----- Original Message ----- 
From: nesare
To: tionghoa-net@yahoogroups.com
Sent: Friday, 16 February, 2007 9:57
Subject: RE: [t-net] Re: Dewan Revolusi 1965 dan 2007=>Nesare #52035


Detailnya Peristiwa May 1998, dari hari ke hari, bahkan beberapa jam yang 
menentukan sebelum peristiwa itu terjadi, bisa kita baca
dari biografinya Habibie dan biografinya Wiranto. Prabowo datang ke istana 
dengan niat dan keinginannya itu dijelaskan oleh Habibie.
Lalu bagaimana posisi Prabowo (Pangkostrad waktu itu) secara mendadak sekali 
dicopot oleh Wiranto (Panglima TNI waktu itu), dan
diganti oleh Johny Lumintang, lalu bagaimana Pangkostrad Johny Lumintang 
cuma bertugas beberapa jam langsung diganti Jaja Suparman,
itu bisa kita ikuti dari koran-koran bulan Mei 1998. Dari copot-mencopot 
panglima Kostrad yang berlangsung begitu cepat, dan ini
belum pernah terjadi sebelumnya, kita sudah bisa duga memang sedang ada 
pertikaian intern di dalam tubuh AD waktu itu.  Itu satu
faktor, atau latar belakang, yang penting sekali dalam Peristiwa Mei 98.

Seandainya tidak ada pertikaian intern, seluruh jajaran AD kompak dalam satu 
komando, mana mungkin terjadi? Mana mungkin bisa
terjadi ada ratusan toko dibakar, ratusan wanita diperkosa, ribuan orang 
mati, terjadinya cuma beberapa km atau relatif tidak jauh
dari istana. Itu hanya mungkin terjadi karena pas kejadian memang nggak ada 
tentara dan polisi. Kenapa bisa nggak ada, yah kita
mesti tanya pada dua orang. Pertama pada Pangkostrad Letjen Prabowo dan 
kedua pada Mayjen Syafri, Pangdam Jaya waktu itu. Karena
cuma dua panglima itu yang bener-bener punya pasukan di Jakarta. Cuma mereka 
yang bisa mengerahkan ribuan tentara, puluhan
tank-tank, puluhan panser, bisa koordinasi dengan macam-macam alat 
perhubungan yang canggih, punya jaringan intel yang tersebar
seluruh kota, dsb, dsb. Semua perlengkapan itu mereka punya untuk 
mempertahankan ibu kota Jakarta. Jadi pasti mereka yang paling
tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan dengan begitu juga kedua orang itulah 
yang sebenarnya paling bertanggung jawab.

Memang bener nggak ada pengadilan yang sudah membuktikan Prabowio di balik 
Peristiwa Mei 98. Pengadilannya memang tidak ada. Tapi
banyak orang yang pikir memang dia yang bertanggung jawab. Dalam Wikipedia 
dikatakan, "The scope of Prabowo's personal involvement
in the use of brute force, during the Suharto regime's last-ditch attempt to 
stop the 1998 pro-democracy reform movement, was never
clarified in any court of law or authoritative investigation. The probes 
conducted in Indonesia by a human rights panel led by
Attorney-General Marzuki Darusman were "unable to find conclusive proof 
against him".

Nevertheless, in 2000, Prabowo "made legal history" as being the first 
person denied entry to enter the United States under the
provisions of the United Nations Convention against Torture and other Cruel, 
Inhuman or Degrading Treatment or Punishment. A senior
US official told The Sunday Times that a major reason for that decision - 
"taken after considerable deliberations" -was "a
reasonable belief that [Prabowo] was involved in the riots which devastated 
Jakarta in 1998" and that "witnesses had testified to
his involvement in torture and the organizing of rapes during the May riots, 
both being crimes covered under the [UN]
convention".[3] (Previous to the 1998 revolution, Prabowo had been welcome 
in the US, and his son was studying in Boston.)"
http://en.wikipedia.org/wiki/Prabowo

Korps Marinir tidak berada di bawah Pangkostrad dan satu Brigade Marinir 
memang selalu bertugas di Jakarta (Cilandak). Yang bisa
menggerakkan Marinir, misalnya mendatangkan Brigade lain yang ada di 
Surabaya, itu cuma Panglima TNI. Waktu itu, ya Wiranto.
Siapapun pada bulan Mei 1998 itu tahu bahwa Prabowo punya banyak pendukung 
di kalangan Kopassus. Nah, kalau Wiranto mau menggeser
dia, yang bisa dia andalkan cuma Korps Marinir itu. Kopasus itu jadi punya 
nama besar sejak pembunuhan massal 65, dalam operasi di
TimTim, dsb. Tapi sayangnya yang dijadikan musuhnya itu kan rakyat yang 
nggak bersenjata. Sedangkan Marinir ini kan memang
bener-bener tentara yang dilatih perang. Marinir memang bisa perang dan 
mereka memang punya tank, punya panser, dsb. Jadi memang
Wiranto pakai Marinir untuk mengimbangi kekuatan  Prabowo dengan kopasusnya.

Kenapa warga Tionghoa yang dijadikan sasaran, saya rasa itu jelas kalau 
melihat latar belakangnya. Gerakan mahasiswa selama
April-Mei itu sudah meluas sekali di seluruh Indonesia. Terutama memang di 
Jakarta, di kota itu gerakan mahasiswa bisa menurunkan
puluhan ribu mahasiswa dan memang didukung oleh penduduk/rakyat Jakarta. 
Tetapi bukan hanya di Jakarta saja, di seluruh kota-kota
besar sudah ada gerakan mahasiswa yang memang mendapat dukungan dari kelas 
menengah di kota-kota. Peristiwa Semanggi dan Trisakti
itu membuat kelas menengah marah. Karena yang dibunuh itu kan mahasiswa dari 
sekolahan elitenya Jakarta seperti UI, Trisakti dan
Atmajaya. Mereka anak-anak orang elitenya Jakarta. Yang sudah dibunuh ini 
bukan rakyat di desa-desa di pedalaman Aceh atau Papua
lagi. Karena sadar rakyatnya sudah marah, kemarahan itu mau dibelokkan ke 
... siapa lagi, kalau bukan Tionghoa? Ini lagu lama.

Diluar mahasiswa, ada kepentingan kelompok lain yang aktif seperti Kelompok 
Ciganjur (GD, Mega, Amin, Sultan), ada juga kelompok
Rektor-rektor, dll. Tetapi yang paling kelihatan di jalan-jalan itu kan 
gerakan mahasiswa. Semuanya waktu itu konsisten sekali,
nggak pakai kekerasan. Semuanya! Malahan sebagian militer waktu (kelompok 
Wiranto, SBY, Agus WK, dll) itu yang ngajak-ngajak, "Kita
dialog yook...!" Kita masih ingat bahwa mahasiswa mengeluh2kan marinir yang 
berdiri disebelah mereka. Jadi rejim sekarang jangan
lupa akan jasanya mahasiswa dalam menumbangkan Orba. Hanya sayangnya agenda 
para mahasiswa itu berhenti disitu saja. Pahlawan tanpa
nama itu adalah gerakan politik yang tanpa pamrih, berani, idealis, penuh 
pengorbanan. Ini tidak bisa dilupakan. Adapun kelompok Gud
Dur, Mega, Amin Rais dll itu adalah kelompok yang lebih siap untuk menimba 
hasilnya...tetapi sekali lagi yang berkorban itu adalah
para pahlawan tanpa nama itu: mahasiswa.

Salam,
nesare


-----Original Message-----
From: tionghoa-net@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Behalf Of Liquid Google
Sent: Wednesday, February 14, 2007 12:37 PM
To: tionghoa-net@yahoogroups.com
Subject: Re: [t-net] Re: Dewan Revolusi 1965 dan 2007=>Nesare #52035


Kejadian May 98, tanpa saya bertanya kepentingan TiongHua karena bagi
saya kejadian may 98 adalah tragedy bersifat negara/bangsa bukan etnis
walaupun pasti ada yang dikorbankan. Polemik antara Soeharto, Habibie,
Wiranto, & Prabowo, knape bisa cang Arto jatoh dari bangku empuknye, siape
yang diblakang layar & gimane jalan ceritanye?
Knape marinir & kopasus tegang disaat itu?
Knape buku Habibie bikin ribut para petinggi2 tersebut?
Istilahnye Knape Jakarta bisa kacau disaat cang Arto keluar negri?
Banyak yang menuduh militer yang ngebakar Jakarta saat itu, saya ga percaya,
tapi menurut sumber yang anda tau apakah militer yang ngebakar Jakarta saat
itu atau emang ada kepentingan kelompok laen yang melibatkan militer?
Prabowo menurut anda yang menculik mahasiswa, tapi kejadian May'98 disaat
Jakarta kacau, kate gosip Wiranto lagi di Jawa-tengah ngeresmiin pabrik,
knape die bersikap seperti itu?

Saya hanya sedikit tau informasi untuk soal ini, tapi itupun masih berupa
sketsa.... & tolong kalo bisa kasih rujukan sumber2 dari mane anda tau
mislnye website or buku ape gitu.... biar saya bisa lebih jelas.... (kalo
bisa sumbernye yang dalem bahasa indonesia, bahasa linggis saya jeblok abis)

Sorry kalo sebelumnye anda pernah bahas, karena kemaren2 saya lagi sakit
tenggorokan....

----- Original Message -----
From: "nesare" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <tionghoa-net@yahoogroups.com>
Cc: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, 15 February, 2007 09:45
Subject: RE: [t-net] Re: Dewan Revolusi 1965 dan 2007=>Nesare #52035

> Liquid:
> Knape taon 65 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan TiongKok,
> maksud saya atas dasar or alesan ape?
>
> nesare:
> Konteksnya Perang Dingin: Blok Barat lawan Blok Timur dan bagaimana Bung
> Karno (BK) melihat perkembangan itu di kawasannya. Mulai dengan Non-Blok,
> Nefos, Konfrontasi.
>
> Pada jaman BK mula-mula, setelah merdeka, Indonesia menjalankan politik
> Non
> Blok. Nggak mau ikut siapa-siapa, mau jalankan politik saling menghargai
> dan
> saling membantu sesama negara Asia Afrika (AA) sesuai dengan Dasa Sila
> Bandung yang dirumuskan dalam KAA-55. Tapi setelah PRRI/Permesta 1957/58,
> Indonesia dikepung, dibom, pemberontakan disponsori AS, dropping senjata,
> dll, pemikiran BK berobah. Dalam 'worldview'nya bukan lagi ada Blok Barat,
> Blok Timur dan Non-Blok. Tetapi cuma ada dua kekuatan: yang lama (old
> established forces) melawan yang baru (new emerging forces).
>
> Setelah mengalami sendiri pemberontakan, dsb, menurut BK di dalam Blok
> Timur
> juga ada kekuatan yang justru pro kapitalis, pro neo kolonial, pro
> imperialis, pro feodal, dsb. Dan dalam Blok Barat juga ada kekuatan yang
> setuju dengan ide-ide anti imperialis, anti kolonialis, anti feodalisme,
> pro
> sosialisme, dsb. Jadi yang dia sebut dengan Oldefos vs Nefos adalah 'isi'
> (cita-cita, semangat), bukan lagi 'posisi'nya (di Barat atau di Timur).
> Tapi
> secara garis besar dia masih lihat di Blok Timur itu lebih banyak
> pro-Nefosnya. Lalu memang dia menjalin hubungan lebih akrab dengan RRT,
> Vietnam, Kamboja, KorUt, dsb. Lalu bikin Ganefo, merencanaakan Conefo,
> dsb.
>
> Setelah pembunuhan massal 1965, pemerintahan Orba mulai dan Orla jatuh
> membuat wajah politik Indonesia berobah total. Dari anti Nekolim, pro
> Nefos
> menjadi pro-Nekolim, anti Nefos. Perlu diingat politik RRT waktu tahun
> 60an
> masih sangat konfrontatif terhadap Barat, tertutup, menyendiri, berbenah
> sampai Deng tampil dan ambil alih pemerintahan lalu sedikit demi sedikit
> membuka diri setelah selesai berbenah dalam negeri. Hubungan dengan RRT
> diputuskan oleh pemerintahan Suharto setelah Orba menang. Konsekwensinya
> kelihatan, sekolah sekolah Tionghoa ditutup, nasionalisasi gedung2
> sekolah,
> yayasan2 sampai perusahaan2. Sampai sekarang masih banyak gedung
> berperkara
> karena "ambil alih" sepihak" ini.
>
> Liquid:
> Ape ga ada motiv laen selaen motiv ekonomi untuk kejadian taon 65 yang
> diprakarsai oleh Amrik? Kepentingannye di Taiwan & Korsel?
>
> nesare:
> Konteksnya juga Perang Dingin. Yang dianggap ancaman paling besar adalah
> RRT
> yang sejak akhir 1949 dikuasai Mao dkk. Sekutu AS paling penting di Asia
> adalah Jepang, Korsel dan Taiwan. Ketiganya sangat miskin dengan sumber
> alam. Para sekutu itu hanya bisa dikembangkan dengan memakai sumber-sumber
> alam dari Indonesia (ingat Indonesia adalah negara yang besar dan kaya
> sumber daya alam). Tidak ada pilihan lain. Cuma kekayaan alam Indonesia
> yang
> bisa mengembangkan ekonomi sekutu-sekutunya. Hutan, lautan, minyak dan
> gas,
> barang tambang, itu cuma bisa didapat di Indonesia. Faktor faktor seperti
> masyarakatnya masih relatif kurang pendidikan, miskin membuat usaha
> penguasai sumber daya alam ini menjadi relatif mudah.
>
> Jepang, Korsel, Taiwan itu dipakai sebagai pangkalan militer, pangkalan
> inteljen, dsb, untuk mengepung RRT. Seperti NATO di Eropa dipakai untuk
> mengepung Soviet. Bedanya di Eropa, perkembangan ekonominya dipicu dengan
> Marshal Plan (bantuan US untuk negara kalah perang di Eropa). Cuma di
> Eropa
> ada program 'bantuan' puluhan miliar dollar. Dan sebagian dari bantuan itu
> dipakai untuk menguasai kembali jajahan Eropa seperti Perancis di
> Indochina
> (Vietnam, Kamboja, Laos) dan Inggris di Malaya, Serawak, dll.
>
> Liquid:
> Sekarangpun perang masih berkecamuk didunia yang masih dipelopori oleh
> Amrik si Biang Ribut, sekarang ini selaen motiv ekonomi, ada ga motiv
> laen?
> Karena Amrik bisa dibilang satu-satunye super power dunia!
>
> nesare:
> Selama Perang Dingin motif ekonomi memang diselimuti dengan propaganda
> ideologi kapitalis (pasar bebas, demokrasi, dsb). Tapi kalau selimutnya
> disingkap, yang akan kelihatan adalah kepentingan ekonominya. Sekarang
> juga
> gitu, kan. Selimutnya itu clash of civilization (bentrokan peradaban), war
> on terror (perang lawan teror) dsb. Dalam jangka panjang kalau US memiliki
> niat menyatukan dunia ini dibawah tangannya (keinginan satu dunia satu
> negara), dapat dijelaskan bahwa faktor non ekonomis (penyatuan dunia dalam
> satu pemerintahan) ini adalah jawaban pertanyaan anda. Tetapi sekarang ini
> yang jelas dilihat negara berkembang dan terutama negara miskin adalah
> "penghisapan". Ini juga yang menjelaskan kenapa ada ketidakpuasan dari
> kalangan Islam.
>
> Liquid:
> Bentrok di tubuh TNI seperti kata anda (yang saya tanggep) itu bentrok
> kepentingan golongan atau bentrok Politik? Kalo politik knape cang Arto
> masih memakai dwi Fungsi ABRI & aman2 aje sampe taon 98?
>
> nesare:
> TNI itu isinya macem-macem, kita sudah sering bahas ini. Pikiran para
> perwiranya macem-macem juga. Kecendrungan politik di dalamnya juga
> macam-macam. Pak Harto memainkan kartu 'madu' dan 'racun,' kan? Madunya
> itu
> korps perwira yang setia pada dia dibikin kaya raya dengan HPH, konsesi
> ini-itu, jadi direktur konglomerat, bisnis tentara digedein, dsb.
> Racunnya,
> ya mesti ikut maunya dia. Yang nggak mau ikut, mati atau masuk bui. Dan
> banyak sekali prajurit maupun perwira yang dibunuh atau masuk bui. Bukan
> karena mereka pro-PKI. Tapi karena nggak mau nurut, nggak percaya, dsb.
> Ingat saja nasibnya Mayjen Hartono (mantan komandan KKO yang mati,
> kabarnya
> memang ditembak), Nasution, Ali Sadikin, Dharsono, dan beberapa perwira
> dalam Petisi-50, dsb.
>
> Pendapat dengan Dwi fungsi negara aman itu bisa dianggap premis. Masih
> perlu
> diuji, didiskusikan. Opresi militer atas peristiwa Tanjung Priuk, Lampung,
> Timtim dst itu apakah berhasil? Apakah aman? Bung betul aman pada saat
> dibredel pake' senjata tetapi setelah itu? Setelah rakyat sadar sedikit
> demi
> sedikit 'kan orang2 pada ngamuk: Dharsono ngamuk, orang2 Timtim minta
> merdeka dst.
>
> Salam,
> Nesare






# Mohon bersikap bijak dan pakailah selalu bahasa yang santun dalam 
berpendapat #

Subscribe : [EMAIL PROTECTED], Unsubscribe : 
[EMAIL PROTECTED]

Motto : Persahabatan, Perdamaian dan Harmoni
Yahoo! Groups Links



Kirim email ke