Assalamu'alaikum,
Kenapa ya di milist ini sering di posting artikel2 yang sama ....apakah
pak/bu moderator nya nggak di saring dulu?

-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of suryati
Sent: Wednesday, August 24, 2005 10:15 AM
To: Media Dakwah; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
KlabSantri
Subject: [media-dakwah] Arti Sebuah Obrolan


Arti Sebuah Obrolan

Oleh : Ust. Musyaffa AbdurRahim, Lc.

Tersebutlah dalam buku-buku sejarah bahwa khalifah
Umar bin Abdul Aziz, yang terkenal juga sebagai
khalifah Ar-Rasyid yang kelima, telah berhasil merubah
gaya 
obrolan masyarakatnya.

Pada masa khalifah sebelumnya, obrolan masyarakat
tidak pernah keluar dari materi dan dunia, di manapun
mereka berada; di rumah, di pasar, di tempat bekerja
dan bahkan di masjid-masjid.

Dalam obrolan mereka terdengarlah
pertanyaan-pertanyaan berikut:

"Berapa rumah yang sudah engkau bangun? Kamu sudah
mempunyai istana atau belum? Budak perempuan yang ada
di rumahmu berapa? Berapa yang cantik? Hari

ini engkau untung berapa dalam berbisnis? Dan
semacamnya."

Pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz menjadi
pemimpin, dan setelah dia melakukan tajdid
(pembaharuan) dan ishlah (reformasi), dimulai dari
meng-ishlah dirinya sendiri, lalu istrinya, lalu
kerabat dekatnya dan seterusnya kepada seluruh
rakyatnya, berubahlah pola obrolan masyarakat yang
menjadi rakyatnya. 

Dalam obrolan mereka, terdengarlah pertanyaan
-pertanyaan sebagai berikut:

"Hari ini engkau sudah membaca Al Qur'an berapa juz?
Bagaimana tahajjud-mu tadi malam? Berapa hari engkau
berpuasa pada bulan ini? Dan semacamnya."

Mungkin diantara kita ada yang mempertanyakan, apa
arti sebuah obrolan? Dan bukankah obrolan semacam itu
sah-sah saja? Ia kan belum masuk kategori makruh?
Apalagi haram? Lalu, kenapa mesti diperbincangkan dan diperbandingkan?
Bukankah perbandingan semacam ini merupakan sebuah kekeliruan, kalau
memang hal itu masuk dalam kategori mubah?

Dari aspek hukum syar'i, obrolan yang terjadi pada
masa khalifah sebelum Umar bin Abdul Aziz memang masuk
kategori hal-hal yang sah-sah saja, artinya, mubah,
alias tidak ada larangan dalam syari'at.

Akan tetapi, bila hal itu kita tinjau dari sisi lain,
misalnya dari tinjauan tarbawi da'awi misalnya, maka
hal itu menujukkan bahwa telah terjadi perubahan
feeling pada masyarakat, atau bisa juga kita katakan,
telah terjadi obsesi pada ummat.

Pada masa Sahabat (Ridhwanullah 'alaihim), obsesi
orang -dengan segala tuntutannya, baik yang berupa
feeling  ataupun 'azam, bahkan 'amal  
-selalu terfokus pada bagaimana menyebar luaskan Islam
ke seluruh penjuru  negeri, dengan harga berapapun,
dan apapun, sehingga, pada masa mereka Islam telah
membentang begitu luas di atas bumi ini. Namun, pada
masa-masa menjelang khalifah Umar bin Abdul Aziz,
obsesi itu telah berubah.

Dampak dari adanya perubahan ini adalah melemahnya
semangat jihad, semangat da'wah ilallah, semangat
men-tarbiyah dan men-takwin masyarakat agar mereka

memahami Islam, menerapkannya dan menjadikannya
sebagai gaya hidup. Al Hamdulillah, Allah swt
memunculkan dari hamba-Nya ini orang yang bernama Umar
bin Abdul Aziz, yang mampu memutar kembali "gaya" dan
"pola" obrolan
masyarakatnya, sehingga, kita semua mengetahui bahwa
pada masa khalifah yang hanya memerintah 2,5 tahun
itu, Islam kembali jaya dan menjadi gaya hidup
masyarakat.

Tersebut pula dalam sejarah bahwa beberapa saat
setelah kaum muslimin menguasai Spanyol, ada seorang
utusan Barat Kristen yang memasuki negeri Islam
Isbania (Nama Spanyol saat dikuasai kaum muslimin).

Tujuan dia memasuki wilayah Islam adalah untuk
mendengar dan menyaksikan bagaimana kaum muslimin
mengobrol, ya, "hanya" untuk mengetahui bagaimana
kaum muslimin mengobrol. Sebab dari obrolan inilah dia
akan menarik kesimpulan, bagaimana obsesi kaum
muslimin saat itu.

Selagi dia berjalan-jalan untuk mendapatkan informasi
tentang gaya an kaum muslimin, tertumbuklah
pandangannya kepada seorang bocah yang sedang
menangis, maka dihampirilah bocah itu dan ditanya
kenapa dia menangis? 
Sang bocah itu menjelaskan bahwa biasanya setiap kali
dia melepaskan satu biji anak panah, maka dia bisa
mendapatkan dua burung sekaligus, namun, pada hari
itu, sekali dia melepaskan satu biji anak panah, dia
hanya mendapatkan seekor burung.

Mendengar jawaban seperti itu, sang utusan itu
mengambil kesimpulan bahwa obsesi kaum muslimin
Isbania (Spanyol) saat itu masihlah terfokus pada
jihad
fi sabilillah, buktinya, sang bocah yang masih polos
itu, bocah yang tidak bisa direkayasa itu, masih
melatih diri untuk memanah dengan baik, hal ini
menunjukkan bahwa orang tua mereka masih terobsesi
untuk berjihad fi sabilillah, sehingga terpengaruhlah
sang bocah itu tadi.

Antara obrolan orang tua dan tangis bocah yang polos
itu ada kesamaan, terutama dalam hal: keduanya
sama-sama meluncur secara polos dan tanpa rekayasa,
namun merupakan cermin yang nyata dari sebuah obsesi.

Setelah masa berlalu berabad-abad, datang lagi mata
-mata dari Barat, untuk melihat secara dekat bagaimana
kaum muslimin mengobrol, ia datangi tempat-tempat
berkumpulnya mereka, ia datangi pasar, tempat kerja, tempat-tempat umum
dan tidak terlupakan, ia datangi pula masjid.

Ternyata, ada kesamaan pada semua tempat itu dalam hal
obrolan, semuanya sedang memperbincangkan: Budak
perempuan saya yang bernama si fulanah, sudah
orangnya cantik, suara nyanyiannya merdu dan indah
sekali, rumah saya yang di tempat anu itu, betul-betul
indah memang, pemandangannya bagus, desainnya
canggih, luas dan sangat menyenangkan, dan semacamnya.

Merasa yakin bahwa gaya obrolan kaum muslimin sudah
sedemikian rupa, pulanglah sang mata-mata itu dengan
penuh semangat, dan sesampainya di negerinya, mulailah
disusun berbagai rencana untuk menaklukkan negeri 
yang sudah delapan abad di bawah kekuasaan Islam itu.
Dan kita semua mengetahui bahwa, semenjak saat itu,
sampai sekarang, negeri itu bukan lagi negeri Muslim.

Saudara-saudaraku yang dimulyakan Allah... Betapa
seringnya kita mengobrol, sadarkah kita, model manakah
gaya obrolan kita sekarang ini? 

Sadarkah kita bahwa obrolan adalah cerminan dari
obsesi kita? Sadarkah kita bahwa obrolan kita lebih
hebat pengaruhnya daripada sebuah ceramah yang telah
kita persiapkan sedemikian rupa?

Bila tidak, cobalah anda reka, pengaruh apa yang akan
terjadi bila anda adalah seorang ustadz atau da'i,
yang baru saja turun dari mimbar  
khutbah, khutbah Jum'at dengan tema: "Kezuhudan
salafush-Shalih dan pengaruhnya dalam efektifitas
da'wah".

Sehabis shalat Jum'at, anda mengobrol dengan beberapa
orang yang masih ada di situ, dalam obrolan itu, anda
dan mereka memperbincangkan. Bagaimana mobil Merci
anda yang hendak anda tukar dengan BMW dalam waktu
dekat 
ini, dan bagaimana mobil Pajero puteri anda yang
sebentar lagi akan anda  tukar dengan Land Cruiser,
dan bagaimana rumah anda yang di Pondok Indah yang
akan
segera anda rehab, yang anggarannya kira-kira
menghabiskan lima milyar rupiah dan semacamnya.

Cobalah anda menerka, pengaruh apakah yang akan
terjadi pada orang-orang yang anda ajak mengobrol itu?
Mereka akan mengikuti materi yang anda sampaikan lewat
khutbah Jum'at atau materi yang anda sampaikan lewat
obrolan?

Sekali lagi, memang obrolan semacam itu bukanlah masuk
kategori "terlarang" secara syar'i, akan tetapi, saya
hanya hendak mengajak anda memikirkan apa dampaknya
bagi da'wah ilallah.

Saudara-saudaraku yang dimulyakan Allah... Sadarkah
kita bahwa telah terjadi perubahan besar dalam gaya
obrolan kita antara era 80-an dengan 90-an dan
dengan 2000-an, obrolan yang terjadi saat kita bertemu
dengan saudara seaqidah kita, obrolan yang terjadi
antar sesama aktifis Rohis di kampus dan sekolah
masing-masing kita.

Saat itu, obrolan kita tidak pernah keluar dari
da'wah, da'wah, tarbiyah dan tarbiyah, namun sekarang?

Silahkan masing-masing kita menjawabnya, lalu kaitkan
antara gegap gempita da'wah dan tarbiyah saat itu
dengan seringnya kita mendengar adanya  dha'fun
tarbawi di sana sini.




Yathie 
(hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita kembali
kepada niat yang baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik
pula.....Amien)

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]




Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim
email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links



 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke