Hallo Bung Martin,
Memangnya FPI ini arus ya? Arus apa sih?
Salam,
Wedekabe
imcw <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
salam Martin Widjaja,
pengalaman membuktikan, siapapun yang berani melawan arus maka umurnya
tidak akan panjang...dia akan digeser dan digencet sekecil
kecilnya...mudah
mudian berkembang menjadi fisik.
On 9/25/07, Wielsma Baramuli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Asal malontok jo! Alias ASBUN aja!
Dari mana anda (sang pengamat sosial) dapat ide bahwa KUK sama dengan FPI,
apalagi gank HD? Apapula itu GDP yang main neyelonong menuntut KUK
Mungkin perlu lebih cerdas mensikapi masalah ini. Kalau toh sentimen keagamaan
lebih dominan dalam masalah ini, mestinya bisa dikaji apakah sentimen agama
ekspresinya melulu demikian? Apakah menjadi seorang beragama harus dibuktikan
dengan sikap menolak yang lain tanpa reserve, atau sebaliknya m
Asal malontok jo! Alias ASBUN aja!
Dari mana anda (sang pengamat sosial) dapat ide bahwa KUK sama dengan FPI,
apalagi gank HD? Apapula itu GDP yang main neyelonong menuntut KUK dibubarkan?
Mau menghidupkan dan melestarikan otoritarianisme ya? Nuntut sih nuntut, tapi
ya, mbok dipikir yang masuk
Yang lebih ngawur itu adalah pemerintah sebagai pelaku negara. Mosok dibiarkan
tindakan-tindakan liar seperti trus terjadi. Ini model hukum rimba yang hanya
boleh terjadi dalam sebuah komunitas tanpa negara. Dalam konteks negara,
perilaku seperti ini dapat dikategorikan sebagai "makar".
S
Fenomena kekerasan atas nama agama, telah menjadi bagian dari agama itu
sendiri. Maksudnya, kekerasan atas nama agama itu terjadi bukan hanya karena
ulah individu atau kumpulan individu semata (sebagaimana anggapan umum selama
ini), melainkan (dan ini yang diabaikan selama ini) karena dalam diri
Maaf, ikut nimbrung nih!
Saudara Arfi berarti setuju bahwa karena manusia hanya punya satu nenek
moyang (Adam dan Hawa/versi agama-agama semit) berarti manusia yang ada
sekarang ini adalah hasil insest? Bukankah agama-agama ini melarang insest?
Gimana dong?
Salam,
Wedekabe
RM Danardo
Dear all,
Apakah ciri sebuah kota atau kota metropolitan harus selalu identik dengan
ketidakmanusiawian. Apakah kota atau kota metropolitan apalagi megapolitan
harus idatur dengan cara-cara menyangkali kenyataan rakyat penghuni kota itu?
Mungkinkah kita membangun kota dengan tidak menyangkali k
He...he..he... Lucu abis! Memang BIN ada di mana-mana, termasuk di ARAB!
Salam,
Wedekabe
Kartono Mohamad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
FYI. Orang yang sering mengirim posting ke milis atas nama Indonebia
ternyata anggota BIN.
Ketahuan dari ID-Cardnya. Nama di KTP-nya ditulis: Ha
Setuju dengan anda Dharma! Kecuali bahwa hanya Israel yang diberkati Tuhan.
Dengan perbandingan yang anda kemukakan antara Israel dengan Arab, maka pada
hakikatnya cara berpikir anda sama dengan Wahid, yang anda kritik!
Salam,
Wedekabe
Budi Dharma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kal
Thanks infonya, tapi gak bisa dibuka dan (apalagi) diprint tuh? Gimana ya?
Salam,
Wedekabe
jam gadang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Teman - teman kalau mau dapatkan file soft copy perda yang pernah
saya sampaikan bisa di akses di
http://www.infid.org
klik bank data
klik
Benar apa yang disinyalir saudara Ambon, bahwa kekerasan berakar pada agama itu
sendiri. Ada yang kurang dijelaskan selama ini dalam masalah agama dan
kekerasan, yaitu bahwa agama (institusi: doktrin, hukum, lembaga, dll) terdapat
nilai kekerasan. Hal ini kurang dijelaskan, karena pandangan dasa
Salah satu jalan untuk menolong agama menjadi agama pada dirinya (sesuai
hakikatnya) adalah dengan memikirkan dan memahami agama secara lebih realistik.
Pemikiran Abu Zayd yang memicu kontroversi ini adalah tawaran yang brilian
untuk memahami agama secara realistik. Pendapat beliau berlaku bagi
Saudara Lisman,
Jika anda serius dengan konsep nation, maka anda seharusnya menolak konsep
minoritas dan mayoritas dan tidak perlu kecut. Ini Indonesia bung!
Salam,
wedekabe
Lisman Manurung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Harold Laski menubuatkan bahwa ikatan dalam konteks
nation
He..he..he. jika dulu sekolah-sekolah berbasis agama yang jadi biang keladi
ortodoxi agama, sekarang tugas itu diambil over oleh sekolah-sekolah umum!
Terbuka keempatan besar untuk memasuki abad kegelapan babak II.
wedekabe
manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ms. Cruush benar, da
"Maka sebagai non MUSLIM, saya mewakili yg lain, memohon pada
MUSLIM/ISLAM yg sejati, pada anda-anda sekalian, big brothers and big
sisters (karena kalian lebih besar jumlahnya), berilah kami jaminan
KESELAMATAN itu, sementara kami menghadapi ancaman atau himpitan di
negara NKRI ini"
Hai
Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini kalau setiap kelompok boleh
menggunakan kekuatannya untuk menghakimi orang lain. Hare gini... masih
berperilaku jahiliah, pake prinsip hukum rimba, yang bener aja!
~YOGHA <[EMAIL PROTECTED]> wrote: FPI Paksa STT Setia Ditutup
*Harian Komenta
Sampai kapan kita membohongi diri sendiri dengan cara-cara seperti ini? Apakah
memang harus diterima kenyataan bahwa begitulah seharusnya kekuasaan
ditegakkan! Apakah tidak bisa kekuasaan itu dibangun di atas nilai-nilai
kejujuran dan kebenaran? Apakah bangsa ini akan terus menjadi bangsa yang
Ini baru Indonesia namanya! Kita boleh beda agama, etnis, daerah, aliran
politik, dll. Namun kita adalah orang sebangsa. Meskipun matahari terbenam di
barat, kita berharap dari disini (Aceh) muncul kembali semangat yang
menghidupkan makna kebangsaan Indonesia.
Selamat berkonnas PGI, selama
Penyebab terjadinya konflik dan lestarinya konflik di Indonesia karena di
Indonesia banyak di huni orang-orang seperti Wido, yang suka menghalalkan
segala cara, bahkan suka menggadaikan kebenaran demi membela kepentingan
kelompok. Thanks Budiman untuk responsnya.
BUD'S <[EMAIL PROTECTED]> wrote
Aneh orang-orang ini! Waktu para pelaku teror (pembunuhan dan horor) di
Poso dan Palu merebak, selalu dikatakan bahwa kejadian-kejadian ini tidak
terkait dengan komunitas agama tertentu, ini murni kriminal dan bukan karena
sentimen agama. Agama tidak pernah mengajarkan atau merestui tindakan
Yang Maha Kuasa (Ilahi) tidak terdefenisikan oleh manusia. Penamaan diri Ilahi
adalah tindakan simbolik manusia sebagai konsekwensi keterbatasan manusia
memahami yang tidak terbatasi itu (Ilahi).
Itulah sebabnya nama Ilahi bermacam-macam sesuai dengan konteks sosial-budaya
dan bahasa masy
TUHAN MEMBERKATI SEMUA ORANG YANG MENCINTAI KEHIDUPAN DAN SELALU MEMANUSIAKAN
SESAMANYA DALAM RENTANG WAKTU YANG TERUS BERJALAN TANPA AKHIR.
SELAMAT HARI NATAL 2006 dan TAHUN BARU 2007
Salam kasih dari kami sekeluarga,
Wielsma, Linda, dan Wisely Baramuli
___
23 matches
Mail list logo