Dear Pak Hafsah,

Cendikiawan Muslim memang benar-benar ilmuwan kok.
Kamu bisa melihat salah satu putra terbaik bangsa yang sebagai pendiri
Islamic Academy of Sciences di sini
http://id.wikipedia.org/wiki/Samaun_Samadikun.

Sayangnya beliau telah meninggal dunia beberapa hari yang lalu.
FYI, sebagai tambahan, beliau pernah membuat sensor tekanan darah yang
dimasukkan ke kapiler darah dan telah mematenkannya di Amerika Serikat sana
dan dia salah satu murid dari William Shockley yaitu penemu Transistor.

Jadi, mohon pernyataan anda di koreksi ya.

Terima Kasih



On 11/10/06, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Cendekiawan Muslim Bukanlah Ilmuwan Melainkan Agamawan!

Cendikiawan Muslim bukanlah scientist melainkan ulama yang mencatut
nama science untuk menipu umatnya agar bisa mempertahankan iman
kepercayaan baik dalam menyebarkan agamanya maupun meningkatkan
keimanannya sehubungan begitu luasnya penemuan2 ilmu pengetahuan yang
sama sekali bertentangan dengan ajaran2 agama Islam maupun agama lainnya.

Demikianlah ilmu pengetahuan merupakan ancaman bagi perkembangan agama
Islam dan agama2 lainnya. Wajar kalo para ulama baik Islam maupun
Kristen berusaha menyusup dan mencatut nama science untuk menopang
kebohongan kepercayaan mereka.

Pada dasarnya, ilmu pengetahuan sama sekali netral bukan milik agama
atau pun kepercayaan manapun juga, sehingga kalo ada ilmuwan yang
dengan secara langsung atau tidak langsugn mempropagandakan dakwah
agama apapun juga, maka mereka itu bukanlah ilmuwan melainkan agamawan
yang sangat tidak etis, tidak jujur, dan amoral.

Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan berlandaskan observasi,
analisis, maupun experiment dimana kesemua kegiatan ini harus terlepas
dari subjectivitas persepsi perasaan, kepercayaan, maupun angan2 para
penelitinya. Penelitian Psikology membuktikan, bahwa sebuah kursi
bisa terlihat seperti macan kalo seseorang dihipnose, kesemuanya itu
hanyalah karena persepsi indera yang bisa berubah akibat brainwash
kepercayaan. Hal inilah yang dilakukan oleh ideologi komunis.

Dibawah ini satu contoh bagus dari seorang Cendekiawan Muslim yang
merupakan anggauta scientist Indonesia dibawah ahli Indonesia yang
bernama Prof. Dr. Habibie, anda bisa menyaksikannya betapa absurdnya
orang ini bisa menjadi seorang scientist di Indonesia yang bahkan
dasar2 science yang paling dasar sekalipun tersesat beliau
memahaminya. Wajar ya, kalo produksi pesawatnya berhasil selesai,
bisa terbang kemudian jatuh tanpa mengerti sebab2nya kecuali kemauan
Allah, tapi agar kelihatan scientifik, kata2 Allah itu diganti dengan
"cuaca", semua pesawat Habibie jatuh karena "cuaca"

Silahkan pembaca menikmati bagaimana parahnya pendidikan di Indonesia,
dan lebih mengenal kayak apa yang namanya scientist di Indonesia yang
untuk ukuran Amerika hanya tergolong supir taksi.

Kirim email ke