Bila Hati Kita Bening
SEORANG ulama berkata: "Mustakhil seseorang bisa masuk surga di akhirat, kalau ketika di dunia ini dia tidak bisa menikmati surga dunia". Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan surga dunia, ia menjawab: "Hati yang bening ". Bahkan bagi hamba Allah yang berhati bening, pada waktu ia sakaratul maut, para malaikat memanggilnya dengan sangat indah, dan memberi perlakuan yang santun dan ramah: "Hai jiwa yang tenang (muthmainnah), kembalilah pada Tuhan Mu dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku", (QS.Surah Al Fajr : 27-30). Allah SWT berfirman : "Di hari kiamat harta dan anak-anak tidak berguna lagi. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bening ( sejahtera, bersih ) dan beriman " ( Asy-Syuara 88-89 ). Rasulullah SAW, bersabda : "Allah tidak melihat kepada rupamu dan hartamu ( gambaran lahir ) tetapi Dia melihat hati kamu dan amalan kamu" (HR.Muslim). Dalam hadis lain Nabi Akhir zaman ini menerangkan : "Yang dinamakan kekayaan, bukan hanya semata-mata banyaknya harta benda, tapi yang dinamakan kekayaan yang sejati ialah hati yang bening". Betapa sederhananya konsep hidup bahagia menurut Rasulullah SAW seperti yang disabdakannya : "Bila engkau bangun pagi, sehat badanmu, bening hatimu dan ada yang dimakan buat hari itu seolah-olah dunia ini engkau yang punya." Hati yang bening, pertanda seseorang memiliki iman yang "HAQ", iman yang sebenarnya. Ia dapat melihat Allah dengan mata hatinya dalam melihat apapun. Dengan kalimat lain, Ia segera teringat kepada Allah setiap kali memandang atau terpandang apa saja ciptaan Allah. Masya Allah, mereka yang mencapai iman haq diberi gelar oleh Allah sebagai muqarrobin yaitu orang-orang yang dirinya dekat dengan Allah. Merekalah yang kita kenal sebagai Wali Allah. Sifat istimewa yang ada pada mereka adalah seperti digambarkan Allah : " Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak pernah merasa takut dan dukacita" (Yunus : 62). Mereka ini dalam suasana apa saja, tetap tenang, lapang, lega dan bahagia. Orang yang berhati bening, merasa setiap detik dirinya selalu dalam pengawasan Allah SWT. Karena itu dalam beramal ia teramat ikhlas kapan dan dimanapun. Tidak ada bedanya ketika ditengah orang banyak atau ketika sendirian ditempat sepi. Salah satu contoh sejarah yang sering diungkap. Khalifah Umar bin Khattab RA ingin menguji sampai dimana kekokohan iman salah seorang rakyatnya. Dalam satu perjalanan incognito (menyamar), khalifah kedua ini bertemu dengan seorang pengembala yang tengah mengembalakan kambing milik tuannya. Umar bertanya : "Siapa yang punya kambing ini ?". "Milik Tuan saya. Rumah beliau jauh dibalik bukit sana", jawabnya. Pendek cerita, Umar membujuknya agar bersedia menjual seekor saja dengan memberikan berbagai alasan bila perbuatannya itu kelak diketahui oleh majikannya. "Baiklah !. Memang Tuan saya tidak melihat. Tapi Allah pasti melihatnya", kilah Budak pengembala. Si Pengembala itu memang buta huruf. Tapi hatinya tidak buta. Dia bisa pegang amanah majikannya. Ujar Imam Al Ghazali RA : " Kalau engkau menghadapi keragu-raguan, maka minta fatwalah kepada hati nuranimu karena ia tidak pernah berdusta". Imam Al Ghazali RA menulis mengenai jaminan Allah kepada orang yang berhati bening itu : "Mereka akan memperoleh rezeki harian dan keperluan hidup yang pokok tanpa melalui usaha dan ikhtiar. Allah akan mendatangkan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka". Pendapat Hujjatul Islam itu pasti berdasarkan firman Allah SWT. "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan melepaskannya dari setiap kesusahan hidup dan memberikan rezeki dari sumber yang tidak diduga-duga." ( At-Thalaq 2-3 ). .Kita teringat sejarah. Waktu Sayyidina Umar bin Khattab RA.menjadi khalifah, dia mengutus Gubernur-Gubernur untuk pergi seorang diri tanpa pengawal ke Syam, Palestina, Mesir dan Iraq. Apa alasan Umar ?. Karena Umar tahu, gubernur yang dia pilih itu, adalah orang-orang yang takwa (berhati bening) sehingga mampu menjaga amanah. Dan terbukti. Orang-orang Yahudi dan Majusi, serta Nasrani dapat menerima mereka serta mentaatinya, apalagi orang-orang Islam. Kata Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi, ulama besar Malaysia dalam bukunya Ilmu & Hikmah, " Seolah-olah Tuhan berkata : ' Cukup satu orang saja yang bertakwa akan dapat menundukkan orang-orang banyak ." Umar bin Khattab RA. saking bening hatinya, sampai-sampai, syaitan dan iblis tidak berani melewati jalan yang pernah dilalui oleh Umar apalagi berhadapan .Masya Allah. Umar juga memiliki "bashirah", pandangan bathin yang tajam. Ketika beliau sedang berkhotbah Jumat, dari atas mimbar, beliau memberikan komando : "Hai Fulan, segera ambil posisi di punggung bukit. Musuh kalian berada dibawah. Kalian akan mudah menghunjamkan anak panah kalian kepada musuh", padahal jaraknya ribuan mil. Mustakhil dapat dilihat dengan kasat mata. Pada waktu itu para jemaah Juma't merasa heran juga, dan tentunya ada yang merasa ragu-ragu akan kebenarannya. Dan mereka baru yakin semua, setelah pasukan kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan gemilang, dan si Panglima perang menjelaskan : "Memang kami mendengar suara komando Umar, walaupun kami tidak melihatnya". Adapun untuk meraih hati yang selalu bening antara lain menjaga agar rezeki yang diperoleh selalu halal baik zatnya maupun cara memperolehnya. Sebab Rasulullah SAW bersabda : "Hati itu dibina dengan apa yang dimakan". Dan Allah SWT. berfirman : "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman dengan-Nya", (Al Maidah 88). Pantaslah Abu Bakar As Siddiq mengorek kembali makanan yang telah ditelannya hingga muntah-muntah setelah dia mengetahui bahwa makanan itu sumbernya adalah syubhat. Beliau takut makanan itu akan mengeruhkan bahkan membutakan hatinya. Wallahualam agussyafii <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pengaruh Terbaik Kepribadian setiap orang selalu berbeda. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat memiliki pengaruh terhadap perkembangan terhadap pribadi individu. Demikian hal dengan saya. Setiap hari selalu bertemu dengan berbagai orang. Dirumah, dijalan, dikereta, di kantor dengan berbagai karakter dan latar belakang yang berbeda, saya selalu bertemu dengan orang-orang yang berhati mulia yang tak lepas dengan senyuman manis yang selalu menghias dibibir. Tak henti memanjatkan puji syukur atas karuniaNya dengan pengaruh terbaik dari lingkungan yang saya tumbuh dan berkembang untuk menjadi yang menghantarkan ke dalam diri untuk membuka rahasia hidup yaitu dimana tempat adalah untuk melayani. Tiada kata yang paling indah selain doa yang bisa saya panjatkan untuk bapak dan ibu. Dari pengaruhnyalah saya diajarkan dengan hidup sederhana akan mengetahui makna kekayaan sejati. menerima semua, merasakan semua, mensyukuri semua yang ada. Dengan jiwa cinta dan kasih sayangnya saya menemukan kedamaian dalam hati ditengah badai kehidupan yang serba tidak pasti. Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed]