Impian, betapa sering kita mengimpikan sesuatu dan sering menjadi motivasi bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan tersebut. Namanya impian ada yang terwujud ada yang tidak. Lalu bagaimana Islam memberikan impian kepada pengikutnya ?
Indahnya Islam, memberikan impian dengan janji yang tak terpungkiri. Mereka yang yakin, mereka yang berseteguh akan impian pasti mereka akan mendapat. Tak peduli istilah gagal atau pun sukses. Kesuksesan pasti diraih. Itulah Islam. Dan janji kesuksesan itu sudah menjadi janji Allah. Dan Allah mustahil ingkar janji ! Hendaknya kita bisa mengambil ibroh yang besar dari mereka yang tak mengenal apa itu keterpurukan. Seorang mukmin sejati hanya mengenal indahnya janji-janji Allah bagi mereka yang gigih dalam memperjuangkan Islam. Ada sahabat yang tak merasakan arti kata sakit ketika himpitan nan berat di tubuhnya, yang ia rasakan indahnya janji Allah akan impiannya akan terwujud sehingga lidahnya tak kering dengan kata ahad, ahad, ahad ... Ada sahabat tak mengenal arti kecacatan dan arti usia tua, ketika dia 'melihat' janji Allah akan indahnya impian kesyahidan bukan isapan jempol, tak peduli kaki yang pincang, tak peduli usia yang renta. Ia kibaskan di lidahnya takbir Allahu Akbar di setiap kibasan pedangnya, tak peduli luka karena setiap lukanya memanggil jiwanya alam kesyahidan. Ada sahabat yang terpukul mentalnya, keluarganya terbantai habis dan terucap karena tak kuatnya kalimat kekufuran, tapi Allah memberikan janji yang membuatnya bangkit akan indahnya impian Islam dan Nabi memberikan motivasi bahwa ia akan membalas kekalahannya dengan bangkit bersama-sama para mukmin melawan musuh Allah meraih janji yang pasti diberikan Allah. Ada sahabat yang awalnya terpengaruh untuk tidak ikut berjihad, dan sangat mungkin ia memberikan alasan yang bohong lagi logis sebagaimana para munafiq ketika di tanya kejujurannya akan alasan mereka untuk tidak ikut menegakkan Islam. Sahabat sadar kejujuran sangat bernilai sekali di mata Allah dan ia sadar akan janji Allah akan memberikan impian atas kejujurannya. Maka ia pun berkata sejujurnya. Tak peduli dikucilkan para mukmin, tak peduli ditinggal istri dan anaknya, ia sadar janji Allah bukan impian kosong. Dalam kesadarannya dan kejujurannya ia menikmati indahnya Islam. Lalu masihkah kita tidak mau bangkit sedangkan Islam memberikan impian yang mustahil Allah ingkar janji ? wassalam Anut