Kasih Sayang Rasulullah 
  
  
 Orang-orang yang keras hati tidak akan mengenal kasih sayang. Tidak ada 
sedikitpun kelembutan pada diri mereka. Hati mereka keras bagaikan karang. Kaku 
tabiat, baik ketika memberi maupun menerima. Kurang peka perasaan, lagi tipis 
peri kemanusiannya. Berbeda halnya dengan orang yang dikaruniai Alloh Ta'ala 
hati yang lembut, penuh kasih sayang lagi penuh kemurahan. Dialah yang layak 
disebut pemilik hati yang agung penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih 
sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus.

 
 Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata, yang artinya: "Rasululloh 
Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, 
kemudian mengecup dan menciumnya."  (HR: Al-Bukhari)


 Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan 
beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma' binti 'Umeis  
Radhiallaahu anha –istri Ja'far bin Abi Thalib- menuturkan, yang artinya: 
"Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil 
putra-putri Ja'far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata 
beliau. Aku bertanya: "Wahai Rasululloh, apakah telah sampai kepadamu berita 
tentang Ja'far?" beliau menjawab: "Sudah, dia telah gugur pada hari ini!" 
Mendengar berita itu kamipun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata: 
"Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja'far, karena telah datang berita musibah 
yang memberatkan mereka."  (HR: Ibnu Sa'ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)


 Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes menangisi 
gugurnya para syuhada' tersebut, Sa'ad bin 'Ubadah  Radhiallaahu anhu bertanya: 
"Wahai Rasululloh, Anda menangis?" Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam"Ini 
adalah rasa kasih sayang yang Alloh Ta'ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. 
Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta'ala hanyalah hamba yang 
memiliki rasa kasih sayang."  (HR: Al-Bukhari) menjawab: 
 Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan 
kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin 'Auf  Radhiallaahu anhu 
bertanya kepada beliau: "Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?" 
Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam  menjawab: "Wahai Ibnu 'Auf, ini adalah 
ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air 
mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang 
diridhai Allah Ta'ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu 
wahai Ibrahim." (HR: Al-Bukhari)


 Akhlak Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam yang begitu agung memotivasi kita 
untuk meneladaninya dan menapaki jejak langkah beliau. Pada zaman sekarang ini, 
curahan kasih sayang terhadap anak-anak serta menempatkan mereka pada kedudukan 
yang semestinya sangat langka kita temukan. Padahal mereka adalah calon 
pemimpin keluarga esok hari, mereka adalah cikal bakal tokoh masa depan dan 
cahaya fajar yang dinanti-nanti. Kejahilan dan keangkuhan, dangkalnya pemikiran 
serta sempitnya pandangan menyebabkan hilangnya kunci pembuka hati terhadap 
para bocah dan anak-anak. Sementara Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam, 
kunci pembuka hati itu ada di tangan dan lisan beliau. Cobalah lihat, 
Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam  senantiasa membuat anak-anak senang 
kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau. Hal itu tidaklah 
mengherankan, karena beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang tinggi.


 Setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, ia pasti mengucapkan 
salam kepada mereka. Beliau berkata, yang artinya: "Demikianlah yang dilakukan 
Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam ."  (Muttafaq 'alaih)


 Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun 
Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah marah, memukul, membentak dan 
menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang 
dalam menghadapi mereka. 
 Dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata, yang artinya: "Suatu kali pernah 
dibawa sekumpulan anak kecil ke hadapan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam , 
lalu beliau mendoakan mereka, pernah juga di bawa kepada beliau seorang anak, 
lantas anak itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu 
memer-cikkannya pada pakaian itu tanpa mencucinya."  (HR: Al-Bukhari)


 Wahai pembaca yang mulia, engkau pasti mengetahui bahwa duduk di rumah 
Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam Shalallaahu alaihi wasalam  selaku nabi 
umat ini, melakukan semua hal itu merupakan sebuah kehormatan. Lalu, tidakkah 
terlintas di dalam lubuk hatimu? Bermain dan bercanda ria dengan si kecil, 
putra-putrimu? Mendengarkan tawa ria dan celoteh mereka yang lucu dan indah? 
Ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Rasululloh

 
 Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: "Rasululloh Shalallaahu alaihi 
wasalam  pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali 
Radhiallaahu anhu. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur 
menuju beliau dengan riang gembira." (Lihat Silsilah Shahihah no.70)

 
 Anas bin Malik Radhiallaahu anhu menuturkan, yang artinya: "Rasululloh sering 
bercanda dengan Zainab, putri Ummu Salamah Radhiallaahu anha, beliau 
memanggilnya dengan: "Ya Zuwainab, Ya Zuwainab, berulang kali."  (Zuwainab 
artinya: Zainab kecil) (Lihat Silsilah Hadits Shahih no.2141 dan Shahih 
Al-Jami' 5-25)


 Kasih sayang beliau kepada anak tiada batas, meskipun beliau tengah 
mengerjakan ibadah yang sangat agung, yaitu shalat. Beliau pernah mengerjakan 
shalat sambil menggendong Umamah putri Zaenab binti Rasululloh dari suaminya 
yang bernama Abul 'Ash bin Ar-Rabi'. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya 
dan ketika sujud, beliau meletakkannya. (Muttafaq 'alaih)

 
 Mahmud bin Ar-Rabi' Radhiallaahu anhu mengungkapkan, yang artinya: "Aku masih 
ingat saat Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menyemburkan air dari sebuah 
ember pada wajahku, air itu diambil dari sumur yang ada di rumah kami. Ketika 
itu aku baru berusia lima tahun."  (HR: Muslim)


 Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa memberikan pengajaran, baik 
kepada orang dewasa maupun anak-anak. Abdullah bin Abbas menuturkan: "Suatu 
hari aku berada di belakang Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, beliau bersabda, 
yang artinya: "Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: 
"Jagalah (perintah) Allah, pasti Allah akan menjagamu. Jagalah (perintah) 
Alloh, pasti kamu selalu mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta, 
mintalah kepada Alloh, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan 
kepada Allah." (HR: At-Tirmidzi)


 Telah kita saksikan bersama keutamaan akhlak dan keluhuran budi pekerti serta 
sejarah kehidupan yang agung. Semoga semua itu dapat menghidupkan hati kita dan 
dapat kita teladani dalam mengarungi bahtera kehidupan. Putra-putri yang 
menghiasi rumah kita, selalu membutuhkan kasih sayang seorang ayah serta 
kelembutan seorang ibu. Membutuhkan belaian yang membuat hati mereka bahagia. 
Sehingga mereka dapat tumbuh dengan pribadi yang luhur dan akhlak yang lurus. 
Siap untuk memimpin umat, sebagai buah karya dari para ibu dan bapak, tentu 
saja dengan taufik dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
 

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu'alaihi Wasallam , 
Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)

 
---------------------------------
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke