkahilah 
Syam kami, Ya Alloh berkahilah Yaman kami.” Pada kali yang ketiga beliau 
bersabda, “Di sana terjadi kegoncangan dan fitnah dan di sana akan muncul 
tanduk setan.” 
   
  Lantas bagaimana penjelasan para ulama tentang hadits-hadits tersebut? 
  AI-Khathabi berkata, “Najd adalah arah timur, siapa yang ada di Madinah maka 
najd-nya adalah lembah Iraq dan daerah sekitarnya. ituiah arah timur Madinah. 
Asal makna kata najd adalah tanah yang meninggi. Berbeda dengan ghaur yaitu 
tanah yang rendah. Tihamah semuanya termasuk ghaur dan Makkah termasuk 
Tihamah.” Kata al-. Hafizh, “Semua tempat yang lebih tinggi dan sampingnya 
disebut najd dan yang rendah disebut ghaur.” Kata ai-Hafizh ibnu Hajar, “Dengan 
begitu diketahui kesalahan ad-Dawudi yang mengatakan, Najd itu daerah khusus. 
Tidak demikian, bahkan semua tempat yang Iebih tinggi dan sekitarnya dinamakan 
najd dan yang rendah dinamakan ghaur.” (Fathul Bari 14/ 546-547) 
   
  Pada bab Qatlu Khawarij (pembunuhan terhadap Khawárij). 
  aI-Hafizh menjelaskan bahwa Khawarij yang menentang Ali dan Mu’awiyah itu 
menetap di suatu tempat namanya di Harura’ dan di  Nahrawan. (Fathul Ban 
14/287- 295).
   
  Pada akhir kitab Tauhid, setelah sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam 
“Akan muncul orang-orang dan arah timur’, alHafizh berkata, “Telah berlalu pada 
kitab Fitan bahwa mereka adalah Khawarij, penjelasan sebab kemunculan mereka, 
dan apa yang ada pada mereka. Tempat awal munculnya di Iraq. Dilihat dan Makkah 
tempat itu berada di wilayah timur.” (Fathul Bari 15/520 cet. Darul Fikr) 
  Imam Bukhari menuturkan, Basyir bin Umar bertanya kepada Sahi bin Hanif, 
“Apakah engkau mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan tentang 
Khawarij?” Jawabnya, “Aku mendengar beliau mengatakannya sambil mengisyaratkan 
tangannya ke arah Iraq. Dan sana akan muncul suatu kaum yang membaca aI-Qur’an 
tetapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dan agama bagaikan anak 
panah yang menembus sasaran.” (no. 6934) 
  Dan keterangan tadi jelas bahwa arah timur dan Najd yang dimaksud adalah Najd 
Iraq bukan Najd Saudi, seperti dituduhkan Dahlan. Nampak sekali kalau Syaikh 
Dahlan menafsirkan hadits sesuai selera hawa nafsunya. 
  Tidak cukup sampai di situ, diajuga berani membawakan suatu hadits walaupun 
tidak mengetahui siapa mukharrijnya (yang meriwayatkannya). (hal. 120).
   
  Pengakuan Para Ulama   Banyak sekali ulama yang menyetujui dakwah Syaikh 
Muhammad bin Abdul Wahhab dan memuji beliau, di antaranya: 
  1. al-Aliamah Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani, pengarang kitab 
Subulus Salam. Beliau memuji Syaikh Muhammad dengan lantunan bait syair. Syair 
itu diawali dengan: 
  Salamku kepada orang Najd 
  dan penduduk Najd 
  Kendatipun salamku dan jauh tidak berguna 
  2. Syaikh Muhammad bin Ahmad alHit zhi, dalam bentuk syair. 
  3. Ai-Allamah Muhammad bin Ali asy-Syaukani, pengarang Nailul Authar, dalam 
bentuk syair. 
  4.Syaikh Husain bin Ghanam, ulama Ahsa’ pemilik kitab Raudhatul Afkar wal 
Atham. 
  5. Syaikh ‘lmran bin Au bin Ridhwan, dari Persia. 
  6.Al-Aliamah Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, ulama Iraq. Kata beliau, “Syaikh 
Muhammad bin Abdul Wahhab dan keluarga ilmu di Najd. Bapak beliau Syaikh Abdul 
Wahhab adalah orang alim dan faqih dalam madzhab Imam Ahmad. Kakek beliau juga 
orang alim dan faqih. Tetapi Syaikh Muhammad tidak mengikuti metode bapak dan 
kakeknya karena beliau sangat fanatik kepada sunnah dan banyak mengingkari para 
ulama yang menyelisihi kebenaran. Alhasil, beliau termasuk ulama yang 
memerintahkan kebaikan dan melarang kemunkaran.” 
  7. Amir Syakib Arselan dalam suatu kitabnya Tarikh Najd al-Hadits. 
  8. Syaikh Muhammad Hamid Fiqi, 
  ketua Jama’ah Ansharus Sunnah al Muhammadiyah Mesir, ulama alAzhar Mesir, 
dalam kitab Atsarud 
  Dakwah al-Wahhabiyyah. 
  9.Sayyid Muhammad Rasyid Aidha. 
  10. SyaikhAz-Zirkili dalam kitab al. A’Iamjuz 7. 
  11. dan masih banyak lagi. (Lihat kitab Syaikh MUhammad bin Abdul Wahhab, 
Aqidatuhu. as-Salafiyyah wa Da’watuhu aI-ishlahiyyah wa Tsana’u Ulama ‘alaihi, 
Syaikh Ahmad bin Hajar bin MuhammadAlu Abu Buthami, Hakim Mahkamah Syar’iyah di 
Qathar, Emirat Arab, mulai hal. 80) 
  Syaikh ibnu Baz ketika ditanya tentang orang yang membuat kedustaan terhadap 
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, menjawab, “ini termasuk kejahilan orang yang 
jahil. Orang-orang yang memusuhi Syaikh ada dua macam. 
  Pertama, kelompok yang berada dalam kesyirikan. Mereka memusuhi Syaikh kerena 
ingin kembali ke dalam kesyirikan. Sebab Syaikh menyerukan kepada tauhid 
sedangkan mereka orang-orang musyrik yang sesat. 
   
  Kedua, orang-orang jahil yang tertipu juru dakwah kebatilan. Orang-orang 
jahil tersebut taqklid kepada orang jahil pula atau orang-orang yang dengki. 
Orang-orang musyrik memusuhi para rasul dan memerangi dakwah para rasul karena 
kejahilan dan kesesatan. Sebagian kelompok memusuhi para rasul dan risalah 
mereka karena kedengkian, keingkaran dan menuruti hawa nafsu. Kita memohon 
keselamatan kepada Allah dan hal itu. (Fatawa Syaikh ibnu Baz, 9/234). 
   
  Kesimpulannya, dalam kitab in Syaikh Dahlan memutarbalikkan fakta. Semua ini 
didasari kaidah kaidah kejahilan terhadap dakwah Wahhabiyah, bahkan kejahilan 
terhadap dakwah Sunniyah Salafiyyah. 
  Dia membolehkan do’a kepada selain Alloh, seperti para nabi dan orang-orang 
shalih yang telah mati. Boieh beristighatsah kepada mereka, bepergian menuju 
kubur 
  mereka dan berdo’a disisinya serta memohon kebutuhan kepada mereka. Kitab ini 
sarat dengan cerita cerita batil, berupa hikayat, syiar syair dan mimpi. 
Menggunakan dalil dalil yang shahih bukan pada tempatnya.(9) 
  Termasuk kelompok yang sengit memusuhi dakwah salafiyah adalah Hizbut Tahrir. 
Mereka menyebarkan tuduhan dusta kepada dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab 
dengan menyebutkan kitab-kitab yang membantah dan mencela dakwah beliau. 
Mengapa saya katakan tuduhan mereka dusta, karena isi kitab yang mereka 
sebutkan sarat dengan kedustaan yang direkayasa. Perlu diketahui, firqah ini 
sejak didirikannya memang sangat memusuhi dakwah salafiyah. Namun yang sangat 
disesalkan, mengapa harus dengan kedustaañ. Mengapa tidak menempuh cara yang 
elegan, dialog secara ilmiah. 
  Taruhlah mereka tidak mengetahui isi kitab-kitab yang mereka cantumkan, jelas 
ini adalah musibah. Namun bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui sedangkan 
selebaran itu berjudul “Kitab-Kitab Yang Membantah Dakwah Syaikh Muhammad bin 
Abdul Wahhab.” Sebenarnya mereka mengetahui kandungan kitab-kitab tersebut 
hanya saja karena mendukung dakwah mereka maka dijadikan sebagai amunisi untuk 
menyerang dakwah salafiyah ini. Tepat mengenai sasaran atau tidak itu urusan 
belakang. Benarlah apa yang dikatakan seorang penyair:
  “ Jika kamu tidak mengetahul maka itu adalah musibah Tetapi jika kamu 
mengetahui maka musibahnya lebih dahsyat.”
   
   
  Foot Note :
  1. “Nama “Wahhabiyyah” itu salah karena nama beliau adalah Muhammad bin Abdul 
Wahhab. Semestinya nannya adalah “Muhammadiyyah. Dan sini nampak, penyandaran 
nama itu hanya untuk menakut-nakuti masyarakat dan dakwah tauhid, dakwah salaf, 
dakwah para nabi, dan membuat mereka benci kepada dakwah haq itu. Lihat kitab 
Manhaj Firqatin Najiyah, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, hal. 45. 
  (2) Lihat buku Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdhatul Ulama, hal. 15-56, 
Chairul Anam, Jatayu, Sala. 
  (3) Kitab Dahlan ini sudah banyak dibantah para ulama, di antaranya Syaikh 
Muhammad Basyir as-Sahsawani al-Hindi, ahli hadits India dalam kitab Shiyanatul 
Insan ‘an Waswastisy Syaikh Dahlan (Penjagaan Manusia dan Bisikan Syaikh 
Dahlan). Syaikh Shalih bin Muhammad asy-Syitri dalam kitab Ta’yiidul Malikil 
Mannaan fi Naqdhi Dhalalati Dahlan (Pertolongan Malik dan al-Mannaan (AlIoh 
Yang Maha Menguasai dan Maha Memberi) untuk membatalkan kesesatan Dahlan), 
SyaikhAhmad bin Ibrahim dalam kitab ar-Raddu ‘ala Ma Ja’a fi Khulashatil Kalam 
minat Tha’ni ‘ala! Wahhabiyyah wal iftira ‘I Dahlan. (Lihat Kutubun Hadzdzdara 
minha al-Ulama, Syaikh Masyhur Hasan Salman, 1/251-252)
   
  (4) Muqaddimah beliau pada kitab Shiyanatul Insan, hal. 1 2. 
  (5) Periksa MajalahAL FURQON Edisi 3, 4, 10, 11 Tahun II 3,8 Tahun III 5, 8 
Tahun IV.
  (6) Lihat Durarus Sariyyah 1/28-31 dengan diringkas, seperti termuat dalam 
Tashhth Khatha’TarikhiHaulal Wahhabiyyah, DR.Muhammad Sad asy-Syuwai’i hal. 
107-111. 
  (7) Lihat Mausu’atuAhijSunnah, SyaikhAbdur Rahman ad-Dimasyqiyah, hal. 1221. 
  (8) Seperti dituturkan Sykh Abul Lathif bin Abdur Rahman dalam Mishbahuzh 
Zhulam hal. 104-108, lihat juga Shiyanatul Insan, mulal hal.461. 
  (9) Kutubun Hadzdzdara minha al-Ulama, Syaikh Masyhur Hasan Salman, 1/251.  
   
   
  
 

                
---------------------------------
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke