Orang yang Menggenggam Bara Api
  Posted by Abu SHilah 
   
  ORANG YANG MENGGENGGAM BARA API
   
  Oleh : asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di ÑÍãå Çááå
   
  Dari Anas bin Malik ÑÖí Çááå Úäå, ia berkata : Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã 
bersabda :
  íóÃúÊöí Úóáóì ÇáäøóÇÓö ÒóãóÇäñ ÇáÞóÇÈöÖõ Úóáóì Ïöíúäöåö ßóÇáúÞóÇÈöÖö Úóáóì 
ÇáúÌóãúÑö
  “akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada 
agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” Diriwayatkan oleh 
at-Tirmidzi. [1]
   
  Dan hadits ini menunjukkan khobar dan irsyad (petunjuk).
   
  Adapun khobar, maka beliau Õáì Çááå Úáíå æÓáã mengabarkan bahwa pada akhir 
zaman kebaikan dan sebab sebab kepada kebaikan akan menjadi sedikit, dan 
keburukan dan sebab-sebab kepada keburukan akan menjadi banyak. Dan ketika 
dalam keadaan seperti itu, seorang yang berpegang teguh dengan agamanya menjadi 
sangat sedikit. Dan keterasingan ini berada pada kondisi yang sulit dan sangat 
berat, seperti kondisi seseorang yang menggenggam bara api, dikarenakan kuatnya 
orang-orang yang menyimpang dan banyaknya fitnah yang menyesatkan, 
fitnah-fitnah syubuhat, keragu-raguan dan penyimpangan, dan fitnah-fitnah 
syahwat dan berpalingnya makhluk kepada urusan dunia dan tersibukkannya mereka 
di dalamnya secara lahir dan batin, dan lemahnya iman, dan sulitnya orang yang 
sendiri (istiqomah) dikarenakan sedikitnya orang yang menolong dan membantunya.
   
  Akan tetapi orang yang berpegang teguh dengan agamanya yang ia tegak menolak 
penyimpangan dan rintangan, yang tidaklah berbuat demikian kecuali orang yang 
memiliki bashiroh (ilmu) dan keyakinan, orang yang memiliki iman yang kuat, 
yang merupakan sebaik-baik makhluk, dan yang paling tinggi derajat dan 
kedudukannya di sisi Alloh.
   
  Adapun petunjuk, maka hadits ini merupakan petunjuk kepada umatnya agar 
membiasakan dirinya dengan kondisi ini, dan supaya mereka mengetahui bahwa hal 
ini akan terjadi, dan barang siapa yang menghinakan arus ini dan tetap sabar di 
atas agama dan imannya –dengan penyimpangan-penyimpangan ini– maka baginya 
derajat yang tinggi di sisi Alloh dan Alloh akan menolongnya terhadap apa-apa 
yang dicintai-Nya dan diridhoi-Nya. Sesungguhnya pertolongan itu sesuai dengan 
tingkat kesabaran.
   
  Dan betapa miripnya zaman kita ini dengan sifat yang disebutkan oleh 
Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã ini, sesungguhnya tidaklah tersisa Islam ini 
kecuali hanya tinggal namanya saja, tidak pula al-Qur’an kecuali tinggal 
tulisannya saja; iman yang lemah dan hati-hati yang terpecah belah; 
pemerintahan-pemerintahan yang terpisah-pisah, permusuhan dan kebencian yang 
menjauhkan antara sesama muslimin; musuh-musuh yang lahir dan yang batin, 
mereka beramal secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan untuk menghancurkan 
ad-Dien; ilhad dan sekulerisme, arus dan gelombangnya yang jelek menghanyutkan 
orang tua dan orang muda; dan orang-orang yang mengajak kepada akhlaq yang 
rusak, dan penghancuran atas sisanya yang lain. Kemudian penerimaan manusia 
terhadap perhiasan-perhiasan dunia yang telah menjadi tujuan akhir amal mereka 
dan cita-cita terbesar mereka, yang mereka ridho dan benci karena dunia; dan 
propaganda yang jahat untuk memandang remeh terhadap akhirot, dan penerimaan 
secara
 menyeluruh terhadap urusan dunia; penghancuran ad-Dien, memandang hina dan 
memperolok-olok orang yang berpegang pada ad-Dien serta semua hal yang 
menyebutkan kemuliaan ad-Dien; Berbangga diri, keangkuhan dan kesombongan 
dengan pendekatan-pendekatan yang dibangun di atas ilhad (atheisme) yang 
pengaruhnya, kejelekkannya dan keburukannya telah disaksikan oleh para hamba 
Allah.
   
  Dengan keburukan yang bertumpuk-tumpuk ini, arusnya yang jahat dan yang 
mencemaskan bagi ad-Dien, dan fitnah-fitnah yang ada serta masa depan yang 
suram -dengan perkara-perkara ini dan yang selainnya- engkau akan mendapati 
kebenaran hadits ini.
   
  Akan tetapi walaupun begitu, seorang mu’min tidaklah berputus asa dari rahmat 
dan pertolongan Alloh, dan janganlah pandangannya hanya terbatas pada 
sebab-sebab yang dzohir saja, bahkan hendaknya ia melihat dalam hatinya setiap 
saat kepada Alloh Al-Kariim Al-Wahhaab yang mewujudkan sebab-sebab, dan jadilah 
kelapangan itu berada di hadapannya, dan janji Alloh yang tidak akan 
diselisihi-Nya, karena Alloh akan menjadikan kemudahan untuknya setelah 
kesulitan, dan bahwa kelapangan itu bersama kesulitan, dan menghilangkan 
kesulitan-kesulitan itu dengan kesulitan-kesulitan yang sangat dan merasakan 
duka cita.
   
  Maka seorang mu’min yang berkata pada keadaan ini :
   
  (áÇó Íóæúáó æóáÇó ÞõæøóÉó ÅöáÇøó ÈöÇááåö)
   
  Dan :
   
  (ÍóÓúÈõäóÇ Çááåõ æóäöÚúãó Çáæóßöíúá. Úóáóì Çááåö ÊóæóßøóáúäóÇ. Çááøóåõãøó 
áóßó ÇáúÍóãúÏõ¡ æóÅöáíúßó ÇáúãõÔúÊóßóì. æóÃóäúÊó ÇáúãõÓúÊóÚóÇäõ. æóÈößó 
ÇáúãõÓúÊóÛóÇËõ. æóáÇó Íóæúáó æóáÇó ÞõæøóÉó ÅöáÇøó ÈöÇááåö ÇáÚóáöíøö ÇáúÚóÙöíúãö)
   
  Dan ia tegak dengan apa-apa yang telah ditetapkan atasnya dari iman, nasehat 
dan dakwah. Merasa cukup dengan yang sedikit jika tidak ada yang banyak, serta 
dengan hilangnya dan menjadi ringannya beberapa keburukan, jika tidak mungkin 
baginya selain itu (yang lebih baik, pent)
   
  óãóä íóÊøóÞö Çááøóåó íóÌúÚóá áøóåõ ãóÎúÑóÌðÇ
  “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan 
keluar” [QS. At-Tholaq : 2]
   
  æóãóä íóÊóæóßøóáú Úóáóì Çááøóåö Ýóåõæó ÍóÓúÈõåõ
  “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan 
(keperluan)nya.” [QS. At-Tholaq : 3]
   
  æóãóä íóÊøóÞö Çááøóåó íóÌúÚóá áøóåõ ãöäú ÃóãúÑöåö íõÓúÑÇð
  “Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan 
baginya kemudahan dalam urusannya.” [QS. At-Tholaq : 4]
   
  Dan segala puji bagi Alloh yang dengan-Nya sempurna semua amal sholih, dan 
semoga sholawat selalu tercurah kepada Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan 
pengikutnya hingga hari kiamat.
   
  ***
   
  [Diterjemahkan dari kitab Syarh Jawami’il Akhbar karya asy-Syaikh Abdurrahman 
bin Nashir as-Sa’di, hadits ke-99, sumber : http://sahab.org. Catatan kaki oleh 
Abu SHilah]
   
  ——————————-
  Catatan Kaki :
   
  [1] Demikian lafadz hadits yang tertulis dalam file kitab Syarh Jawami’il 
Akhbar yang ada pada kami, tapi lafadz ini berbeda sedikit dengan lafadz pada 
Jami’ at-Tirmidzi (2260), yakni :
   
  íóÃúÊöí Úóáóì ÇáäøóÇÓö ÒóãóÇäñ ÇáÕøóÇÈöÑõ Ýöíåöãú Úóáóì Ïöíäöåö ßóÇáúÞóÇÈöÖö 
Úóáóì ÇáúÌóãúÑö
  “akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang bersabar pada agamanya 
diantara mereka seperti orang yang menggenggam bara api.”
  Dishohihkan al-Albani dalam Shohihul Jami’ (8002), Wallahu A’lam
   
  Sumber : 
http://tholib.wordpress.com/2007/02/09/orang-yang-menggenggam-bara-api/#more-50

 
---------------------------------
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke