Buruk muka cermin dibelah... Hare gene apa paham komunis masih laku? Kalau ga 
mau rakyat jadi komunis ya jangan dibuat miskin dan dibuat bodoh dong... Negara 
yang ngaku komunis aja sebenernya kapitalis sekarang... Atau ternyata 
"kekuatan" agama sendiri ga bisa dipercaya sanggup nahan hati dan pemikiran 
dari hal-hal yang dianggap "negatif"?

===================================================================

Rabu, 13 Desember 2006
Kontras Desak Insiden Hari HAM di Surabaya Ditindak
M. Rizal Maslan - detikcom

Jakarta - Peringatan Hari HAM dan Anti-traficcking di Surabaya 12 Desember 
kemarin dibubarkan massa yang mengatasnamakan Front Anti-komunis. Kontras pun 
mendesak penegak hukum menindak insiden tersebut.

"Akhir-akhir ini perilaku dengan dalih komunisme semakin mengkhawatirkan. 
Alasan itu sering digunakan pemerintahan Orde Baru untuk meredam aspirasi 
masyarakat," jelas Koordinator Kontras Usman Hamid, di kantor LBH Jakarta, Jl 
Mendut, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2006).

Karena itu, pemerintah diminta segera mengambil langkah-langkah untuk 
menghentikan perilaku sewenang-wenang oleh kelompok terorganisir yang melakukan 
tindak premanisme.

Hari HAM yang diselenggarakan Jaringan HAM di Surabaya itu menggelar sejumlah 
kegiatan seperti lomba majalah dinding, poster, pentas seni, dan pemutaran film 
dokumenter tentang Marsinah, Munir, dan Shadow Play.

Saat acara berlangsung, tiba-tiba 100 orang yang mengatasnamakan anti-komunis 
dan membawa bendera Front Pembela Islam (FPI) berteriak-teriak dan membubarkan 
acara tersebut. Bahkan mereka mengambil sejumlah film dokumenter yang isinya 
diduga mendiskreditkan TNI dan Islam.

Peristiwa yang sama juga terjadi di Bandung, saat digelar acara diskusi tentang 
gerakan marxisme, yang diadakan Toko Buku Ultimus, Serikat Komunitas Rumah Kiri 
Bandung, dan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pasundan 
pada 11 Desember.

Saat itu acara diskusi dibubarkan oleh petugas dari Polwiltabes Bandung. 
Sejumlah orang tak dikenal pun datang dan menanyakan perihal acara dan buku 
tentang komunis yang diproduksi Ultimus.

Menurut Usman, selama ini aparat keamanan terlihat membiarkan beredarnya 
anjuran untuk berhati-hati terhadap ancaman komunisme. Bahkan aparat melarang 
kegiatan yang berbau komunisme. Tindakan yang dilakukan oleh kelompok 
terorganisir dan aparat keamanan tersebut dinilai meresahkan dan mengancam rasa 
saling percaya dalam masyarakat.

"Kasus seperti di atas menunjukkan bagaimana aparat, ormas, dan kelompok 
terorganisir masih terjebak dengan isu-isu komunisme di tengah arus kebebasan 
dan keterbukaan informasi. Hal ini mengancam demokrasi," imbuh Usman.

Karena itu, Kontras meminta negara menjamin hak-hak warga negara untuk bebas 
mengeluarkan pendapat sesuai konstitusi. Aparat penegak hukum juga harus 
menjalankan tugasnya secara konstitusional dengan melindungi hak warga negara 
dan menindak kelompok yang dianggap meresahkan. (nvt/nrl)

 
"Yesterday we obeyed kings and bowed our necks before emperors. But today we 
kneel only to truth..."
-- Kahlil Gibran


 
____________________________________________________________________________________
Want to start your own business?
Learn how on Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/r-index

Kirim email ke