Kembali ke Ekonomi Islam Siapa yang membuat sistem moneter dunia? Pertanyaan tersebut sukar dijawab secara pasti. Namun pendekatan untuk jawaban di atas adalah dengan melihat negara negara yang pernah mendominasi dunia. Kalau tidak puas dengan jawaban di atas saat ini kita bisa tunjuk hidung ke IMF, World Bank & Bank for International Settlements (BIS, yaitu asosiasi bank bank sentral dunia). Sistem moneter dunia sedikit - banyak masih di bawah kendali negara negara yang pernah mendominasi dunia, yang dekat dengan masa kita antara lain adalah Perancis & Inggris yang pernah berjaya sebelum Perang Dunia I, kemudian Rusia dan Amerika Serikat setelah Perang Dunia II. Kondisi Sekarang dan Asal - Usulnya Bicara sistem moneter dunia, kita tidak bisa lepas untuk membicarakan uang. Dan biasanya yang terbayang adalah uang kertas. Pada Oktober 2006 saja uang primer yang ada di Indonesia adalah sejumlah Rp 275 triliun & untuk mengantisipasi lebaran (banyak orang ambil uang), pemerintah menambah lagi sebanyak Rp 17,5 triliun. Uang kertas di negara maju atau bisa juga disebut Fiat Money dulunya diback-up oleh emas. Aktualnya pula bila anda punya uang senilai 10 US$ dulu bisa ditukar dengan 10 koin emas. Namun perlahan tapi pasti hal itu tidak berlaku lagi. Apalagi sejak ada Perjanjian Bretton Woods. Untuk masa depan trennya adalah ke arah digital money. Setelah Perang Dunia II berakhir, Amerika mulai mendominasi perekonomian dunia. Sebenarnya pada tahun 1940 1960 Amerika dan Eropa merubah strategi penjajahannya, dari fisik ke ekonomi. Bekas negara negara jajahan yang sudah merasakan betapa mengerikannya kekuatan militer, strategi dan taktik militer secara psikologis dapat dipastikan masih merasa ngeri terhadap bangsa bangsa penjajah. Sehingga mereka akan menurut dengan apa yang mereka perintahkan. Ke-184 negara anggota IMF yang dibentuk pada akhir Perang Dunia II dan meminjamkan uang kepada negara-negara yang sangat mengalami kesulitan ekonomi, masih didominasi oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Jepang (sumber www.analisadaily.com 2 September 2006) Bangsa bangsa penjajah kemudian berpura pura sadar / insyaf bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah & tidak baik (mereka sering mengadakan perundingan perundingan dengan rakyat jajahannya, atau membuka jalur diplomasi seluas luasnya). Setelah memberikan kemerdekaan, apa yang mereka lakukan? Mereka berbaik hati mengucurkan bantuan berupa uang untuk pembangunan di berbagai sektor. Dengan bunga tentunya (dan memainkan nilai tukar bila diperlukan). Dengan bantuan uang baik berupa Dolar, Pondsterling dll maka mau tidak mau negara negara jajahan harus belanja keperluannya ke negara negara pemberi bantuan tadi (sekarang mereka bisa mempermainkan harga). Kekurangan Uang Kertas - Untuk nominal besar, nilainya tidak sepadan dengan nilai fisiknya. - Setiap tahun nilainya hampir selalu turun karena inflasi - Nilai tukar terhadap mata uang asing dapat berubah setiap detik. Dalam dunia bisnis ada istilah Moneyization yang artinya adalah: Moneyization: The global financial phenomenon of individuals and businesses moving their funds to monies in which they have the highest confidence, or money in which they have a higher store of faith ( www.kitco.com 11 September 2006) Moneyization: Fenomena global di mana individu - individu dan pelaku - pelaku bisnis memindahkan dana mereka ke mata uang yang memiliki stabilitas tertinggi, atau mata uang yang paling dipercaya untuk menyimpan tanpa kehilangan nilainya ( www.kitco.com 11 September 2006) Money is moving to where it is safest, and likely to rise in purchasing power. Individuals have understood for more than forty years that they cannot trust their government to maintain the purchasing power of their national money. That phenomenon of individuals moving to money in which they have a higher faith, moneyization, is a real world phenomenon. (www.kitco.com 11 September 2006) Uang selalu bergerak ke tempat paling aman, dan ke tempat di mana daya belinya meningkat. Individu - individu telah mengerti bahwa dari pengalaman selama lebih dari 40 tahun, mereka tidak bisa mempercayai pemerintah menjaga daya beli mata uang nasional mereka. Fenomena ini di mana individu - individu memindahkan dana mereka ke mata uang yang memiliki stabilitas tertinggi, adalah benar - benar fenomena global. (www.kitco.com 11 September 2006) Kesimpulannya kecuali kita memegang mata uang US Dolar, Euro, Pondsterling atau Yen kita tidak boleh merasa aman. (Bayangkan bila kita beli barang atau bahkan hutang ke luar negeri, sudah harus bayar bunga masih ada resiko kurs Rupiah tiba tiba anjlok. Sehingga hutang kita menjadi semakin berat). Contoh (akan) Matinya Uang Kertas Sebelum tahun 1997 satu US$ setara Rp. 2.500,- Kini sudah 10 tahun berlalu apakah Rupiah bisa kembali ke nilainya semula? Prinsip ekonomi : Dengan pengorbanan sekecil kecilnya, mendapat hasil sebesar besarnya. Misal ada seorang pengusaha kayu di Indonesia, memberi upah sekecil kecilnya: satu pohon yang ditebang oleh buruhnya dihargai Rp. 1,- dan di Amerika pengusaha kayunya untuk satu pohon buruhnya diupah US$. 1,-. Maka dengan kurs 1 US$ = Rp. 9.100,- berapa pohon yang harus ditebang oleh buruh Indonesia untuk membeli barang 1 US$? Jawabannya adalah 9.100 batang.
When a currency loses the confidence of its people, its fall becomes exponential, as has happened to the Zimbabwe $, where in 1982 one U.S.$ equalled 1 Zimbabwe $. Today around Z$200,000 buys one U.S. $ if you can find someone idiot enough to sell one for the Z$. In day-to-day terms, the smallest note in Zimbabwe a Z$500 is the size of a U.S. $. The price of a single-ply sheet of toilet paper is more expensive at around Z$867. Ketika sebuah mata uang kehilangan nilainya, jatuhnya akan secara eksponensial, seperti yang terjadi di Zimbabwe $, di mana pada 1982 1 U.S $ setara 1 Zimbabwe $. Sekarang sekitar Z$200.000 untuk membeli 1 U.S. $ dengan catatan :jika kamu dapat menemukan orang yang cukup idiot untuk menjual U.S $ ke Z$. Saat ini, mata uang terkecil di Zimbabwe adalah Z$500 yang secara dimensi fisik ukuran mata uangnya sama dengan 1 U.S$ (Kenapa dengan ukuran yang sama nilainya bisa berbeda jauh?). Harga segulung tisu toilet malah lebih mahal, sekitar Z$867 (uang kertas mereka tidak ada nilainya) (sumber www.kitco.com 8 Mei 2006) Hal di atas bisa saja terjadi untuk mata uang manapun, karena nilai uang kertas mengikuti rumus rumus, hal hal teknis, dan faktor faktor ekonomi mikro dan makro. Jeleknya nilai mata uang kertas seringkali jauh di atas nilai intrinsiknya Hal ini bukankah sama saja dengan melebihkan takaran yang berulangkali diperingatkan dalam Al-Quran? Lain halnya kalau mata uang yang nilainya sesuai nilai fisiknya.(misalnya emas, perak, atau mungkin di masa mendatang benda benda dari luar angkasa yang bernilai tinggi). Mari berhitung Sekarang bicara bunga. Kalau soal tanaman, bunga adalah bagian yang sangat cantik, menggoda & menarik perhatian. Tapi sebaiknya lain kali saja membahas soal tanaman mungil tadi. Misalkan Anda memiliki uang Rp 10 juta, disimpan di bank dengan bunga 6% setahun selama 10 tahun. Maka setelah waktu berlalu akan menjadi Rp 18.193.967. Apakah anda merasa biasa saja, sah sah saja dengan hal ini? Kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Misal anda meminjam uang Rp 10 juta dengan bunga 12% (Bunga hutang selalu lebih besar dari bunga tabungan & deposito) selama 10 tahun. Maka setelah waktu berlalu yang anda bayarkan ke bank akan menjadi Rp 33.003.869. Kalo melihat ilustrasi di atas, maka tidak heran yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Hilangnya kesenjangan sosial hanya akan menjadi mimpi belaka. Menurut Kontan No.49, Tahun X, 11 September 2006 : Laba bersih Bank Danamon (konsolidasi) per Juni 2006 = Rp 612,89 Miliar. Bank NISP (konsolidasi) per Juni 2006 = Rp 103,95 Miliar. Bank Internasional Indonesia (konsolidasi) per Juni 2006 = Rp 352,25 Miliar. Saya tidak akan berkomentar soal ini. Kembali ke Syariat Islam Keadilan dalam hal ekonomi menurut Islam adalah tengah tengah. Bukan sama rata sama rasa ala komunis, bukan juga pemikiran memangsa atau dimangsa ala kapitalis. Dalam kepemilikan, konsep Islam adalah pertengahan antara mereka yang menafikan milik pribadi (sosialis) dan yang menafikan milik sosial/memanjakan milik pribadi (kapitalis). Islam mengakui milik pribadi, tetapi mewajibkan adanya hak sosial dalam setiap kepemilikan pribadi. Dst. Kuncinya adalah : - Jangan melebihkan takaran (misal mencetak uang 100rb dengan ongkos "cuma" 5rb)(95rb-nya adalah melebihkan takaran) - Jangan mengurangi takaran (misal membayar pegawai 1,5juta, tetapi aktual nilai intrinsik uang cuma 75rb) - Jangan memakan riba QS. Al-Baqarah 275. Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila . Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata , sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti , maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu ; dan urusannya kepada Allah. Orang yang kembali , maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. QS. Al-Baqarah 278-279. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan , maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya. QS. Ali Imran 130-134. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. QS. Al An aam 152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat , dan penuhilah janji Allah . Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. QS. Al Araaf 85. Dan kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". QS. Huud 84-85 Dan kepada Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan . Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Wallahu alam Wirawan [Non-text portions of this message have been removed]