Hehehe... Bung Asnawin kemakan iklan ya? "...bagi orang yang tak mampu ke
Malaysia..." dan di balik kepala mungkin tertanam suatu hari mungkin kalau ada
uang bisa juga buktikan apa betul yang dipromosikan Kompas tempo hari itu ya?
Memang garing kok ke Malaysia. Tahuh lalu saya juga rasakan sinis
Opsi Keempat: ganti nama aja lagi...
Kalau boleh milih, saya pilih opsi kedua, swastanisasi saja biar manajemennya
bisa profesional. Semua orang hari gini sudah mikir bagaimana bertarung secara
global, eh IPDN malah keenakan duduk di ketiak Ibu Pertiwi, disuapin sendok
APBN (gedung, guru, dll)
Bung, yang namanya clurit versus bedil itu dalam kasus ini adalah kasat mata.
1. Kalau bukan daerah operasi militer, tak boleh tentara sembarang ledakkan
bedilnya. Etika menembak tentara tidak sama dengan polisi, Bung.
2. Clurit dibawa (katanya) saat penduduk yang sedang bekerja babat rumput unt
Pernyataan Dankomar ini defensif, tapi bisa dimaklumi dalam tahap tertentu.
Analisis hukum agraria sudah dibahas komprehensif di Kompas oleh R Herlambang
yang meneliti politik militer dalam perampasan tanah rakyat (2004). Kutipan
yang menarik:
'...sehingga banyak ditemui klaim kepemilikan milite
Kalau untuk alasan keamanan, bolehlah di BPN alokasi tanah militer tidak
dipublikasikan ke umum (atau bahkan tak bisa di-zoom in oleh Google Maps).
Tapi kalau untuk alasan 'bisnis militer', jangan dong rakyat yang sengsara.
Yang pasti ada 2 masalah yang harus disortir dan dituntaskan hingga ke ak
1. Siapa Ruhut itu? (pernah miskin gak dia?)
2. Kalau 'dikompori' etnis lain, nanti etnis itu bukannya malah marah di tempat
lain lalu rusuh di mana-mana, kemudian isu permasalahan tidak lagi di masalah
utama "RAKYAT MATI TERTEMBAK MARINIR"
3. Ini standar divide et impera, bukan?
Apapun alasanny
Hehehe demen nih ama statement Pak Budi...
Memang ada asap ada api 'kan? Kalau boleh sedikit berteori (caela!) Karl Marx
(saya bukan Marxist, tapi lebih ke paham institutionalist) bilang kalo tradisi
institustional membentuk kapitalisme sebagai 'a historically bounded social
system'. Berakar da
Kalau cuma cari visum dokter, wah kok kayak tebang pucuk pohon. Wong sudah
kejadian! Udah ada yang mati. Siapa yang salah, jelas dong yang nembak, mau
nyasar juga tetap salah.
Mbok ya cari akarnya... jelas-jelas kemarin di Metro TV Yudi Krisnandi (Komisi
I DPR RI) sepulang dari Pasuruan bilan
Ingin berbagi pengalaman satu kali terbang naik AirAsia dari KL ke Surabaya.
Mulai dari check-in counter di Kuala Lumpur hingga landing di Surabaya, para
TKI yang mengisi hampir 90% pesawat Boeing 747 itu mengalami 'pelecehan'
non-fisik.
1. Di check-in counter: bayangkan tiket pesawat (one trip)
Bung, terima kasih Anda 'mengkritisi' masyarakat Buyat dan rumor merkuri tanpa
ada pretensi. Sayangnya, Anda hanya mengutip berita-berita di koran tentang
penelitian itu, tanpa pernah membaca dokumen penelitian itu hingga titik
komanya. Kesalahan umum yang selalu membuat saya takjub. Kok bisa y
Bung, sadarkah kalau Anda mengetik tanpa melihat langsung ke Freeport atau
Newmont (tapi hanya membaca penelitian, mungkin cuma dari internet bukan
dokumen aseli penelitian tersebut)? Bacakah titik koma hingga tuntas? Sadarkah
kalau email Anda yang mengumbar penelitian dari seluruh dunia itu han
Kepala Dinas Permuseuman dan Kebudayaan DKI Jakarta Aurora Tambunan di Suara
Pembaruan 16 Mei 2007 [menambahkan] '... anggaran untuk menyiapkan tempat dan
pemindahan bendera pusaka mencapai Rp 2,1 milyar dari APBD... khusus untuk
prosesi pemindahan dan persiapan untuk para pendukung acara [meli
Teman-teman,
Terkadang saya heran ada orang Indonesia yang membela korporasi global yang
mengeruk bumi Indonesia dan segala yang terkandung di atas hingga dalam laut.
Padahal hanya nol koma nol nol nol sekian persen profitnya yang dikembalikan
untuk membangun lingkungan sekitar. Maaf, saya buka
13 matches
Mail list logo