SAYUR EMAS Cerita Tentang Persahabatan Hakim Agung dengan Tukang Sayur Penulis : M. Farhat Abbas & Mustofa B. Nahrawardaya Tebal : xix, 151 halaman Ukuran : 120 x 200 mm ISBN : 979-421-835-9 Harga : Rp 29.000,- Cetakan Pertama : Penerbit Koekoesan, Mei 2007.
Berkisah tentang persahabatan antara seorang Hakim Agung dengan kuli panggul sayur bernama Sudjud, yang tinggal di Sumur Batu. Sayur Emas lahir dari sindiran sekaligus hinaan seorang Kajari pada Sudjud, juga pada sahabat Sudjud yang tak lain adalah Hakim Agung. Kisah Sayur Emas berawal saat Sudjud terjaring dalam sebuah operasi pembersihan judi di pasar Sumur Batu dengan Barang Bukti (BB) 58 ribu rupiah. Mendengar kabar perihal penyelesaian perkara Sudjud yang selalu diulur-ulur, Hakim Agung terpanggil hendak membantu sahabatnya itu, sama sekali tidak bermaksud meringankan hukuman atau membebaskan Sudjud, tapi hanya berusaha agar kuli panggul sayur itu memperoleh hukuman yang setimpal, agar Sudjud benar-benar memperoleh ganjaran yang seadil-adilnya. Celakanya, keterlibatan Hakim Agung dalam perkara Sudjud, membuatnya ditertawakan Dalam lika-liku perjalanan Sudjud mencari keadilan, penulis mengawalinya dengan sekapur sirih yang ditulis langsung oleh Abbas Said sang Hakim Agung, yang menggambarkan potret keadilan yang menstimulasi perubahan total pada diri Ardani, pelaku pencurian, untuk tidak mengulangi kembali perbuatan itu. Ini terjadi setelah Ardani merasakan vonis yang dijatuhkan hakim benar-benar setimpal dengan perbuatannya. Penulis juga menambahkan sejumlah cerita lain. Diantaranya, Kisah Kucing Homo yang berkisah tentang lesbi, homo, serta pedofilia. Mimpi bertemu Tommy Winata. Cerita tentang Ketua MA, Bagir Manan, sosok Hakim Agung, Abbas Said, dan cerita-cerita unik lainnya, yang semuanya bermula dari Sumur Batu. ================================================ M. Farhat Abbas: "Buku Sayur Emas ini saya tulis untuk dan sebagai hadiah buat siapapun yang menempati kursi nomor satu di negeri ini, untuk dibaca, untuk tahu bahwa kisah Sayur Emas adalah kisah tentang rakyatnya. Agar pemilik kursi nomor satu lebih dekat dengan rakyatnya." Mustofa B. Nahrawardaya: "Untuk pertamakalinya setelah pensiun dari dunia jurnalistik, tiba- tiba saya harus kembali terjun ke lapangan, melakukan wawancara, investigasi, dan 'interogasi' terhadap beberapa narasumber. Serasa menjadi wartawan kembali. Bedanya, saat menjadi wartawan dulu, kita tidak boleh ikut terbawa emosi narasumbermenangis, misalnya. Tapi, kali ini saya tidak bisa menahan tangis ketika harus berhadapan dengan kenyataan hancurnya sebuah keluarga miskin di sudut ibukota. Kalau pun hancurnya sebuah keluarga disebabkan oleh perbuatan jahat yang berat, mungkin dapat dimaklumi. Ini hanya karena iseng-iseng main judi dengan barang bukti Rp. 58.000. Farhat rupanya sangat jeli memilih penggalan cerita dari kasus yang benar-benar pernah ada." ================================================ PENERBIT KOEKOESAN Jl. K.H. Ahmad Dahlan V No.10 Kukusan, Depok 16425 Indonesia Ph: (62-21) 7869883 Fax: (62-21) 78893410 Layanan SMS : 08888 591 100 Email: [EMAIL PROTECTED] www.penerbitkoekoesan. com