Defenisi : AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH

Oleh :
Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Wuhaibi
sumber http://www.almanhaj.or.id -> Assunnah@yahoogroups.com


As-Sunnah dalam istilah mempunyai beberapa makna[1]. Dalam tulisan
ringkas 
ini tidak hendak dibahas makna-makna itu. Tetapi hendak menjelaskan
istilah 
"As-Sunnah" atau "Ahlus Sunnah" menurut petunjuk yang sesuai dengan
i'tiqad 
Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan : "..... Dari Abu Sufyan 
Ats-Tsauri ia berkata :

"Artinya : Berbuat baiklah terhadap ahlus-sunnah karena mereka itu 
ghuraba"[2]

Yang dimaksud "As-Sunnah" menurut para Imam yaitu : Thariqah (jalan
hidup) 
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dimana beliau Shallallahu 'alaihi wa 
sallam dan para shahabat berada di atasnya". Yang selamat dari syubhat
dan 
syahwat", oleh karena itu Al-Fudhail bin Iyadh mengatakan : "Ahlus
Sunnah 
itu orang yang mengetahui apa yang masuk kedalam perutnya dari (makanan)

yang halal".[3]

Karena tanpa memakan yang haram termasuk salah satu perkara sunnah yang 
besar yang pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan
para 
shahabat radhiyallahu 'anhum. Kemudian dalam pemahaman kebanyakan Ulama 
Muta'akhirin dari kalangan Ahli Hadits dan lainnya. As-Sunnah itu
ungkapan 
tentang apa yang selamat dari syubhat-syubhat dalam i'tiqad khususnya
dalam 
masalah-masalah iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
para 
Rasul-Nya, Hari Akhir, begitu juga dalam masalah-masalah Qadar dan 
Fadhailush-Shahabah (keutamaan shahabat).

Para Ulama itu menyusun beberapa kitab dalam masalah ini dan mereka 
menamakan karya-karya mereka itu sebagai "As-Sunnah". Menamakan masalah
ini 
dengan "As-Sunnah" karena pentingnya masalah ini dan orang yang
menyalahi 
dalam hal ini berada di tepi kehancuran. Adapun Sunnah yang sempurna
adalah 
thariqah yang selamat dari syubhat dan syahwat.[4]

Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Nabi shallallahu
'alaihi wa 
sallam dan sunnah shahabatnya radhiyallahu 'anhum.

Al-Imam Ibnul Jauzi mengatakan : "..... Tidak diragukan bahwa Ahli Naqli
dan 
Atsar pengikut atsar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan atsar
para 
shahabatnya, mereka itu Ahlus Sunnah".[5]

Kata "Ahlus-Sunnah" mempunyai dua makna :

Pertama.
Mengikuti sunah-sunah dan atsar-atsar yang datangnya dari Rasulullah 
shallallu 'alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum, 
menekuninya, memisahkan yang shahih dari yang cacat dan melaksanakan apa

yang diwajibkan dari perkataan dan perbuatan dalam masalah aqidah dan
ahkam.

Kedua.
Lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh sebagian
ulama 
dimana mereka menamakan kitab mereka dengan nama As-Sunnah, seperti Abu 
Ashim, Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, 
Al-Khalal dan lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah) itu i'tiqad shahih

yang ditetapkan dengan nash dan ijma'.

Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa madzhab Ahlus Sunnah itu 
kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaih
wa 
sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum. Adapun penamaan Ahlus
Sunnah 
adalah sesudah terjadinya fitnah ketika awal munculnya firqah-firqah.

Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan :"Mereka (pada mulanya) tidak pernah 
menanyakan tentang sanad. Ketika terjadi fitnah (para ulama) mengatakan
: 
Tunjukkan (nama-nama) perawimu kepada kami. Kemudian ia melihat kepada
Ahlus 
Sunnah sehingga hadits mereka diambil. Dan melihat kepada Ahlul Bi'dah
dan 
hadits mereka tidak di ambil".[6]

Al-Imam Malik rahimahullah pernah ditanya :"Siapakah Ahlus Sunnah itu ?
Ia 
menjawab : Ahlus Sunnah itu mereka yang tidak mempunyai laqab (julukan)
yang 
sudah terkenal yakni bukan Jahmi, Qadari, dan bukan pula Rafidli".[7]

Kemudian ketika Jahmiyah mempunyai kekuasaan dan negara, mereka menjadi 
sumber bencana bagi manusia, mereka mengajak untuk masuk ke aliran
Jahmiyah 
dengan anjuran dan paksaan. Mereka menggangu, menyiksa dan bahkan
membunuh 
orang yang tidak sependapat dengan mereka. Kemudian Allah Subhanahu wa 
Ta'ala menciptakan Al-Imam Ahmad bin Hanbal untuk membela Ahlus Sunnah. 
Dimana beliau bersabar atas ujian dan bencana yang ditimpakan mereka.

Beliau membantah dan patahkan hujjah-hujjah mereka, kemudian beliau
umumkan 
serta munculkan As-Sunnah dan beliau menghadang dihadapan Ahlul Bid'ah
dan 
Ahlul Kalam. Sehingga, beliau diberi gelar Imam Ahlus Sunnah.

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa istilah Ahlus Sunnah 
terkenal dikalangan Ulama Mutaqaddimin (terdahulu) dengan istilah yang 
berlawanan dengan istilah Ahlul Ahwa' wal Bida' dari kelompok Rafidlah, 
Jahmiyah, Khawarij, Murji'ah dan lain-lain. Sedangkan Ahlus Sunnah tetap

berpegang pada ushul (pokok) yang pernah diajarkan Rasulullah
shallallahu 
'alaihi wa sallam dan shahabat radhiyallahu 'anhum.

AHLUS SUNNAH WAL-JAMA'AH
Istilah yang digunakan untuk menamakan pengikut madzhab As-Salafus
Shalih 
dalam i'tiqad ialah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Banyak hadits yang 
memerintahkan untuk berjama'ah dan melarang berfirqah-firqah dan keluar
dari 
jama'ah. [8]

Para ulama berselisih tentang perintah berjama'ah ini dalam beberapa 
pendapat :[9]

[1] Jama'ah itu adalah As-Sawadul A'dzam (sekelompok manusia atau
kelompok 
terbesar-pen) dari pemeluk Islam.
[2] Para Imam Mujtahid
[3] Para Shahabat Nabi radhiyallahu 'anhum.
[4] Jama'ahnya kaum muslimin jika bersepakat atas sesuatu perkara.
[5] Jama'ah kaum muslimin jika mengangkat seorang amir.

Pendapat-pendapat di atas kembali kepada dua makna:

Pertama.
Bahwa jama'ah adalah mereka yang bersepakat mengangkat seseorang amir 
(pemimpin) menurut tuntunan syara', maka wajib melazimi jama'ah ini dan 
haram menentang jama'ah ini dan amirnya.

Kedua.
Bahwa jama'ah yang Ahlus Sunnah melakukan i'tiba' dan meninggalkan
ibtida' 
(bid'ah) adalah madzhab yang haq yang wajib diikuti dan dijalani menurut

manhajnya. Ini adalah makna penafsiran jama'ah dengan Shahabat Ahlul
Ilmi 
wal Hadits, Ijma' atau As-Sawadul A'dzam.[10]

Syaikhul Islam mengatakan : "Mereka (para ulama) menamakan Ahlul Jama'ah

karena jama'ah itu adalah ijtima' (berkumpul) dan lawannya firqah.
Meskipun 
lafadz jama'ah telah menjadi satu nama untuk orang-orang yang
berkelompok. 
Sedangkan ijma' merupakan pokok ketiga yang menjadi sandaran ilmu dan
dien. 
Dan mereka (para ulama) mengukur semua perkataan dan pebuatan manusia
zhahir 
maupun bathin yang ada hubungannya dengan dien dengan ketiga pokok ini 
(Al-Qur'an, Sunnah dan Ijma').[11]

Istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah mempunyai istilah yang sama dengan
Ahlus 
Sunnah. Dan secara umum para ulama menggunakan istilah ini sebagai 
pembanding Ahlul Ahwa' wal Bida'. Contohnya : Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhum 
mengatakan tentang tafsir firman Allah Ta'ala :

"Artinya : Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri dan 
adapula muka yang muram". [Ali-Imran : 105].

"Adapun orang-orang yang mukanya putih berseri adalah Ahlus Sunnah wal 
Jama'ah sedangkan orang-orang yang mukanya hitam muram adalah Ahlul
Ahwa' wa 
Dhalalah". [12]

Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : "Jika sampai (khabar) kepadamu tentang 
seseorang di arah timur ada pendukung sunnah dan yang lainnya di arah
barat 
maka kirimkanlah salam kepadanya dan do'akanlah mereka. Alangkah
sedikitnya 
Ahlus Sunnah wal Jama'ah".[13]

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah
firqah 
yang berada diantara firqah-firqah yang ada, seperti juga kaum muslimin 
berada di tengah-tengah milah-milah lain. Penisbatan kepadanya, penamaan

dengannya dan penggunaan nama ini menunjukan atas luasnya i'tiqad dan 
manhaj.

Nama Ahlus Sunnah merupakan perkara yang baik dan boleh serta telah 
digunakan oleh para Ulama Salaf. Diantara yang paling banyak menggunakan

istilah ini ialah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

ASY'ARIYAH, MATURIDIYAH DAN ISTILAH AHLUS SUNNAH.
Asy'ariyah dan Maturidhiyah banyak menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal 
Jama'ah ini, dan di kalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab 
salaf "Ahlus Sunnah wa Jama'ah" adalah apa yang dikatakan oleh Abul
Hasan 
Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan 
Ahlus Sunnah wal Jama'ah itu As'ariyah, Maturidiyah dan Madzhab Salaf.

Az-Zubaidi mengatakan : "Jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud

dengan mereka itu adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah".[14]

Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan :"Ketahuilah bahwa pokok semua 
aqaid Ahlus Sunnah wal Jama'ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Abul
Hasan 
Al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi". [15]

Al-Ayji mengatakan :"Adapun Al-Firqotun Najiyah yang terpilih adalah 
orang-orang yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata
tentang 
mereka : "Mereka itu adalah orang-orang yang berada di atas apa yang Aku
dan 
para shahabatku berada diatasnya". Mereka itu adalah Asy'ariyah dan
Salaf 
dari kalangan Ahli Hadits dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah".[16]

Hasan Ayyub mengatakan : "Ahlus Sunnah adalah Abu Hasan Al-Asy'ari dan
Abu 
Mansyur Al-Maturidi dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka berdua. 
Mereka berjalan di atas petunjuk Salafus Shalih dalam memahami aqaid".
[17]

Pada umumnya mereka mengatakan aqidah Asy'ariyah dan Maturidiyah
berdasarkan 
madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Disini tidak bermaksud
mempermasalahkan 
pengakuan bathil ini. Tetapi hendak menyebutkan dua kesimpulan dalam
masalah 
ini :

[1] Bahwa pemakaian istilah ini oleh pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah
dan 
orang-orang yang terpengaruh oleh mereka sedikitpun tidak dapat merubah 
hakikat kebid'ahan dan kesesatan mereka dari Manhaj Salafus Shalih dalam

banyak sebab.

[2] Bahwa penggunaan mereka terhadap istilah ini tidak menghalangi kita 
untuk menggunakan dan menamakan diri dengan istilah ini menurut syar'i
dan 
yang digunakan oleh para Ulama Salaf. Tidak ada aib dan cercaan bagi
yang 
menggunakan istilah ini. Sedangkan yang diaibkan adalah jika
bertentangan 
dengan i'tiqad dan madzhab Salafus Shalih dalam pokok (ushul) apapun.


[Disalin dari majalah As-Sunnah edisi 10/I/1415-1994 hal.29-32,
terjemahan 
dari majalah Al-Bayan No. 78 Shafar 1415H/Juli 1994 oleh Ibrahim Said].


_________
Foote Note
[1] Lihat Mawaqif Ibnu Taimiyah Minal Asy'ariyah I/3804 Oleh Syaikh
Abdur 
Rahman Al-Mahmud dan kitab Mafhum Ahlis Sunnah wal Jama'ah Inda Ahlis
Sunnah 
wal Jama'ah oleh Syaikh Nasyir Al-Aql
[2] Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i dalam "Syarhus-Sunnah" No. 49
[3] Lihat : Al-Lalika'i Syarhus Sunnah No. 51 dan Abu Nu'aim dalam
Al-Hilyah 
8:1034
[4] Kasyful Karriyyah 19-20
[5] Talbisul Iblis oleh Ibnul Jauzi hal.16 dan lihat Al-Fashlu oleh Ibnu

Hazm 2:107
[6] Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah kitab shahihnya hal.15.
[7] Al-Intiqa fi Fadlailits Tsalatsatil Aimmatil Fuqaha. hal.35 oleh
Ibnu 
Abdil Barr
[8] Lihat : Wujubu Luzuumil Jama'ah wa Dzamit Tafarruq. hal. 115-117
oleh 
Jamal bin Ahmad Badi.
[9] Al-I'tisham 2:260-265.
[10] Mauqif Ibni Taimiyah Minal Asya'irah 1:17
[11] Majmu al-Fatawa 3:175.
[12] Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i 1:72 dan Ibnu Baththah dalam
Asy-Syarah 
wal Ibanah 137. As-Suyuthi menisbahkan kepada Al-Khatib dalam tarikhnya
dan 
Ibni Abi Hatim dalam Ad-Durrul Mantsur 2:63
[13] Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i dalam Syarhus Sunnah 1:64 dan Ibnul
Jauzi 
dalam Talbisul Iblis hal.9
[14] Ittihafus Sadatil Muttaqin 2:6
[15] Ar-Raudlatul Bahiyyah oleh Abi Udibah hal.3
[16] Al-Mawaqif hal. 429].
[17] Lihat : Tabsithul Aqaidil Islamiyah, hal. 299 At-Tabshut fi Ushulid

Din, hal. 153, At-Tamhid oleh An-nasafi hal.2, Al-Farqu Bainal Firaq,
hal. 
323, I'tiqadat Firaqil Muslimin idal Musyrikin, hal. 150



[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke