Penggalan Cerita Yatim Dari Lhoong
   
  Oleh : Al Shahida
   
   
  Bocah bocah cilik tak berayah-ibu itu merasakan dinginnya dikegelapan malam. 
Kerinduan dan rasa kehilangan ayah-bunda begitu mencekam dada mereka. Kesunyian 
itu begitu melilit nyeri dibenak mereka. Takut dan bingung.
   
  Mereka, bocah bocah kecil yang rentan, terancam olah rasa  lapar dan seribu 
satu wabah kerap mengintai. Setiap saat muncul wajah wajah asing entah itu 
berwarna coklat atau bule putih bergantian, mengintai mereka. Rasa syak 
menghantui mereka.
      " Ahh siapa mereka ini, mau apa mereka ini...ihhh aku takut" membuat anak 
anak beringsut dari tempat duduknya yang berlantaikan tanah.
   
  Lia dan kakaknya, ditemukan diantara puluhan anak-anak ditenda pengungsian. 
Disuatu sore disalah satu tenda tenda berwarna biru langit ditemui oleh para 
relawan yang tengah mendata anak anak korban Tsunami. Mereka hanya berdua, ayah 
dan bunda, abang adik telah sirna tertelan oleh amuk dan amarahnya Tsunami.
   
  Lia dan kakaknya tak tahu hendak mengaduh kepada siapa, bingung hendak 
menyandarkan kepala kedada siapa. Derai airmatpun tak ada yang sudi 
mengelapnya.  Dimalam malam kelam dingin tak ada yang menyelimuti mereka - tak 
ada yang menuntun doa tidur - seringnya mereka tertidur kelelahan, terlelap 
dalam impian menakutkan oleh deru dan gemuruhnya ombak Tsunami - sukar dan 
susah menghilangkan suara ini, terus  menghantui mereka, hingga...datangnya  
kakak-kakak dari sebuah lsm menemui mereka...
   
                  ***
  

"Lia mau ikut dengan kami, disana banyak teman dan tidur rame rame ?" demikian 
para relawati mendekati  mereka untuk mendata sambil menawarkan sesuatu.
   
  Lia..pandangannya amat kosong.  Ia cuma memandang kelangit-langit tenda, atau 
wajahnya kerap diarahkan ketempat lain atau menunduk ketanah. Sukar ditangkap.  
Dengan sabar,  para ukhti itu membujuk dan meyakinkan bahwa mereka akan tinggal 
dirumah sementara bersama yatim lainnya, nanti akan disekolahin, diberi uang 
jajan, mainan, buku-buku dan baju  baru" ujarnya.
   
  Lia nampak tak yakin. Antara ekpressi duka dan ria itu menyatu diwajahnya, 
sambil menoleh ke kakaknya.
   
  "Tapi Lia tidak dibawa keluar Lhoong khan ustadzah?" Lia bertanya penuh ragu.
   
  "Tidak..ustadzah kahn orang sini. Itu di desa Monmata tempatnya, disana 
banyak teman" Sumaya meyakinkan Lia. Akhirnya kakak Lia membujuk Lia untuk 
bergabung di asrama sementara agar Lia tidak terlalu bersedih.
   
  Lia yang cantik, pemalu, lebih banyak diam. Kenangan pahit akan Tsunami sukar 
dilupakan,  Lia tidak pernah mau berbagi cerita dengan siapapun. Semua mendekam 
didadanya - ia cuma ingin menangis saja. 
   
   
  Lia kerap menyendiri, sering bermenung, mengenang duka laranya,  kalau sudah 
lelah akhirnya Lia menangis...kalau sudah begini biasanya  minta dikembalikan 
ke tenda untuk bersama kakaknya. "Ustadzah...Lia mau pulang ke tenda..uuuh" 
para pengasuhpun jadi teriris hatinya. Padahal ditendapun Lia tak betah dan 
tidak akan betah, mereka tahu. Panas disiang hari, lalu dingin dimalam hari. 
Kamarpun tak ada pula kalau hendak ganti baju. Lia bingung. Lia sedih dan tak 
tahu mau apa.
   
  Dikala hujan turun, gemuruh hujan itu membuat Lia sering merasa ketakutan. 
Namun  Lia tak tahu siapa yanga akan ia peluk. Dalam tidurnya Lia sering 
bicara. Mengigau. Terutama saat Lia rindu dengan saudara dan ayah bundanya...
   
  Hingga kini Lia tak mampu bercerita tentang Tsunami. Rumahnya di kampung 
Jantan telah rata dengan tanah, kini Lia bersama teman-teman Gampong Anak Shaleh
   
  Kini...
   
  Sejak September Lia bergabung dengan yatim lainnya, dengan teman barunya  di 
"Asrama ICR", orang di Lhoong memberi nama, Lia kerasan. Bahkan senyum itu 
telah mampu menyungging dibibirnya. 
   
  Dulu ngajinya terbata-bata kini telah bisa menghafal surat-surat Juz Amma. 
Lia sudah bisa mengaji. Juga sudah bisa membaca dan menulis dan membaca doa-doa 
pendek. "Lia pun pandai berkreasi sekarang " kata para ustadzah... Kakak-kakak 
ustadzah telah begitu sabar dan telaten menjaga Lia dan teman temannya..dan 
tentu saja  mereka sangat berterima kasih.
   
   
   
  Andi
   
  Andi sama nasibnya seperti Lia. Sebelum Tsunami Andi punya ayah dan ibu serta 
saudara. Rumahnya dipesisir dekat Blangme, kacamatan Lhoong itu telah terenggut 
dan luluh lantak oleh ombak Tsunami, rata dengan tanah. Betul-betul rata, tak 
ada yang tersisa, kecuali reruntuhan batu dan genteng. Itupun hancur semua. 
Dahsyat sekali Tsunami, pikir Andi. Semua itu tinggal kenangan belaka dan amat 
pahit.
   
  Pada saat Andi berupaya berlari menyelamatkan diri ke bukit, ia bersama bunda 
dan adiknya, mereka berhasil melarikan diri dari kejaran  ombak Tusnami.  
Mereka tengah mendaki bukit.. namun malang sekali nasib mereka. Tiba tiba pohon 
itu tumbang menimpa bunda yang tengah menggendong adiknya. Bunda tertimpa 
pohon..juga adiknya, mereka diam tak bisa bergerak. Andi melihat semua ini. Ia 
ingin menolong namun ombak Tsunami lainnya datang lagi bahkan hampir merenggut 
nyawanya. Ia tak bisa berbuat kecuali merelakannya. Andi berlari sambil 
berteriak keras dan menangis.
   
  "Maamaaaaaaaa..." hingga ia tiba di bukit, lalu ia terduduk dalam keadaan 
basah kuyup dan  baju yang penuh lumpur.
   
  Entah bagaimana, saat ombak surut Andi turun kebawah dan ternyata Allah masih 
menyisakan seorang kakak perempuan dan seorang nenek. Mereka, masih tinggal di 
tenda pengungsian. Andi bergabung dengan teman lainnya di asrama. Andi 
..seperti anak-anak lainnya ia tak tahu bagaimana mengutarakan kesedihannya 
dalam bentuk kata-kata. Ia lebih banyak diam dan pasif. Duka laranya membuat 
Andy sangat lambat dan banyak tertinggal dalam hal pelajaran. Ia sering 
melamun, tak bisa konsentrasi untuk mengikuti pelajaran dikelas.
   
  Namun sejak Andi bergabung dengan teman-temanyatim lainnya yang datang dari 
berbagai desa seperti Gapuy, Paroy, Monmata dan lainnya Andi menyadari bahwa ia 
tidak sendirian. Mereka, anak-anak korban Tsunami itu memang amat gaduh dan 
nakal dan kadang mengganggu Andi yang pendiam.Tapi lebih baik begini dari pada 
sendirian, pikir Andi.
   
  Andi sangat berterima kasih kepada kakak-kakak dari Hidayatullah seperti 
ustadz Aman, Harris, karyadi, Gholib atau ustadz Fathun...yang datang dari 
jauh, katanya dari Jawa atau Kalimantan, yang  sengaja datang untuk 
mendedikasikana diri mereka untuk menolong dan menghibur anak-anak di Aceh, dan 
mereka pilih Lhoong. 
   
  " Kami memang nakal..." ujar Andi. Tapi kami heran kenapa sih itu para ustadz 
mau mengurus kami, sedang kami tidak kenal, mereka bukan paman, saudara dan 
apapun.  Para ustadz itu koq mau makan dan tidur dengan kami, membangunkan kami 
untuk sholat subuh...padahal kami masih pingin tidur. Dingin. Ahh rajin pula 
mengajarkan doa-doa saat kami mau makan dan tidur dan mau berangkat sekolah. 
Kadang kami dihukum, kalau nakalnya kami kelewatan. Ehh kami ketemu lagi dengan 
para ustadz di TPA, diwaktu Ashar. Digaji berapa sih mereka ini dan kenapa 
mereka ko baik baik sekali?.
   
  "Ahhh..capek mikirin para ustdaz..susahnya mereka tidak bisa berbahasa Aceh"  
tapi Andi tak peduli. Sekarang Andi sudah pandai membaca Iqra walaupun bARU 
buku no 3, tapi Andi banyak teman untuk bergurau dan main puzzle kiriman dari 
teman teman di Inggris, juga main bola kiriman kakak-kakak di Jakarta..
   
   
                               ****
  Motivasi...
   
  Pada  saat kami ke Lhoong, Aceh aku tak mampu menggali cerita mereka, karena 
memang masih dalam kondisi trauma, kecuali seorang gadis cilik bernama Ria..dia 
menantang untuk bercerita pengalamannya. Namun nyaris..usai bercerita dia 
menangis.
  
    'Ria kangen Mama...uuuh' Ria menganis, akhirnya distop untuk tidak 
mengungkit luka mereka.
   
  Dari duapuluh lima halaman laporan perkembangan dan cerita, anak  aytim Aceh, 
yang saya dapatkan dari ukhti Wardah yang baru saja mudik dari Aceh - cerita 
dan perkembangan mereka membuat aku amat terharu dan membuat air mataku 
berderai.
   
  Terharu dengan dedikasi para pengasuh yang dengan ikhlas dan setianya 
mengasuh anak anak yatim atau piatu,  padahal mereka juga punya tugas entah itu 
sebagai siswa/siswi atau bekerja jadi guru tapi dengan  kesungguhan dan 
determenasi, mereka tetap  menyisihkan waktu dan mengatur shift dengan teman 
lainnya untuk tetap mengawasi dan mengurus anak-anak ini, titipan Allah swt. 
Merekapun, anak-anak Aceh itu  masih sangat rentan dari kejaran para 
trafficking.
   
  Semua ini membuat aku rindu, membuat aku cemburu.  Rindu membelai bahu dan 
rambut mereka, rindu bergurau dan bercerita, sambil selonjoran dilantai, lalu 
mereka akan berebut ingin duduk disebelah bundanya ' Bunda mau pijit...' tanya 
mereka. Aku sungguh rindu.
   
  Aku cemburu kepada para pengasuh yang telah bisa mengurus, menyediakan makan 
serta menyayang mereka langsung, kendati mereka sering diuji kesabarannya untuk 
menangani yatim-yatim yang nakal dan berebut perhatian. Semua ini telah 
memotivasiku untuk terus dan terus berjalan..walau badai terus menghadang. 
   
  Lia, Andi, Mutia, Aji dan Putra dan empatpuluhenam yatim lainnya ada dalam 
asuhan Hidayatullah dan ICR-UK yang saat ini masih tinggal dirumah sementara. 
Rencananya akan dirumahkan dalam proyek "Gampong Anak Sholeh" The Friendly 
Village" di kecamatan Lhoong, 52 km dari Banda Aceh. Insya Allah.
   
  Kepada siapakah mereka menyandarkan harapan, tanggung jawab siapakah nasib 
yatim-yatim  korban konflik dan musibah kalau bukan kita kita. Sayang dan 
cintailah mereka sebagai kita mencintai anak anak kita
   
  Longoklah mereka, laporan atau report dengan judul "Tsunami in Aceh One Year 
On... : http://www.icruk.org
   
   
   
   
  London, 6 April 2006
   



                      "A true friend is someone who knows your're a good egg 
even if your're a little cracked".

        








                
---------------------------------
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC and save big.

[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke