http://www.suarapembaruan.com/News/2007/06/15/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY Abu Dujana Mengaku Teroris Kapolri Minta Masyarakat Tak Persoalkan Prosedur Penangkapan Dalam suratnya, Dujana berpesan agar istri dan anaknya tetap tabah dan terus semangat menjalani hidup. [JAKARTA] Abu Dujana yang memiliki tujuh nama samaran, antara lain Yusron Mahmudi melalui secarik surat wasiat yang ditulisnya serta ditujukan kepada istri dan anaknya mengaku ter- libat serangkaian aksi teror. Bapak empat anak menulis pesan khusus yang ditulisnya sendiri pada Sabtu (9/6) lalu, sebelum dia diringkus oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Dalam suratnya, Dujana ber-pesan agar istri dan anaknya tetap tabah dan terus semangat menjalani hidup. Tersangka diyakini oleh otoritas keamanan berada di balik serangkaian pengeboman di Tanah Air. "Sejumlah dokumen, termasuk surat-surat penting itu telah diamankan petugas saat menggeledah rumah Abu Dujana di Desa Kebarongan Banyumas. Namun untuk lebih lengkap sejauh mana hasil pemeriksaan kasus tersebut maka silakan mengutip dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim siang ini (Jumat 15/6) atau setelah salat Jumat," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Sisno Adiwinoto dalam percakapan dengan SP, di Jakarta. Mengenai pemeriksaan berikutnya, lanjut Sisno, Abu Dujana serta sejumlah pengikutnya yang ditangkap baru-baru ini akan dibawa ke Jakarta untuk menjalani interogasi lanjutan terkait sepak terjang jaringan teroris yang dipimpinanya, Juru bicara Mabes Polri itu menjelaskan, tersangka masih dalam pemeriksaan. Sebab, undang-undang memberikan kewenangan kepada penyidik untuk melakukan pemeriksaan selama tujuh kali 24 jam. Hasil pemeriksaan kelompok teroris yang ditangkap di wilayah Jawa Tengah itu menunjukkan peningkatan karena polisi juga menemukan bukti berupa dokumen yang diharapkan dapat mendukung pengembangan penyelidikan. Penggeledahan Sementara di Banyumas, pada Kamis (14/6) siang, 15 anggota Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri, dipimpin AKBP Wahyu Widodo dari Detasemen Gegana Mabes Polri dan Kompol Firman Nonya SIK dari Satgas Bom Mabes Polri, menggeledah rumah milik Yusron Mahmudi alias Abu Dujana, di Dusun Gajah Barong, Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Penggeledahan berlangsung dua jam, dari pukul 14.30 hingga 16.30 WIB. Sebelum menggeledah, Wahyu meminta izin kepada warga sekitar yang diwakili Kepala Dusun Gajah Barong, Muchdirin. Setelah diizinkan, barulah tim Puslabfor menyisir halaman dan bagian dalam rumah. Tim menemukan sejumlah barang, seperti beberapa berkas dokumen yang diduga ada kaitannya dengan aksi teroris, yang selanjutnya disita. Dari Yogyakarta dilaporkan, polisi terus memburu anggota jaringan teroris kelompok Sleman dan Banyumas. Dikabarkan, Densus 88 menangkap seorang tersangka lagi di Dusun Cangkring, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta. Namun sejauh ini belum bisa diperoleh keterangan mengenai identitas tersangka tersebut. Prosedur Penangkapan Secara terpisah, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto meminta media massa dan masyarakat tidak memedulikan protes dari sekelompok orang yang mempermasalahkan prosedur penangkapan tersangka teroris. Dalam melaksanakan tugasnya, polisi selalu berusaha menjaga dan melindungi masyarakat. "Yang gitu-gitu, tolonglah jangan dihiraukan," ucap Kapolri kepada wartawan, seusai mengikuti penutupan pendidikan Perwira Siswa Dikreg 44 dan Sespati Angkatan XII tahun 2007, di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri, Lembang, Jawa Barat, Kamis (14/6). Dia berharap masyarakat dan media massa tidak mengikuti kehendak dari kelompok-kelompok tersebut. "Ini suatu ancaman yang berbahaya untuk keselamatan umat manusia," ujarnya. Orang nomor satu di kepolisian itu berkomentar menanggapi protes sejumlah aktivis di Solo yang mempermasalahkan prosedur penangkapan Yusron alias Abu Dujana dan beberapa orang lainnya yang diduga terlibat aksi teror di Indonesia. Dia menjelaskan, sampai saat ini Polri sudah menahan sedikitnya delapan orang yang diduga terlibat dalam perencanaan berbagai aski teror di negeri ini. Tujuh orang di antaranya, tutur Kapolri, merupakan bagian dari jaringan yang melibatkan Noordin M. Top. "Masing-masing memiliki peran," ujarnya. Terkait dengan sudah tertangkapnya Abu Dujana, yang diduga berperan dalam berbagai teror bom di Indonesia, dia tidak berani menjamin tidak akan ada teror bom lagi. "Wah, kalau saya memberikan jaminan, saya takabur nanti," ucapnya. Juru Bicara Polri Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto menambahkan, penyidik kepolisian masih memerlukan Abu untuk pengembangan di lapangan. Ketika ditanya apakah wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya dijadikan basis dari kegiatan terorisme, menurut dia, teroris tidak mengenal wilayah dalam membentuk jaraingannya. "Nasional, regional, internasional, dia ada jaringan," tegasnya. [G-5/WMO/152/153] Last modified: 15/6/07