PRESIDEN YAIYO Bertemu Rakyat

Mengajak Damai dan Tersenyum Ramai Ramai







JAKARTA, YAIYO – Harapan masih ada, ucap lantang Presiden YAIYO
dihadapan masyarakatnya. Masih akan ada (Harapan), tegas Presiden YAIYO,
yang mendapatkan sambutan riuh dari masyarakat yang memenuhi lapangan
alun-alun ibukota, Jakatta, kemarin siang.




Permintaan sang Presiden, agar semua elemen masyarakat tetap semangat,
terus berjuang tapi tetap santai. Janganlah saling membenci, jangan
saling menjatuhkan, janganlah memelihara permusuhan. Semua masalah, ucap
Presiden, adalah milik semua. Bukan hanya milik golongan, keluarga,
kalangan tertentu saja. Maka, lanjutnya, semua pihak tanpa terkecuali
harus saling bantu membantu,melepaskan diri dari masalah tersebut.

Presiden meminta jajaran para pembantunya, para menteri kabinet YAIYO,
untuk hati-hati jangan sampai mereka terlena di laut tangis rakyat.
Hati-hati jangan mereka haha hihi di laut keringat rakyat. Pesan
Presiden dengan tegas, sambil mengepalkan tangan Presiden berucap
lantang, "Awas awaslah di gunung kesabaran rakyat". Para menteri
hendaknya, mawas dirilah di gunung kesabaran rakyat!

Sementara itu, ternyata sang Presiden juga adalah pelukis. Iapun tak
ragu menjual lukisan-lukisan potret dari berbagai kalangan, dan dari
situ dengan jujur dan tegas Presiden menyatakan,"Bagi mereka yang
membeli lukisan saya memang karena suka, sungkan, nggak tega maupun
terpaksa, terima kasih sebesar-besarnya. Merekalah produser eksekutif
album rekaman saya ini."

Seorang Presiden, ketika masih aktif, menghasilkan album rekaman? Betul
sekali, ini album rekaman musik. Musiknya campur sari, gado-gado, diulek
jadi satu ditaburi berbagai bumbu yang kemudian diguyurkan sedikit air
di atasnya….

Mungkinkah seorang Presiden menghasilkan sebuah album rekaman? Sang
penata musik mengungkapkan, ia seolah seperti lahir kembali menjadi
seorang menteri. Ia merasa begitu terhormat ketika diberi tanggung jawab
mengatur dan "mengelola" musik untuk Presidennya. Dan ia kemudian memang
diberi wewenang penuh oleh sang Presiden.

Dengan wewenang resmi di tangan, sang pengatur musik dengan sigap dan
segera, melarang sang Presiden campur tangan urusan musik. Diapun
melarang keras sang Presiden melanjutkan kesenangannya memainkan
pelbagai alat musik. Cukup bermain trumpet selain bernyanyi, tegas si
musisi. Dan sang Presiden pun mengatakan,"Dia (si musisi pengatur musik
itu) adalah satu dari hanya segelintir orang yang tidak bisa, tidak
sanggup saya marahi…"

Malah si penata musik melangkah lebih jauh, iapun dengan tegas melarang
sang Presiden melakukan rekaman ulang suaranya. Kabarnya, sang musisi
mengaku puas dengan isian vocal yang sebenarnya "guide" vokal dari sang
Presiden. Menurut sumber yang layak dipercaya, sang Presiden mengikuti
begitu saja perintah sang musisi yang amat sangat dipercayainya itu.




Negara Kesatuan Republik YAIYO




Itulah sekelumit kisah dari Negara Kesatuan Republik YAIYO. Negara
tetangga kita. Tapi kenapa ini malah menjadi seperti mata acara di salah
satu stasiun televisi swasta? Yang pasti, yang tidak boleh melakukan
take vokal lagi, untuk mencoba menyanyi dengan "benar" itu adalah sang
"Presiden" yaitu Sujiwo Tejo. Mantan wartawan, dalang "kontemporer",
rambut ikal panjang, sutradara pertunjukkan teater, penulis, berbadan
tidak terlalu kurus, pemusik multi instrumentalis, aktor, pencipta lagu,
tertawa keras ngakaknya khas….dan lalu, siapa yang tidak kenal?

Sementara sang musisi bernama Bintang Indrianto. Bassis sejak era trend
musik jazz/fusion tahun 1980-an, bergabung dengan banyak grup-grup
ternama, sempat menjadi session-player laris untuk show dan rekaman.
Kini makin tegas dan jelas, menjadi bassis sekaligus produser musik jazz
dengan hasil garapan yang kian diperhatikan khalayak ramai.

Ini adalah cerita seputar garapan album gres dari Sujiwo Tejo, yang
bertajuk, YAIYO, album keempatnya. Dan kali ini memang banyak
perbedaannya dibanding tiga album sebelumnya. Ia menyanyi bahasa
Indonesia sepenuhnya kali ini. Ia tidak lagi mengurusi hingga sektor
aransemen. Dan iapun berjuang, berjalan sendirian. Pilihannyapun,
bergerilya penuh semangat. Antara lain kelihatan jelas, ia menjual album
keempatnya dalam format compact disc ini dari mulut ke mulut, teman ke
teman, kerabat ke kerabat.

Dijual dengan bandrol relatif murah, di bawah harga yang umum untuk
sebuah produk album musik lokal versi compact disc. Niatnya, biar supaya
lebih banyak masyarakat dapat menerima, menikmati dan terhibur oleh
album keempatnya ini. Sebuah langkah jelas yang jadi pembuktian ampuh,
bahwasanya musik dalam albumnya kali ini memang mengajak rakyat semua
bersama-sama menghibur diri. Bukankah menghibur diri juga adalah hak
setiap rakyat?




YAIYO Anak-Anak dan YAIYO Kritik Sosial




Menyoal kemasan musiknya, yang digarap seksama oleh Bintang Indrianto,
memang beragam unsur-unsur musik dapat terasakan bunyi-bunyiannya. Aneka
macam musik dicampur jadi satu, diblend dalam waktu cukup, dan lantas
siap dihidangkan! Pada banyak lagu, ada pola melodi dolanan anak-anak,
diambil dari berbagai macam etnis, yang menjadi dasar lagu. Tak heran,
kalau saja ingatan kita masih baik, kemungkinan telinga kita akan
langsung cepat menjadi akrab.

Dolanan anak-anak menjadi fondasi dasar untuk bangunan kritik sosial
yang bertebaran di semua lagu karya Sujiwo Tejo kali ini. Menurut sang
Presiden eh Sujiwo Tejo, ia melihat sekeliling, lagu-lagu kritik sosial
belakangan tak lagi terdengar. Tapi, lanjutnya, bukan lantas kritik
harus pedas, menyerang dan mengoyak-oyak. Bukan lagi jamannya saling
serang menyerang berapi-api, sudah tidak masanya lagi menyuburkan
permusuhan!

Kritik sambil tetap santai, penuh canda, rasanya jauh lebih nikmat.
Tidak perlu menampar tapi lebih bijaksana menggelitik saja. Jadi semua
pihak bisa tersenyum. Kalau senyum terus disunggingkan, maka kedamaian
akan lebih terasa. Damai yok Damai, tersenyumlah ramai ramai….Itulah
ajakan Sujiwo Tejo. Bintang menimpali, kritik tapi dengan swing dan
blues jadi bakalan tetap sejuk dan nyaman deh….

Kali ini Sujiwo Tejo dikawal oleh Bintang Indrianto berikut para "Kepala
Staf Musisi"nya. Seperti Taufan Irianto Makasar, "Kepala Staf" drums.
Ada lagi Imam Garmansyah Bandung, "Kepala Staf" keyboard. Kemudian masih
ada "Kepala Staf" perkusi kendang dan saksofon. Dan 10 repertoar baru
Sujiwo Tejo mengisi album keempatnya, yang sebagian besar telah
disiapkan untuk dihidangkan kepada para penonton malam minggu, 4 Agustus
kemarin.

Oh ya, malam kemarin itu adalah konser akrab "Sang Presiden YAIYO" di
ibukota. Setelah menggaet sukses dalam kesempatan konser di Surabaya
lalu Solo dan Malang, lengkap dengan cerita "bonus" berhasil menjual
1000 keping compact disc dalam kurun waktu seminggu saja! Maka kini
giliran ibukota Jakarta nan metropolitan yang disinggahi, bukan untuk
melakukan "sekedar" temu wicara apalagi menggelar acara kelompencapir,
tapi untuk mengajak publik ramai ramai bersukacita bareng, sama sama
menghibur diri.

Konser Akrab Presiden Yaiyo ini terselenggara atas kerjasama Semarmesem
dengan Toba Dream Family Café, dengan didukung Indiejazz. Tak lupa
berkat dukungan dari Otomotion 97,5FM, C n J 99,9 FM dan Pro2 FM 105.
Dan turut "bergabung", "panglima" tamu yang tak kalah sohor namanya,
Viky Sianipar.

Dan bagaimana kejadian sesungguhnya dari konser Saturday Night itu? Yang
pasti, Sujiwo Tejo berkostum putih-putih asyik bergoyang, berjoget,
melompat dan tetap tertawa lebar. Aktif mengajak penontonnya terus
sukacita, ikut bergoyang. Penonton menimpalinya dengan keplok-keplok
tangan berirama mengikuti lagu, atau juga tertawa ramai menyambut
guyonan dan sentilan Tejo.

Tejo lantas berganti kostum sarung hijau, lalu sempat bertelanjang dada.
Sujiwo Tejo sempat-sempatnya pula memanggil Emha Ainun Najib untuk
didaulat membawakan puisi, dan dijawab Emha nggak siap nanti saja. Emha
malah digiring Tejo "berdakwah" segala. Lalu juga Jenderal Wiranto yang
purnawirawan digaetnya naik pentas, biasalah berpidato sejenak dan
bilang tidak sedang berkampanye, lalu mengalunlah lagu `Tuhan'nya Bimbo
oleh beliau. Para musisi mengiringi sangat jazzy dan "usil", jenderalpun
menebar senyum.

Di deretan penonton masih ada Sukardi Rinangkit dari Soegeng Sarjadi
Syndicates, ada wakil-wakil dari petinggi Negara ini, ada beberapa artis
seperti Sita RSD hingga Inggrid Wijanarko dan Sumita Tobing. Lalu tentu
saja terselip puluhan fans "fanatik" Sujiwo Tejo, ada yang datang dari
Bogor, Bekasi bahkan Tangerang dan Serang!

Sang "Presiden YAIYO" tak sanggup berkata-kata lagi hanya bisa kembali
menebarkan senyum lebar dan tertawa ngakak khasnya. "Panglima" Bintang
Indrianto juga hanya melempar senyum, begitupun halnya dengan para
"kepala staf musisi" lainnya. "Panglima tamu" Viky Sianipar, notabene
dia juga adalah sekaligus pemilik tempat pertunjukkan tersebut, dengan
baju "pinjaman" dari sang "Presiden YAIYO" juga hanya dapat tertawa dan
sibuk menyambut uluran ucapan selamat para penonton.

Sayangnya, acara sukses begini ternyata luput dari perhatian teman-teman
wartawan, baik itu dari kalangan media cetak maupun media elektronik.
Kemungkinan dikategorikan sebuah acara biasa yang dianggap tidak penting
untuk disaksikan. Sangat biasalah, untuk jenis musik-musik "pinggiran"
atawa musik segmented, sebuah pola pandang yang selalu dipelihara terus
jaman ke jaman. Tema sentral penampilan Sang PRESIDEN dengan musik jazz,
agaknya bukanlah sesuatu yang menarik. Apalagi hanya seorang "PRESIDEN
YAIYO" yang nge-jazz, nge-blues, nge-progressive....

So, what's next, Mr. President? Well, anjing menggonggong kafilah jalan
terus, malah ngebut....Di depan mata, menurut juru bicara kepresidenan
Yaiyo, ada jadwal menyinggahi lagi beberapa kota bahkan tengah digodok
kemungkinan Presiden YAIYO melakukan "perlawatan" ke Sulawesi, terutama
Makassar dan Donggala dalam waktu dekat ini. Menurut sang jubir,
Presiden sangat berkeinginan menjumpai rakyatnya dimanapun berada, agar
supaya semuanya bisa "berjuang tapi tetap santai, bisa tetap tersenyum
ramai-ramai, karena harapan masih ada…." /dM


Sun Aug 5, 2007 4:48 am
 
[http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_closed_dna.gi\
f]  Show Message Option    View Source
<http://tv.groups.yahoo.com/group/naratamatv/message/6116?source=1&var=1\
&l=1>
Use Fixed Width Font
<http://tv.groups.yahoo.com/group/naratamatv/message/6116?var=0&l=1>
Unwrap Lines
<http://tv.groups.yahoo.com/group/naratamatv/message/6116?unwrap=1&var=1\
&l=1>
"indiejazz_inc" <[EMAIL PROTECTED]> indiejazz_inc
<http://profiles.yahoo.com/indiejazz_inc>
  [Offline]  Offline <ymsgr:sendIM?indiejazz_inc>
  [Send Email]  Send Email
<http://tv.groups.yahoo.com/group/naratamatv/post?postID=DqZXcCz0qDHbQn_\
_odF9dvntJPC-X61Fkc4rbKH4CsYE-SuVMectMWV0oX_amOVQlFhDs20pD43AlVIL07ImDN4\
xaX1p1KTQ-EG7XFYcHNfHuw>


Kirim email ke