Apabila kita membenci seseorang, karena patah hati, pada umumnya ini 
timbul, karena tidak terwujudkannya rasa kasih sayang. Hal ini 
membuat kita jadi kecewa dan berbalik membencinya. Oleh sebab itu 
antara benci dan rasa kasih itu bedanya hanya satu strip saja 
seperti juga angka sepuluh dan nol. Aneh tapi nyata, semakin besar 
cinta kita padanya, maka semakin besar pula rasa bencinya. Jadi 
tidaklah heran kalau orang mendendangkan lagu „Benci tapi rindu".

Rasa benci itu pada umumnya timbul dengan seketika dan juga bisa 
hilang dengan seketika pula. Yang menentukan semuanya ini adalah 
otak dan pikiran kita sendiri. Kita membenci seseorang sebenarnya 
hanya karena adanya perbedaan dari sudut segi pandang saja. 

Mungkin dari sudut segi pandang anda, orang tersebut bersalah 
sehingga seharusnya ia minta maaf, tetapi karena ia tidak mau 
melakukan itu maka  timbulah rasa benci. Walaupun demikian jawablah 
dengan jujur apakah pandangan anda itu sesuai dengan pandangan orang 
tersebut belum tentu ? 

Apabila kita membenci seseorang kita berusaha mencari pembenaran 
maupun dukungan. Hal inilah yang mendorong kita untuk mulai 
menceritakan segala kesalahan-kesalahan maupun keburukan dari lawan 
kita. Tindakan ini sebenarnya sama seperti juga api mencari minyak 
bukannya air peredam, sebab dimana kita mendapatkan dukungan maka 
api bencinya akan bertambah besar pula berkobarnya.

Rasa benci pada umumnya akan pudar, apabila orang yang kita benci 
mau mengakui kesalahannya dan juga mau minta maaf, hanya sayangnya 
orang yang kita benci itu tidak mengetahui atau lebih tepatnya tidak 
menyadari dimana letak kesalahannya, sehingga ia cuek saja. Ia tidak 
tahu dan tidak dapat merasakan betapa sakitnya hati kita karena 
ulahnya tersebut.  

Oleh sebab itu rasa benci akan bisa berkurang ataupun hilang, 
apabila orang yang kita benci sudah dibales, entah ia itu ditabrak 
oleh bis kota sampai hancur luluh jadi bubur atau dipanggang jadi 
sate sampai gosong.

Sering pula terjadi dimana rasa benci tersebut akan hilang dengan 
sendirinya, sama seperti juga botol Coca Cola, pada saat pertama 
kali dibuka botol tersebut akan menyemburkan gas, tetapi setelah 
beberapa saat ia akan menghilang dengan sendirinya, begitu juga 
dengan rasa benci. Faktor waktu bisa menghilangkan rasa benci 
tersebut.

Rasa benci bisa membuat orang jadi stress bahkan sakit, oleh sebab 
itu jalan satu2nya usahakanlah untuk merubah rasa benci tersebut. 
Hal ini tidak akan bisa dilakukan oleh orang lain melainkan harus 
dilakukan oleh diri kita sendiri. Apabila anda sungguh-sungguh ingin 
menghilangkan rasa benci tersebut pasti bisa ! Hanya tinggal merubah 
pola pikir anda saja dari negatif menjadi positif.

Mang Ucup 
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.net


Reply via email to